Kamis, 09 Juni 2011

Buku Jingga

PENGENALAN PASKIBRAKA

PENDAHULUAN
Paskibraka adalah salah satu organisasi pemuda.
Apa yang dimaksud dengan organisasi ?
Organisasi adalah wadah berkumpulnya orang-orang yang melaksanakan proses kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
SEJARAH
Pengibar bendera pusaka yang pertama adalah bapal Latief Hendraningrat dan Suhud S. Menjelang HUT kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke-2, presiden Soekarno memanggil salah satu ajudannya yaitu Bapak Mayor (L) Husein Mutahar untuk bertugas menyiapkan dan memimpin upacara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-2 dihalaman istana presiden Gedung Agung Yogyakarta tanggal 17 Agustus 1946.
Gagasan yang ada dalam benak beliau adalah bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, maka pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh para pemuda se-Indonesia. Kemudian beliau memilih 5 orang pemuda sebagai simbol Pancasila, 3 orang putri dan 2 orang putra. Salah satunya adalah Titik Dewi pelajar SMA Sumatera Barat yang tinggal di Yogyakarta. Formasi pengibaran tersebut dilakukan juga pada tahun 1947 dan tahun 1948.
Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia untuk pertama kalinya dilaksanakan di Istana Negara Jakarta tanggal 17 Agustus 1950 yang mana regu-regu pengibaran bendera ditentukan dan diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan.
Tanggal 5 Agustus 1966 Bapak Husein Mutahar menjadi Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Layihan Pandu Indonesia/ Ditjen UDAKA, yang salah satu kegiatannya adalah latihan Pandu Iindonesia ber- Pancasila, sempat dua kali diadakan yaitu 1966-1967, kemudian diujicobakan untuk kurikulum pembinaan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka tahun 1967, dengan menggunakan Sistem Pendekatan Keluarga Bahagia yang penerapannya berupa Desa bahagia.
Tahun 1967 H. Mutahar dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk menyiapkan pelaksanaan pengibaran Bendera Pusaka pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia dengan ide dasar tahun 1946, maka beliau mengembangkan menjadi 3 kelompok:
· Kelompok 17 Pengiring (pemandu)
· Kelompok 8 Pembawa (Inti)
· Kelompok 45 Pengawal
Kelompok ini melambangkan/ bermakna hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
Tahun 1967 sampai dengan 1972 anggota yang terlibat dalam pengibaran Bendera Pusaka disebut Pasukan Pengerek Bendera Pusaka (PASERAKA).
Pada tahun 1973 Bapak Idik Sulaeman melontarkan nama Pasukan Pengibar bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
PENGERTIAN
PASKIBRAKA adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
Satu pasukan pemuda dari seluruh Indonesia yang mewakili propinsi dengan jumlah 54 orang, bertugas untuk mengibarkan dan menurunkan Bendera Pusaka, atau pemuda perwakilan daerah tingkat I dan daerah tingkat II untuk bertugas didaerahnya masing-masing.
DASAR
Rasa senasib, sepenanggungan dan seperjuangan
Rasa persaudaraan dan kekeluargaan
Rasa persatuan dan kesatuan menuju pertahanan dan ketahanan
MAKSUD
Diadakannya PASKIBRAKA adalah untuk menumbuhkan kembali jjiwa pandu, yang mana bila dia pandu adalah:
· Pembuat karya
· Pelopor perjuangan bangsa
· Pemacu semangat
· Pertahanan negeri
· Pembentuk persaudaraan
· Pembentuk persatuan dan kesatuan pemuda
· Jiwa pandu yang tercermin dari bara api yang dibentuknya, bara api itu semakin membara apabila dipadukan seluruhnya dan ia akan membentuk satu jiwa, yaitu jiwa KORSA
- Berani - Disiplin
- Kritis - Bertata krama
- Kreatif - Non-pribadi
- Dan sebagainya
TUJUAN
Membentuk pemuda yang bermental baik
Membentuk persaudaraan antara pemuda
Menjadikan pemuda sebagai pelopor dan pandu ibu pertiwi










PEMAHAMAN MAKNA LAGU MARS PASKIBRAKA

PENDAHULUAN
Mars Paskibraka merupakan lagu yang wajib dihapal, setiap anggota paskibra dan calon anggota paskibra harus dapat menyanyikan dengan baik dan benar.
Selain dari itu, Mars Paskibraka ini banyak mengandung makna yang dapat kita ambil sebagai wawasan seorang anggota Paskibra dalam menjalankan tugas pokok dan tugas sucinya.
MAKNA LAGU
Makna-makna lagu yang terkandung dalam Lagu Mars Paskibraka antara lain:
Paskibra memiliki tugas pokok menyebarluaskan perlakuan terhadap Merah Putih melalui Tata Upacara Bendera disekolah dan memiliki tugas suci menegakkan dan mempertahankan berkibarnya sang Merah Putih.
Paskibra adalah pemuda pelajar yang mampu menedalani dan diteladani oleh pemuda pelajar lainnya dalam perkataan, sikap dan tingkah lakunya sehari-hari.
Menurut perintah selalu kepada pembina dan pelatih antara lain adalah: orang tua, bapak ibu guru, PPI dan setiap orang yang lebih tua yang mampu meneladani.
Selalu siap ditugaskan apapun, kapanpun, dimanapun, yang sesuai dengan disiplin.
Tidak mudah terhasut orang lain.
Rela berkorban dan tanpa pamrih.
Menjunjung tinggi persatuan dan kekeluargaan.
Makna-makna diatas harus selalu diresapi kemudian dijalankan sebgai kewajiban pribadi seorang anggota Paskibra.



MAKNA LAMBANG ANGGOTA PASKIBRAKA







Setangkai bunga teratai yang mulai mekar dan dikelilingi oleh sebuah gelang rantai, yang mana mata rantainya berbentuk bulat dan belah ketupat, berjumlah 16 mata rantai bulat dan 16 mata rantai belah ketupat.
Makna dari bentuk lambang tersebut adalah:
Lambang berupa bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang diatas air, hal ini bermakna bahwa anggota Paskibraka adalah pemuda yang tumbuh dari bawah (orang biasa) dari tanah air yang sedang berkembang dan membangun.
Bunga teratai berdaun 3 helai tumbuh keatas (mahkota bunga), bermakna belajar, bekerja, dan bergembira.
Bunga teratai kelopak bunga 3 helai mendatar bermakna aktif, disiplin dan bergembira.
Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi muda Indonesia yang ada diberbagai pelosok penjuru (16 penjuru angin) tanah air.
Rantai persaudaraan ini tanpa memandang asal suku, agama, status sosial, dan golongan, akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan sebangsa yang kokoh dan kuat. Sehingga mudah menangkal bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat ketahanan nasional, melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang telah tertanam dalam dada setiap anggota Paskibraka.



MAKNA
paskibraka dilatar belakangi oleh bendera Merah Putih yang berkibar ditiup angin dan 3 garis horizon atau awan.
Makna dari bentuk dan gambar tersebut adalah:
Bentuk perisai bermakna “Siap Bela Negara” termasuk bangsa dan tanah air Indonesia, warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.
Sepasang anggota Paskibraka bermakna bahwa Paskibraka terdiri dari anggota putra-putri yang dengan keteguhan hati bertkad untuk mengabdi dan berkarya bagi pembangunan Indonesia.

LAMBANG KORPS PASKIBRAKA

Untuk mempersatukan Korps, untuk Paskibraka Nasional, Propinsi, dan Kabupaten/Kotamadya ditandai oleh lambang Korps yang sama, dengan tambahan tanda lokasi terbentuknya pasukan.
Lambang.
Lambang Korps Paskibraka sejak tahun 1973, dengan perisai berwarna hitam dengan garis pinggir dan huruf berwarna kuning: PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA dan tahun 19…(diujung bawah perisai) berisi gambar (dalam bulatan putih) sepasang anggota
Bendera Marah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan utama yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia termasuk generasi mudanya, termasuk Paskibraka.
Garis Horizon atau awan 3 garis menunjukkan ada Paskibraka di 3 tingkat, yaitu Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kotamadya.
Warna kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam hal ini perilaku dan sikap setiap anggota Paskibraka.

LENCANA MERAH PUTIH DAN GARUDA

Untuk lencana pengukuhan harian digunakan lencana Merah Putih dan Garuda, Merah Putih disebelah kanan dan Garuda disebelah kiri dengan warna dasar dari garuda sesuai dengan jenis latihannya.
Warna hijau untuk Latihan PERINTIS PEMUDA
Warna merah untuk Latihan PEMUKA PEMUDA
Warna kuning untuk Latihan PENDAMPING PEMUDA
Warna abu-abu untuk Latihan PENAYA PEMUDA
Warna ungu untuk Latihan PENATAR KEPEMUDAAN
Lencana Pengukuhan ini dikenakan pada baju setinggi dada disebelah kiri (diatas satu kiri baju)

Skema Jenjang Latihan Kepemudaan
Penatar
Kepemudaan



Penaya
Kepemudaan



Pendamping
Pemuda



Pemuka
Pemuda



Perintis
Pemuda




PENGENALAN PASKIBRA KOTAMADYA BANDUNG


PENDAHULUAN
Apa yang dimaksud dengan organisasi ?
Organisasi adalah wadah berkumpulnya orang-orang yang melaksanakan proses kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Paskibra Kotamadya Bandung adalah salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan, misi yang diemban, maksud dan tugas pokok.
LATAR BELAKANG
Yang menjadi latar belakang didirikannya Paskibra Kotamdaya Bandung adalah keinginan untuk menyebarluaskan sikap seorang “Pandu Ibu Pertiwi yang ber-Pancasila” Paskibraka dikalangan Sekolah menengah di Kotamdya Bandung.
Keinginan Itu muncul setelah terpilihnya salah satu seorang putra Kotamadya Bandung yang bernama Dedy Dharmawan (putra Pak Dana Setia), siswa asal SMA Negeri 5 Bandung sebagai utusan Jawa Barat ke Paskibraka tingkat Nasional pada tahun 1982.
LANDASAN YURIDIS
Paskibra Kotamadya Bandung didirikan pada tahun 1984 oleh Kepala Kandepdikbud Kotamadya Bandung yang pada saat itu dijabat oleh Bapak Drs. Dana Setia.
Surat keputusan yang melandasi berdirinya Paskibra Kotamadya Bandung adalah:
· Surat Keputusan No. 0615/II.02.11/E.1.84
· Surat Keputusan No. 0616/II.02.11/E.1.84
· Surat Keputusan No. 0755/II.02.11/E.1.84,
tanggal 5 Juli 1984

PERKEMBANGAN SELANJUTNYA
Pada Tahun 1984 Kepala Kandepdikbud Kotamadya Bandung menugaskan Kang Dedy Dharmawan beserta tim dalam Eka Purna Paskibraka untuk membentuk Paskibra Sekolah, diawali SMA Negeri 8 dengan nama angkatan PIONER, diikuti oleh SMA Negeri 5 dengan nama angkatan MIYOTO beberapa bulan kemudian.
Pada tanggal 16 Agustus 1984 dilaksanakan pengukuhan anggota Paskibra Kotamadya Bandung yang pertama kali, bertempat di Balaikota Bandung.
Paskibra Kotamadya Bandung dalam perkembangannya selanjutnya sangat pesat sekali, hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah sekolah yang bergabung dengan Paskibra Kotamadya Bandung, yaitu:
Tahun 1985 bertambah 2 sekolah yang bergabung yaitu SMA Negeri 1 Bandung dan SMA Negeri 2 Bandung.
Tahun 1986 menjadi 11 SMA
Tahun 1987 menjadi 13 SMA
Tahun 1988 menjadi 30 SMA
Tahun 1989 menjadi 33 SMA
Tahun 1990 menjadi SMA
Tahun 1991 menjadi SMA
Tahun 1992 menjadi SMA
Tahun 1993 menjadi 58 SMA
Tahun 1994 menjadi 61 SMA
Tahun 1995 menjadi 65 SMA
TUJUAN
Berdasarkan Anggaran Dasar Paskibra Kotamadya Bandung Pasal 5 AD, Paskibra Kotamadya Bandung bertujuan:
Menghimpun dan membina para anggota agar menjadi warga negara Indonesia yang ber-Pancasila, setia dan patuh pada negara kesatuan Republik Indonesia dan menjadi Pandu Ibu Pertiwi.
Mengamalkan dan mengamankan Pancasila dan UUD 1945.
Membina watak, memelihara dan meningkatkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan, persatuan dan kesatuan mewujudkan kerjasama yang bulat dan jiwa pengabdian kepada bangsa dan negara, memupuk rasa tanggung jawab dan daya cipta yang dinamis serta kesadaran nasional di kalangan para anggota keluarga, sekolah dan masyarakat.
Membentuk manusia Indonesia yang mempunyai 3 kualitas pokok:
· Memiliki Ketahanan kejiwaan/mental (tangguh)
· Memiliki cukup pengetahuan dan kemahiaran teknis untuk dapat melaksanakan pekerjaannya (tanggap)
· Memiliki daya tahan fisik/ jasmani (trengginas)

MAKSUD
Berdasarkan Pasal 4 Anggaran Dasar PKB.
Paskibra Kotamdya Bandung didirikan dengan maksud memberikan wadah pembinaan generasi muda Kotamadya Bandung untuk berkomunikas, berkonsultasi dan koordinasi dalam menampung dan menyalurkan aspirasi anggota Paskibra Satuan, dimana Paskibra Kotamdya Bandung memiliki potensi dalam menunjang tercapainya tujuan Pendidikan Nasional.
TUGAS POKOK
Berdasarkan Pasal 21 Anggaran Dasar PKB.
Melaksanakan Tata Upacara Bendera di lingkungan sekolah, Kotamadya, Propinsi maupun Nasional.
Membantu pemilihan calon anggota-anggota Paskibra Kotamadya Bandung dan Calon Paskibraka di lingkungan Kandepdikbud Kotamadya Bandung.
Memasyarakatkan dan menyebarluaskan tata cara perlakuan yang baik dan benar terhadap sang Merah Putih.
Membantu membina generasi muda diseluruh strata masyarakat.
KEGIATAN-KEGIATAN
Berdasarkan Pasal 25 Anggaran Dasar PKB.
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Anggota Paskibra Kotamadya Bandung.
Kegiatan Pembinaan dan Latihan yang terdiri dari Latihan Paskibra Satuan (Latsat), Latihan Gabungan (Latgab), dan lain-lain, yang diatur dalam Peraturan Organisasi.
Kegiatan Rekreatif dan Variatif yang diatur dalam Peraturan Organisasi .


TEORI KEPEMIMPINAN

Pengertian/ Definisi
Proses mempengaruhi satu kelompok untuk mengarahkan usaha bersama guna mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan.
Seni dan Ilmu mempengaruhi orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
Salah satu dari sekian banyak definisi tentang kepemimpinan menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah “The Art of getting things done tought other people.”
Berikut inil adalah dasar kepemimpinan yang telah diletakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban baru , yang sesuai dengan fitrah manusia. Menurut Michael Hart yang dalam bukunya “Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah”, mengatakan bahwa “Muhammad tidak hanya memimpin agama semata, tetapi juga pemimpin duniawi. Dialah, Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun lingkup manusiawi.”
Lima tangga kepemimpinan, yaitu sebagai berikut :



1. Pemimpin yang Dicintai.
Anda bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi anda tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka
2. Pemimpin yang Dipercaya.
Seseorang yang memiliki itegritas tinggi adalah orang-orang yang dengan penuh keberanian dan berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai apa yang ia cita-citakan. Cita-cita yang dimilikinya mampu mendorong dirinya untuk tetap konsisten dengan langkahnya. Itegritas adalah sebuah kejujuran, kesesuaian antara kata-kata dan perbuatan yang menghasilkan kepercayaan.
3. Pembimbing.
Seorang pemimpin yang berhasil bukanlah karena kekuasaannya, tetapi karena kemampuannya memberikan motivasi dan kekuatan kepada orang lain. Seorang pemimpin bisa dikatakan gagal apabila tidak berhasil memiliki penerus. Menurut salah satu Hadist Rasulullah yang terkenal bahwa ada tiga hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan tingkatan ini :
1. Anak yang soleh, artinya sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Amal jariyah, artinya sarana dan prasarana.
3. Ilmu yang berguna.
4. Pemimpin yang Berkepribadian.
Orang-orang besar mendefinisikan bahwa sebuah kesuksesan adalah sebagai keberhasilan yang mereka rebut atas usaha diri mereka sendiri. Pemimpin tidak akan berhasil memimpin orang lain apabila dia belum berhasil memimpin dirinya sendiri. Pemimpin harus sudah menjelajahi dirinya sendiri dan mengenali secara mendalam siapa dirinya. Sebelum dia memimpin keluar, dia harus memimpin ke dalam.

5. Pemimipin yang Abadi.
Seorang pakar berpendapat, “Yang telah saya temukan selama bertahun-tahun adalah bahwa pada umumnya orang-orang hebat yang kita kenang adalah mereka yang paling berkenan dihati kita. Mungkin mereka adalah orang-orang jenius dan kreatif dan intuitif. Atau, mereka yang mempunyai kesungguhan hati dan keberanian. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kejujuran emosi (hati) dan tidak mau hidup dalam keoura-puraan. Mereka mempunyai kemauan untuk memperbaharui keadaan, mempertanyakan aturan-aturan yang membedakan golongan, untuk mengulurkan kasih sayang, atau untuk mengucapkan kata-kata ramah. Mereka mempunyai standar sendiri dalam hal integritas dan terus mencari makna-makna hidup yang lebih dalam.
Azas Kepemimpinan Rasulullah SAW : ( FAST )
F = Fathonah
A = Amanah
S = Shidiq
T = Tabligh
Berikut adalah cerita yang diambil oleh Ali bin Abi Thalib r.a. ketika bertanya kepada Rasulullah, dan dijawab :

Ma’rifat adalah modalku
Akal pikiran adalah sumber agamaku
Rindu kendaraanku
Berzikir kepada Allah kawan dekatku

Keteguhan perbendaharaanku
Duka adalah kawanku
Ilmu adalah senjataku
Ketabahan adalah pakaianku

Kerelaan sasaranku
Faqr adalah kebanggaanku
Menahan diri adalah pekerjaanku
Keyakinan makananku

Keyakinan perantaraku
Ketaatan adalah ukuranku
Berjihad perangaiku
Dan hiburanku adalah dalam shalat

Inilah yang menjadi dasar/landasan kepemimpinan Rasulullah, seorang pemimpin abadi.
Dengan demikian derajat kepemimpinan seseorang akan banyak didominasi atau ditentukan sejauh mana penguasaan seseorang pemimpin terhadap segi-segi:
Kesadaran terhadap pribadi dirinya, terhadap orang lain dan situasi.
Kesadaran terhadap berbagai macam kesulitan yang dihadapi, persepsi dan komunikasi yang tepat.
Kelenturan dan fleksibilitas mental.
Kecakapan untuk memecahkan masalah.
Kemampuan untuk mengambil keputusan.
Kemampuan untuk bekerja.

Beberapa Teori tentang Kepemimpinan
Teori sifat
Berdasarkan teori sifat, keberhasilan seorang pemimpin akan ditentukan oleh dominasi sifat-sifat yang dimiliki, yaitu:
Kondisi fisik (Physical Characteristiec)
Tinggi badan d. Penampilan
Berat badan e. Bentuk badan
Kesehatan f. Daya kerja (Energy)
Kepribadian (Personality)
Percaya diri (self Confidance)
Berpengaruh (Dominance)
Penuh kemauan, cita-cita (ambisition)
Kematangan emosi, pengendalian diri
Tekun (Parsistance)
Memiliki kemampuan
Kecerdasan
Wawasan
Kelancaran berbicara
Keaslian (Origanality)
Pengetahuan
Kepandaian
Memberikan pertimbangan dan keputusan
Kemampuan untuk menyesuaikan diri (Adaptibility)

Teori Perilaku
Teori perilaku memfokuskan penelitian pada dua hal pokok, yaitu:
Perilaku pemimpin
Penampilan dan kepuasan bawahan
Studi teori perilaku adalah berbagai macam perilaku pemimpin yang menimbulkan pengaruh terhadap penampilan dan rasa puas bawahan.
Kepemimpinan diidentifikasikan kedalam perilaku, yaitu:
Mengutamakan tugas (Permphesis)
Bertenggang rasa (Consideration)
Membangkitkan kepercayaan (Inspiration)
Penghargaan dan Pengakuan (Praise recognition)
Kemungkinan pemberian imbalan atau penghargaan (Structuring reward contigencies)
Partisipasi pengambilan keputusan (Decesion participation)
Memberikan otonomi dan delegasi (Autonomy delegation)
Memberikan klasifikasi peranan pemimpin (Role clacification)
Menetapkan tugas (Goal setting)
Pelatihan (Training coaching)
Penyebaran informasi (Information dissemination)
Pemecahan masalah (Problem solving)
Perencanaan (Planning)
Koordinasi (Coordination)
Fasilitas kerja (Work facilition)
Wakil organisasi (Representation)
Menciptakan suasana kerja (Interaction facilitation)
Mengendalikan konflik (Conflict Management)
Kritik, disiplin (Criticism, Discipline)

Teori Kontingensi
Seorang pemimpin yang baik menurut teori ini harus mampu membawakan perilakunya sesuai dengan situasi, mampu membawakan perilakunya sesuai dengan situasi, mampu melakukan bawahan sesuai dengan kebutuhan dan motif yang berbeda-beda.
Inti dari teori Kontingensi atau situasi adalah:
Perilaku pemimpin cenderung berbeda beda dari situasi ke situasi yang lain tergantung kepada tingkat kedewasaan bawahan.
Empat perilaku Kepemimpinan:
Direktif, seorang pemimpin yang cenderung mengutamakan perintah, petunjuk dan pengawasan.
Konsultatif, perilaku pemimpin yang cenderung bersikap melakukan komunikasi dua arah. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menyampaikan keluhan dan perasaan.
Partisipatif, pemimpin makin mendengarkan secara intensif kepada bawahan serta menciptakan komunikasi dua arah yang makin meningkat. Pemimpin turun kebawah bersama didalam menentukan pengambilan keputusan.
Delegatif, pemimpin memberikan wewenang kepada bawahan untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan kewenangannya, sebab bawahan telah dianggap memiliki kecakapan dan kepercayaan untuk memikul tanggung jawab.


Kunci Kepemimpinan
Untuk mencapai keberhasilan mempengaruhi orang lain, maka seseorang harus dapat memberikan contoh dan teladan dalam sikap, perkataan dan perbuatannyaterlebih dahulu pada orang lain, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dalam memberikan teladan kepada seseorang dalam bentuk perkataan lebih baik bila kita menyampaikan alasan yang logis dengan cara simpatik dan tidak menyinggung.
Kepemimpinan ini bukanlah sikap yang mampu dicapai dalam sekejap. Kepemimpinan dilakukan secara bertahap, perlahan-lahan, hati-hati dan logis.
Mengapa kepemimpinan penting?
Karena kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Contohnya: seperti manusia memerlukan makanan, begitu pula dengan kebutuhan akan kepemimpinan ini adalah fitrah, namun hal ini tidak akan terbentuk selama masih ada belenggu.
Tujuh faktor yang dapat membelenggu God Spot (Fitrah) :
1. Prasangka negatif
2. Prinsip hidup
3. Pengalaman
4. Kepentingan dan Prioritas yang subyektif
5. Sudut-sudut pandang
6. Pembanding yang tidak obyektif
7. Literatur-literatur
Enam prinsip (Mental Building) yang didasarkan atas Rukun Iman, yaitu :
1. Membangun prinsip bintang (Star Principle) sebagai pegangan hidup. Adalah kepemilikan rasa aman intrinsic, kepercayaan diri yang tinggi, itegritas yang kuat, bersikap bijaksana, dan memiliki tingkat motivasi yang tinggi, semua dilandasi dan dibangun karena Iman kepada Allah SWT.
2. Memiliki prinsip malaikat (Angel Principle) sehingga anda selalu dipercaya oleh orang lain. Adalah seseorang yang memiliki tingkat loyalitas tinggi, komitmen yang kuat, memiliki kebiasaan untuk mengawali dan memberi, suka menolong dan memiliki sikap saling percaya.
3. Memiliki prinsip kepemimpinan (Leadership Principle) yang akan membimbing anda menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh. Pemimpin sejati adalah seseorang yang selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain, sehingga ia dicintai. Memiliki itegritas yang kuat, sehingga ia dipercaya pengikutnya. Selalu membimbing dan mengajari pengikutnya. Memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten. Dan yang terpenting adalah memimpin berlandasan atas suara hati yang fitrah (God-Spot).
4. Menyadari akan pentingnya prinsip pembelajaran (Learning Principle) yang akan mendorong kepada suatu kemajuan. Memiliki kebiasaan membaca buku dan membaca situasi dengan cermat. Selalu berpikir kritis dan mendalam. Selalu mengevaluasi pemikirannya kembali. Bersikap terbuka untuk mengadakan penyempurnaan. Memiliki pedoman yang kuat dalam belajar, yaitu berpegang hanya kepada Allah SWT.
5. Mempunyai prinsip masa depan (Vision Principle) sehingga anda akan selalu memiliki visi. Selalu berorientasi pada tujuan akhir dalam setiap langkah yang dibuat. Melakukan setiap langkah secara optimal dan sungguh-sungguh. Memiliki kendali diri dan social, karena telah memiliki kesadaran akan adanya “Hari Kemudian”. Memiliki kepastian akan masa depan dan memiliki ketenangan batiniah yang tinggi, yang tercipta oleh keyakinan akan adanya “Hari Pembalasan”.
6. Memiliki prinsip keteraturan (Well Organized Principle) sehingga tercipta suatu system dalam suatu kesatuan Tauhid atau prinsip ESA didalam berpikir. Memiliki kesadaran, ketenangan dan keyakinan dalam berusaha, karena pengetahuan akan kepastian hokum alam dan hokum social. Sangat memahami akan arti penting sebuah proses yang harus dilalui. Selalu berorientasi pada pembentukan system (sinergi), dam selalu berupaya menjaga system yang telah dibentuk.

Yang bagaimanakah kepemimpinan yang penting itu?
Kepemimpinan adalah kepribadian yang menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh dan mengikutinya. Kepemimpinan adalah kepribadian yang memancarkan pengaruh, wibawa sedemikian rupa sehingga sekelompok orang mau melakukan apa yang dikehendakinya.
Kepemimpinan adalah seni, kesanggupan, atau tehnik untuk membuat sekelompok orang mengikuti dan mentaati apa yang dikehendaki membuat mereka antusias atau bersemangat untuk mengikutinya atau bahkan sanggup berkorban.
Kepemimpinan merupakan penyebab kegiatan, proses atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau sikap sekelompok orang baika dalam organisasi formal maupun informal.
Kepemimpinan adalah suatu sarana, alat atau instrumen untuk membuat sekelompok orang mau bekerja sama, berdaya upaya mentaati segala sesuatu untuk mencapai tujaun yang ditentukan.
Kepemimpinan adalah memprodusir dan memancarkan pengaruh terhadap sekelompok orang sehingga bersedia untuk mengubah pikiran, pandangan, sikap, kepercayaan dll. Kepemimpinan dalam organisasai formal, merupakan suatu proses yang terus-menerus, yang membuat anggota organisasi giat dan berusaha memahami dan mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki oleh pemimpin.
Kepemimpinan adalah bentuk persuasi (pendekatan), suatu seni membina kelompok oarng melalui human relation (hubungan kemanusiaan) dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa rasa takut mereka mereka mau bekerja sama, memahami dan mencapai tujuan organisasi.
Kesimpulan:
Bahwa kepemimpinan sebagai proses menggerakkan atau mempengaruhi orang lain (sebagai sifat, kemampuan dan penampilan seseorang).
Kepemimpinan ini menyangkut:
Ada keterlibatan orang lain dalam kegiatan mencapai tujuan.
Ada faktor tertentu (lain) yang ada pada pemimpin.
Adanya usaha bersamaan serta pengerahan berbagai sumber baik tenaga, dana, waktu maupun material.

Syarat Kepemimpinan
Seseorang belum dapat disebut pemimpin apabila jiwanya bukan jiwa pemimpin.

Kualifikasi Pemimpin
Aktifitas seorang pemimpin pada dasarnya dirahkan demi tercapainya tujuan melalui kelompok (orang lain) atau anggota organisasi yang dipimpinnya. Oleh sebab itu pemimpin yang paling baik atau berhasil adalah seseorang yang mampu mempengaruhi bukannya hanya bawahannya melainkan juga rekan dan atasannya.

Tiga macam ciri seseorang yang berjiwa pemimpin
Penglihatan sosial
Kecakapan berfikir abstrak
Keseimbangan emosi

Tugas pokok dan fungsi kepemimpinan
Secara umum tugas pokok dan fungsi seorang pemimpin ada empat macam:
Merumuskan dan mendefinisikan misi organisasi
Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi
Mempertahankan keutuhan organisasi
Menyelesaikan konflik

Tiga macam kelebihan yang dimiliki seseorang yang berjiwa pemimpin
Kelebihan dalam fikiran
Kelebihan dalam rohaniah
Kelebihan dalam badaniah
Tujuan lain yang harus dicapai
Keterbukaan 6. Ketahanan dan pertahanan
Kekeluargaan 7. Ke-KAMI-an dan Ke-KITA-an
Kekompakan 8. Kerapihan
Kebersamaan 9. Keberanian
Kesatuan dan persatuan 10. Keindahan

Kriteria Keberhasilan
Untuk mengetahui apakah seseorang pemimpin berhasil dalam melaksanakan tugas, fungsi dan peranannya. Ada beberapa indikasi, yaitu:
Dinamika organisasi
Pengaruh atau kewibawaan pemimpin
Sikap bawahan terhadap atasan

Azas Kepemimpinan
Azas adalah prinsip, landasan, dasar, patokan.
Azas-azas kepemimpinan adalah prinsip, landasan, dasar, patokan-patokan agar dapat menjalankan kepemimpinan dengan baik dan benar.
Tiga Azas utama adalah:
Ing Ngarso sing Tuludo
Seorang pemimpin harus dapat tampil kedepan untuk memberikan teladan dan contoh yang baik kepada bawahan, rekan dan atasannya.
Ing madya magun karso
Ditengah-tengah pasukan/ bawahnya seorang pemimpin harus dapat memberi semangat dan mengembangkan tekad para pasukannya.
Tut wuri handayani
Bila seorang pemimpin berada dibelakang, dia harus dapat memberi dorongan (motivasi, tekad) kepada seorang maupun seluruh pasukan.
Delapan azas lainnya:
Takwa kepada Tuhan YME
Waspada Purba Wisesa (Waspada, awas, korektif) waspada dan mengawasi serta sanggup dan berani mengoreksi anak buahnya yang keliru.
Ambeg Paraamarta, dapat memilih dengan tetap mana yang harus dilakukan.
Prasaja, tingkah laku yang sederhana, tidak berlebihan.
Satya (setia dan patuh) sikap loyal yang timbal balik dari atasan terhadap bawahan, dari bawahan keatasan, serta kesamping terhadap rekan-rekan.
Gemi Nastiti, hemat dan cermat, yaitu kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu yang benar-benar diperlukan.
Blaka, jujur/ Terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya.
Ikhlas, kemauan, kerelaan, keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukannya kepada generasi berikutnya.

Sifat-sifat Kepemimpinan, menjadi pemimpin yang baik
Kekuatan jasmani yang baik
Kekuatan rohani yang baik
Semangat untuk mencapai tujuan
Penuh antusias
Ramah tamah dan penuh perasaan
Integritas dan kejujuran
Memiliki kecakapan teknis
Menentukan keputusan
Cerdas
Kecakapan mengajar/ melatih
Penuh keyakinan
Keberanian
Ulet dan tahan uji
Adil
Suka melindungi
Penuh inisiatif
Penuh daya tarik
Simpatik
Percaya pada diri sendiri
Kecakapan menimbang
Daya ingat yang baik
Intelegensia yang baik
Waspada
Kegairahan
Bertanggung jawab
Rendah hati
Kesigapan dan kecekatan
Kesetiaan
Penuh kebijakan
Tanpa pamrih
Memiliki humor yang segar
Ketegasan
Fleksibilitas
Kemauan untuk mendengarkan
Objektif
Bersifat suka menolong
Dan lain-lain


Fungsi Kepemimpinan , menjadi pemimpin yang baik
Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin (yang berjiwa pemimpin) perlu membuat perencanan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi dirinya sendiri.
Fungsi memandang kedepan
Harus mampu meneropong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap segala kemungkinan
Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini bukan saja oleh penyangkut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat tinggi, menengah, dan rendah dalam organisasi.
Fungsi pengawasan
Fungsi kepemimpinan yang harus senantiasa meneliti kemajuan pelaksanaan rencana.
Fungsi mengambil keputusan
Tidak ada penundaan dalam pengambilan keputusan. Bahkan ada yang tidak berani mengambil keputusan, karena hal ini tidak mudah dilakukan.
Fungsi memberi hadiah
Selalu bersikap penuh perhatian terdahap anak buahnya. Pemimpin harus memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya.
Pemberian anugerah berupa ganjaran, hadiah, pujian, ataupun ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buahnya, sebab mereka merasa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.

Fungsi menjalankan tugas
Seorang pemimpin harus dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain itu dia harus dapat menguasai/ menjalankan apa yang menjadi tugas bawahannya.
Fungsi Pemeliharaan
Seorang pemimpin harus dapat memelihara komunikasi yang baik dengan bawahan, rekan maupun atasannya.

Kemampuan Teknis Kepemimpinan
Untuk mewujudkan fungsi kepemimpinan seseorang pemimpin memerlukan (paling tidak ada tiga macam) kemapuan teknis, yaitu:
Komunikasi
Komunikasi bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada seluruh anggota aorganisasi agar mereka, baik secara perorangan atau secara bersama, memahami misi atau tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Motivasi
Suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar mengarah kepada tercapainya tujuan organisasi
Pengambilan keputusan
Adalah suatu proses pemilihan diantara tindakan-tindakan alternatif yang ada.
Sifat pengambilan keputusan dapat dikategorikan kedalam tiga hal:
Keputusan perorangan (otoritas)
Keputusan konsultatif
Keputusan kelompok (konsensus)

Fungsi Kepemimpinan Pancasila
Adalah sikap yang mencerminkan sikap konsisten dan konsekuaen dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila.
Kepemimpinan Pancasila hanya bisa diwujudkan apabila ada keterpaduan antara nilai-nilai luhur tradisional bangsa Indonesia yang diwariskan nenek moyang dengan nilai moderisme barat yang positif, yaitu berisi demokrasi, rasional efisiensi dan efektifitas.

Prinsip Astabrata
Prinsip Astabrata adalah prinsip yang dianut Presiden Republik Indonesia kedua, Presiden Soeharto.
Asta brata berarti:
Asta= delapan, Brata= pokok-pokok kepemimpinan
Jadi Astabrata adalah delapan pokok kepemimpinan
Prinsip Astabrata ini antara lain:
Sifat Bumi, selalu menderma, memberi penghargaan kepada orang lain, rela berkorban termasuk dirinya sendiri.
Sifat Air, pemaaf membuat senang orang lain, tidak mudah tersinggung, segera pulih kembali setelah mengalami hal yang tidak menyenangkan.
Sifat Api, menindak tegas semua orang yang berbuat salah tanpa pandang bulu, dapat sabar dan marah tanpa terlihat.
Sifat Angin, tidak pernah berhenti meneliti, memperhatikan manusia, dapat menjelma menjadi besar dan kecil, jalannya tanpa batas, pamrihnya tidak dapat ditandai, kalau ditolak tidak marah, kalau terkena tidak tersinggung.
Seorang pemimpin dapat menjadi besar bila dia sedang memimpin dalam menghadapi suatu masalah, dan menjadi kecil artinya dia menjadi sesama (sederajat) dengan bawahannya.
Sifat Matahari, Tidak terburu-buru dalam mengambil suatu tindakan, merendah dalam tutur bahasa, tidak tergesa-gesa dalam memperoleh sesuatu, selalu berhati-hati, bisa membujuk dan merayu agar mudah dalam menguasai.
Sifat Bulan, dapat membuat gembira semua orang, manis senyumnya, halus budinya, dan dapat memberi kegembiraan kepada seisi jagad.
Sifat Bintang, tegas, tidak mudah tergoda, tidak gentar menghadapi cobaan, percaya diri, terus terang dan tidak menutup-nutupi.
Sifat Mendung, adil dalam menggunakan kekuasaan, memberi hadiah bagi yang berjasa dan menghukum yang salah.
























TATA KRAMA SISWA DAN SOPAN SANTUN

PENGERTIAN
Tata krama terdiri dari dua kata
Tata = Adat, aturan, norma, peraturan.
Krama = Sopan santun, tindakan, kelakuan, perbuatan.]
Tata krama adalah
Kebiasaan adat sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antara anggota masyarakat disuatu tempat.
Kebiasaan sopan santun yang disepakati dilingkungan rumah/ keluarga, sekolah, hubungan masyarakat dimana siswa berada.
Tata krama ada disetiap kelompok masyarakat dimana saja dan kapan saja, bila kita berkomunikasi seperti perkenalan berbicara, bertatap muka, atau pembicaraan melalui sarana komunikasi lainnya seperti telepon dan surat kita harus mengetahui tata kramanya.
Sopan santun adalah sikap perilaku seseorang yang merupakan kebiasaan yang disepakati dan diterima dalam lingkungan pergaulan.
Bagi siswa, sopan santun merupakan wujud budi pekerti luhur yang dperoleh melalui pendidikan dan latihan dari berbagai orang dalam kedudukan masing-masing, seperti orang tua dan guru, para pemuka agama dan masyarakat dan tulisan-tulisan atau hasil karya para bijak (cerdik pandai) yang merupakan bagian dari ajaran moral.
Dari pendidikan dan latihan tersebut, diharapkan siswa dapat mewujudkannya dalam sikap bentuk dan perilaku yang selaras dan serasi dengan kodrat, tempat waktu dan kondisi lingkungan dimana siswa berada sehari-hari.

PERWUJUDAN
Siswa sebagai insan pribadi (individual), insan pendidikan, insan pembanguan nasional baik secara individu maupun secara kelompok sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan sosial harus dapat mewujudkan sikap dan perilaku yang dapat mencerminkan norma nilai sopan santun yang dimilikinya sesuai dengan kondisi dan situasi secara pribadi (individual) maupun secara kelompok.
Secara Pribadi
Siswa sebagai pribadi (individu) terlepas dalam hubungan dengan pribadi lain atau kelompok harus dapat meujudkan tata krama dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari sesuai denga nilai sopan santun sebagai pencerminan kepribadian dan budi pekerti luhur.
Sikap dan perilaku tersebut harus diwujudkan dalam:
sikap berbicara
sikap duduk
sikap berdiri
sikap berjalan
sikap berpakaian
sikap makan dan minum
sikap pergaulan
sikap penghormatan
sikap mengggunakan fasilitas umum
Secara Kelompok
Siswa Sebagai insan dalam kodratnya sebagai makhluk sosial yang memiliki norma nilai sopan santun, berkepribadian, dan berbudi pekerti luhur harus dapat mewujudkan sikap dan perilaku kelompok sehari-hari sesuai dengan norma nilai sopan santun dilingkungan sosialnya sebagai berikut:
Di Sekolah
Pencerminan sikap dan perilaku di sekolah antara lain:
· Sikap memasuki ruangan (kelas, guru, kepala sekolah)
· Sikap duduk di kelas
· Sikap terhadap guru, kepala sekolah, Tata Usaha
· Sikap terhadap sesama teman
· Sikap berpakaian seragam sekolah
· Sikap pada waktu mengikuti upacara di sekolah
· Sikap dilapangan olahraga, dsb.
Di Keluarga
Pencerminan sikap dan perilaku di keluarga sesuai dengan norma dan kebiasaan yang berlaku, antara lain:
· Sikap memasuki rumah
· Sikap terhadap orang tua dan anggota keluarga yang lebih
tua
· Sikap terhadap saudara-saudara
· Sikap makan dan minum
· Sikap menerima telephone
· Sikap berpakaian
· Sikap melakukan ibadah dan sebagainya
Di Masyarakat
Pencerminan sikap dan perilaku siswa di masyarakat dituntut untuk sesuai dengan norma dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, antara lain:
· Sikap terhadap orang yang lebih tua, tokoh masyarakat
· Sikap terhadap sesama teman
· Sikap menelephone
· Sikap perkenalan
· Sikap berteman
· Sikap mengikuti upacara
· Sikap pada jamuan makan/ pesta
· Sikap pada waktu bepergian
· Sikap mengunjungi orang sakit
· Sikap di tempat kost


PERMASALAHAN DAN SUMBER PENYEBAB
Banyak keluhan yang dikemukakan para orang tua, tenaga pendidik, dan masyarakat mengenai sikap dan perilaku siswa yang menyimpang ataupun tidak sesuai denagn nilai/ norma sopan santun, misalnya pergi atau masuk tidak pamit pada orang tua atau mengetuk pintu, disekolah duduk di kelas seenaknya atau memasuki rumah orang (bertamu) tanpa mengetuk pintu, serta banyak lagi contoh ditemukan dalam kehidupan siswa.
Siswa hidup dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, jika berperilaku menyimpang ataupun tidak sesuai dengan nilai/ norma sopan santun, tidak dapat diletakkan kesalahan pada satu pihak saja.
Kesemuanya itu harus ditinjau juga dari dimensi orang tua yaitu bagaimana pola asuh keluarga dan penanaman nilai-nilai keagamaan dari kecil, kemudian disekolah bagaimana lingkungan pergaulan dengan teman-temannya, sikap dan perilaku para guru sebagai panutan mereka adalah tokoh pimpinan dalam masyarakat.
Dapat disimpulkansebagai sumber penyebab dari penyimpangan perilaku siswa ataupun sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sopan santun adalah:
Keluarga
Didalam keluarga, hendaklah sedini mungkin ditanamkan budi pekerti luhur, disiplin dan nilai-nilai kegamaan.
Orang tua harus memberi contoh-contoh yang baik dan memberikan perhatian cukup kepada anaknya.
Orang tua yang keduanya sibuk sehingga tidak sempat bergaul dengan anak-anaknya, maka siswa tidak mendapatkan apa yang seharusnya diperoleh dari kedua orang tuanya.



Sekolah, masyarakat dan lingkungan
Lingkungan pergaulan dengan teman-teman di sekolah atau di masyarakat dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seorang siswa.
Sikap dan perilaku para pendidik serta tokoh masyarakat merupakan panutan.
Tontonan, film-film di bioskop atau video.

BENTUK-BENTUK SOPAN SANTUN YANG DIINGINKAN
Sopan santun sebagai perwujudan budi pekerti luhur yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan sejak seseorang lahir, terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku yang selaras dan serasi dengan kodrat, tempat, waktu, dan kondisi lingkungan.
Bentuk sopan santun siswa yang diinginkan dan diterapkan dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari sesuai dengan perwujudannya dapat digolongkan menjadi:
Sikap motorik
Sikap dan cara penghormatan
Sikap dan cara berpakaian dan berdandan
Sikap perilaku pergaulan
Sikap dan tata cara makan dan minum
Sikap motorik
Dari anak umur Taman Kanak-kanak sampai remaja dapat dikatakan berlaku pembinaan yang semakin lama semakin berkualitas dari terarah, berlanjut, konsekuen, bertahap dan meningkat.
Baik tata cara bicara instruktif sampai kepada cara melatih akan meningkat sesuai dengan dorongan psikologik masing-masing dari balita ke remaja.
Sikap duduk
Duduk sebaiknya tegak dan rileks. Usahakan tersenyum sedikit, sikap yang penting bagi perkembangan fisik tulang punggung anak, disamping memberikan penampilan yang baik.
Bila tidak mampu, diperkirakan ada sesuatu yang harus diperiksakan. Kesalahan mungkin pada tempat duduk yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Perhatian pada satu arah, bila ada yang berbicara didepan perhatikan orang tersebut jangan ngobrol, bisik-bisik atau tengok-tengok.
Jarak pandang dengan meja sekitar 30 cm, lebih pendek dari jarak itu kemungkinan ada gangguan kesehatan mata.
Menempatkan kaki di meja tidak dibenarkan, karena ada kesan tidak menghargai, menantang, meremehkan pemilik meja atau menempati.
Sikap duduk jigang hanya dilaksanakan ditempat yang selaras dengan lingkungan adatnya, tetapi di sekolah atau tempat lainnya yang resmi secara daerah ataupun nasional maupun internasional sebaiknya duduk jigang tidak dilaksanakan.
Sikap duduk sila akan selaras dan serasi sesuai dengan lingkungan misalnya kenduri di atas tikar. Sesuai adat tertentu jigang pun masih diterima, tetapi pada umumnya duduk sila lebih bisa dihargai.
Khusus untuk wanita sebaiknya tidak jigang, apalagi kaki di atas meja. Kaki di atas meja kadang bisa dilaksanakan dalam keadaan benar-benar sendiri dan tidak dilihat orang lain.
Sikap dudu kaki menyilang, paha di atas paha, sebaiknya dihindari, sekalipun memakai kulot, rok mini ataupun celana panjang. Kadang-kadang kaki, sepatu yang kotor menyerempet pakaian tetangganya yang dapat menimbulkan konflik.
Dalam kendaraan umum atau dalm perjalanan, anak dan remaja dilatih untuk memberikan tempat duduk terlebih dahulu kepada wanita atau orang tua.
Duduk-duduk ditengah jalan, diberanda sekolah ataupun diberanda kantor sering membuat orang lewat merasa tidak enak. Disamping mengganggu orang lain juga mudah menimbulkan kemarahan.
Duduk-duduk ditengah jalan dan membuang rokok atau benda-benda lain secara sembarangan, di samping tidak sopan juga sangat berbahaya.
Duduk menempatkan kaki ke kursi didepannya akan mengganggu siapa pun yang duduk didepan dan bisa menimbulkan kemarahan.
Tidak menghalangi orang lain, carilah tempat yang baik bagi mereka yang mempergunakan pakaian dinas (PDU, PDL, PDH, PSAS) dilarang keras untuk jongkok.
Kaki tidak disilangkan, bagi putri kaki kanan bisa diajukan.
Sikap berdiri
Badan tegak, punggung dan pinggang lurus, kepala tegak dengan pandangan lurus kedepan, rileks, luwes, usahakan tersenyum sedikit.
Bagi laki-laki mungkin kaki terbuka sekaki kelihatan lebih selaras. Untuk wanita satu kaki selangkah didepan mungkin memberikan penampilan yang serasi.
Dalam berbicara dan berdiri tidak memasukkan tangan ke dalam saku, kecuali dalam keadaan dingin.
Sikap berdiri dengan tangan terkatup didepan akan memberikan penampilan simpatik dan menghormati orang lain.
Berdiri dengan berkacak pinggang, tampak angkuh dan sombong.
Berdiri dengan tangan terkatup dibelakang, mirip tentara dalam keadaan istirahat, bila disertai santai dan tersenyum memberikan kesan rendah diri.
Bila berdiri sambil menerangkan suatu materi atau memberikan instruksi biasakanlah satu tangan dibelakang, tangan lain bergerak bebas, pandangan kesegenap penjuru, kakim terbuka tidak terlalu lebar.
Kaki tidak bersandar ke tembok.
Sikap berjalan
Apabila wanita dan pria berjalan bersama-sama hendaknya ada penyesuaian langkah, yang wanita mempercepat langkah dan pria memperlambat langkah.
Lenggang tangan yang selaras dan serasi, kurang lebih 30 derajat.
Berjalan ditengah jalan, bergandengan dan terseok-seok pelan sering mengganggu lalu lintas.
Bila mengantar seorang wanita atau orang tua seyogyanya siswa berada di sebelah kanan belakang setengah langkah.
Seorang pria harus berjalan pada bagian yang dapat melindungi keselamatan wanita. Bila menyebrang, pria harus mengambil posisi dari araha datangnya kendaraan.
Hindari berjalan dengan tangan didalam saku atau merokok.
Tidak terlalu banyak bicara (ngobrol sambil jalan) dan perhatikan keadaan disekitar kita.
Dilarang Keras: MAKAN SAMBIL JALAN !!!
Bila melewati kerumunan orang jangan membungkuk-bungkuk.
Sikap dan cara berbicara
Berbicara dengan suara jelas, tidak dengan mulut hampir tertutup, tidak berbisik-bisik, tidak berteriak atau membentak. Tenang, sekali-kali ditegaskan dengan gerakan tangan.
Berbicara dengan memandang yang di ajak berbicara, tidak mendelik dan tidak mengantuk tetapi penuh kesabaran dan perhatian
Hendaklah memperhatikan dengan siapa anda berbicara dan seberapa akrabkah dengan orang tersebut.
Berbicara teratur, dengan isi tidak meloncat kesana kemari.
Jadilah pembicara yang baik bila diberi kesempatan tetapi jadilah pendengar yang baik bila harus mendengar.
Bila pandangan berbeda, hindari perdebatan, alihkan atau hentikan pembicaraan, kecuali kalau memang ada forum untuk berdialog.
Hindari pertanyaan yang bersifat pribadi.
Hindari sikap mendominasi.
Jangan mengeluarkan kata-kata kotor.
Jangan menggunjingkan oarang lain karena merugikan diri sendiri.
Bedakan cara bicara anda dari usianya, lingkungan kehidupannya.
Sikap dan cara penghormatan
Dari lingkup nasional masalah tata cara penghormatan sudah dibakukan secara tertulis hanya di lingkup subkultural ABRI dengan Peraturan Penghormatan Militer, yang sebagian besar diterapkan dalam sekolah SD, SMp, dan SMA secara embrional juga di tingkat TK.
Bangsa Indonesia sebagian besar masih menganut kultur orang tua atau yang dituakan tidak perlu menghormati yang lebih muda. Yang muda harus menghormati yang lebih tua. Suatu pandangan yang ternyata tidak dapat dipertahankan.
Prinsip sikap dan tata cara penghormatan bermaksud dan bertujuan memberikan kebutuhan dasar bagi orang lain. Manusia pada hakekatnya menginginkan kebutuhan psikologik, dasarnya terpenuhi, perasaan dimengerti, didengar, diayomi, dan adanya orang yang bertanggung jawab pada dirinya.
Penghormatan dilaksanakan karena adanya ikatan sosial, adanya kesetiakawanan sosial, seperjuangan dan sependeritaan, rasa respect terhadap almamater, adanya jiwa korsa, rasa respect terhadap alumni.
Mendidik dan melatih penerapan sikap dan cara penghormatan dilakukan terhadap.
· Sesama siswa
· Siswa dengan guru dan sebaliknya
· Jenazah
· Bendera Merah Putih
Cara penghormatan dapat dilakukan dengan:
· Gerakan fisik
· Gerakan fisik dengan ucapan
· Ucapan saja
Dalam penerapan penghormatan harus dilaksanakan secara berlanjut dan bertahap. Kualitasnya meningkat setelah dididik dan dilatih di TK harus diteruskan di SD dan seterusnya.
Hormat kepada orang tua atau kepada pejabat sudah merupakan budaya, tetapi hormat kepada anak untuk bangsa Indonesia belum ada konsensus. Maka buku pedoman ini menghimbau pula dilaksanakan penghormatan terhadap yunior.
Kalau ada anak harus menghormati kakek, maka kakek dihimbau pula menghormati cucu dengan cara yang jelas, selaras, serasi baik ditinjau dari arti psiko sosio, filosofi dan religi.
Bentuk sikap dan perilaku penghormatan antara lain:
Penghormatan tanpa topi dengan atau tanpa ucapan sambil berdiri atau berjalan
mengangguk sedalam 45 derajat, badan membungkuk sedikit sekitar 3 derajat, sambil berhenti sejenak bila berjalan.
Memberi salam dengan mengangkat tangan kanan setinggi pelipis tanpa membungkuk.
Kedua cara tersebut dapat disertai ucapan:
· Assalamualaikum
· Selamat pagi, siang, sore, malam
Tidak perlu disertai pertanyaan, “mau kemana” yang bersifat pribadi, karena mengganggu masalah pribadi.
Jawaban terhadap penghormatan harus sesuai dengan penghormatan yang diterima.
Selama pembinaan, pendidikan dan latihan, serta pembiasaan belum berjalan dengan intensive, harus diperhatikan adanya nilai norma yang berlaku. Jangan terlalu cepat memberikan penghormatan kepada seseorang, terkecuali bila anda sudah kenal sekali dan sudah pasti mendapatkan jawaban.
Pengormatan dengan topi sambil berdiri atau berjalan
Dengan mengangkat tangan dengan ujung jari tangan kanan menempel tepi topi atau peci tanpa membungkukkan badan, siku terangkat 30 derajat kedepan.
Disertai atau tidak disertai ucapan yang sama dengan diatas.
Jawaban harus dibalas dengan motorik dan ucapan yang selaras dan serasi.
Penghormatan resmi
Penghormatan resmi dengan tanpa topi sambil berdiri tegak. Penghormatan resmi dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap pejabat resmi, Presiden, Wakil Presiden dan Menteri.
Sama dengan ditas terkecuali badan harus bersikap lebih sempurna.
Penghormatan sewaktu duduk
Harus berdiri dari duduk dan memberikan penghormatan sesuai dengan keadaan.
Hanya orang tua, wanita dan para jompo diperbolehkan tetap duduk.
Sambil duduk dengan ucapan seperti diatas tanpa berdiri.
Penghormatan sambil duduk dalam mobil, menganggukkan kepala dan badan agar terlihat dari luar.


Penghormatan terhadap jenazah yang lewat diangkut orang, ambulance, mobil
Berdiri tegak, memberikan salam dengan tangan, bila bertopi lepaskan topi yang dipakai, disertai doa sesuai dengan agamanya masing-masing.
Duduk tegak, memberikan salam dengan tangan disertai doa sesuai dengan agamanya masing-masing.
Penghormatan kepada sang Saka Merah putih
Harus berdiri tegak
Tangan kanan diangkat dengan ujung jari menempel atau menyentuh tepi topi atau peci, selama proses pengibaran.
Penghormatan kepada lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
Berdiri tegak, yang jompo, cacat dan orang tua duduk tegak.
Baik dalam penghormatan Sang Merah Putih maupun terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya harus dilakukan terasa agak kurang selaras dan serasi.
Kenyataannya dapat diuraikan sebagai berikut:
· Dikalangan siswa sikap tegak sempurna sering tidak bisa berjalan dengan baik. Tampak pembinaan psikomotorik kurang selaras dan serasi, seakan-akan meremehkan Lagu Indonesia Raya.
· Pada umumnya baris belakang tidak mengikuti aturan ketentuan yang ada
Penghormatan secara khusus terhadap orang yang lebih tua
Sembah sujud anak terhadap orang tua pada waktu Ramadhan dan Hari Raya.
Sembah sujud anak kepada orang tua sewaktu peristiwa penting seperti sewaktu dinikahkan, lepas dari musibah dan maut.
Sembah sujud anak kepada orang tua karena bersyukur mendapatkan nikmat dari Tuhan YME.
Semua itu pada umumnya dilakukan/ dilaksanakan dengan duduk di lantai ½ meter dari orang tua yang duduk didepannya.
Menghanturkan sembah, kemudian maju memegang lutut orang tua, selesai setelah didoa berkahi orang tua.
Sikap dan cara berpakaian dan berdandan
Berpakaian menentukan sikap dan perilaku, watak, tabiat dan situasi kondisi internal manusia.
Secara keseluruhan berpakaian dan berdandan, bersolek, menata rambut menentukan penampilan watak dan sikap dan perilaku manusia; apakah ia seorang yang hanya memikirkan dirinya sendiri atau memikirkan orang lain, ataukah ia memikirkan dirinya sendiri dan orang lain.
Di sekolah
Upayakan memakai seragam bersih dan rapi.
Kancing baju jangan sampai ada yang terlepas.
Pakailah pakaian seragam dengan kancing baju yang dikancingkan semua, berpakaian PSAS tidak trendy. Celana Putra harus pantalon, rok bagi putri tidak terlalu tinggi, kemeja tidak dikeluarkan atau pun menutup ketimang/ ikat pinggang.
Yang berlengan panjang jangan digulung.
Pemakaian seragam pramuka sesuai ketentuan yang ada.
Seragam olahraga sesuai dengan jenis dan cabang olahraga.
Seragam di dalam laboratorium pada umumnya ditentukan untuk pengamanan diri maupun orang lain. Sesuai dengan ketentuan yang ada.
Untuk anak-anak dilarang penggunaan perhiasan dan bersolek berlebihan, sangat berbahaya bagi keamanan dirinya.
Siswa dilarang berdandan yang berlebihan, agar tidak mengundang perhatian, hindarkan kesan etalase berjalan.
Rambut rapi dan pantas serta menampilkan keserasian.
Busana yang dipakai tidak bertentangan dengan kepantasan, dan sopan menurut masyarakat dan agama.
Bagi anggota PASKIBRA Lencana Keanggotaan kemanapun wajib dipakai.
Tidak dibiasakan memakai jeans dan memakai sendal jepit (kecuali pada saat-saat yang disepakati).
Di luar Sekolah
Walaupun di luar sekolah guru secara struktural tak berkewajiban, tudak ada hak untuk membatasi, namun guru tetap harus memberikan pandangan sesuai norma nilai tentang sikap dan perilaku di hampir semua aspek termasuk berpakaian dan berdandan di luar sekolah, sebagai berikut:
Di rumah
Walaupun ada kebebasan ternyata akan lebih baik bila ada kebebasan yang terbatas, dengan asumsi situasi sosial ekonomi yang pas-pasan dan dalam kehidupan ekonomi yang normal/ wajar maka :
Gunakan baju tidur, untuk wanita sebaiknya menggunakan celana panjang.
Upayakan keluar kamar tidur sudah rapi, hindari penggunaan daster keluar kamar tidur atau keluar rumah.
Upayakan berpakaian rapi bila makan bersama.
Di luar rumah
Jangan menggunakan baju tidur atau daster keluar rumah.
Untuk pria jangan menggunakan celana dalam saja.
Gunakan pakaian yang selaras dan serasi sesuai lingkungan.
Bila pergi ke pesta upayakan jangan berdandan berlebihan, yang mengundang permasalahan dan keamanan.
Sikap perilaku pergaulan
Dalam pergaulan sering kali kita saling berkenalan, bermain sesama siswa, bertamu in de kost, pada orang lain, ikut kakak, tinggak diasrama, bepergian masuk hotel.
Semua itu ada aturan-aturannya agar tidak menimbulkan konflik, salah paham, bahkan dalam jangka waktu cepat, sedang, ataupun lambat.
Perkenalan
Salaman antar siswa dan orang tua ada baiknya yang senior mendahului dalam konteks memberikan pembiasaan bagi siswa yang masih yunior, tidak dalam arti bahwa yunior yang bersalaman lebih dahulu.
Orang tua seyogyanya mengetahui apakah siswa tersebut cukup sosialisasi atau belum dan ada jiwa masalah kejiwaan atau tidak. Untuk itu dalam perkenalan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Perkenalan
Syarat utama: Keberanian
Pada dasarnya tata krama berkenalan sangat diwarnai oleh adat istiadat berperilaku setempat.
Oleh karena itu tanpa mengurangi nilai-nilai budaya daerah sebaiknya dalam perkenalan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Untuk memperkenalkan diri antara sesamanya sudah harus diilatih sejak dini dan terbina konsisten.
Saling bersalaman tangan, dapat dengan kedua tangan/ satu tangan, disusul meletakkan tangan di dada kiri.
Cara bersalaman mempunyai kesan dan arti tersendiri yang harus diketahui oleh siswa, orang tua, dan masyarakat :
· Salaman hanya menjulurkan satu tangan belum bersentuhan kemudian ditarik kembali, memberikan kesan jijik tersentuh tangan orang lain.
· Salaman dengan satu tangan menyentuh tidak menggenggam memberikan kesan sombong.
· Salaman dengan menggenggam tangan memberikan kehangatan komunikatif, kesetiakawanan sosial, simpatik.
· Salaman dengan menggoncang tangan terkesan urakan.
· Salaman dengan menyakiti tangan orang lain ada kesan manusia berotot tapi kurang perasaan.
Cara berkenalan
Mohon izin boleh tidaknya berkenalan.
Bila diperbolehkan sampaikan salam dan sebutkan nama kita sambil mengulurkan tangan.
Ucapkan terima kasih.
Langkah selanjutnya improvisasi, tapi jangan salah tingkah juga tidak menjadi MPO atau over acting.
Tetap bersikap tenang dan coba ambil simpatinya.
Memperkenalkan orang lain
Kenalkan teman yang bersama anda dengan teman anda berbicara jika belum saling mengenal.
Pria terhadap wanita, sebut nama pria terlebih dahulu.
Muda dan tua, sebut nama yang muda terlebih dahulu.
Bila banyak orang tua sebutkan nama yang tertua lebih dahulu.


Cara bertamu teman lama
Sapalah terlebih dahulu, kemudian ikuti dengan berjabat tangan.
Apabila teman kita lupa siapa kita, ingatkan siapa kita dan dimana kita pernah bertemu.
Cara bertamu dalam pertemuan
Salamilah orang disekitar kita, pada dasarnya orang yang lebih tualah yang harus menyambut, tepatnya tuan rumah. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka sebagai anggota Paskibra harus fleksibel.
Bermain di kalangan siswa
Bermain diantara siswa perlu menjadi perhatian, karena pendidikan dan latihan harus mulai dari kecil.
Sebagai guru atau orang tua jangan membiarkan salah seorang siswa menyakiti fisik atau mental siswa lain.
Menanggulangi anak yang suka menyakiti anak lain perlu kearifan dalam bersikap perilaku dan bicara. Ada orang yang tidak senang bila anaknya dianggap nakal terhadap yang lain. Ada orang yang tenang-tenang dan tersenyum saja bila anaknya menyakiti anak orang lain.
Bermain diantara anak perlu diperhatikan, misalnya mencolok mata dengan balsem, mengompas dan semacamnya, cegah jangan sampai terjadi, bila terjadi orang tua seyogyanya diberi tahu. Bila menolak perlu diwaspadai akan watak dan tabiatnya yang psikopatik.
Bertamu
Bertamu harus memperhatikan lamanya, waktu, saat terbaik pada waktu sore (waktu yang baik antara pukul 16.30-17.30 dan pukul 19.00-21.00 WIB), dengan waktu tidak lebih dari satu jam, tidak pada saat pemilik rumah sedang tidur, istirahat. Kecuali apabila ada hal yang kan dibicarakan tidak dapat ditunda.
Apabila bertandang dengan maksud basa-basi jangan lah terlalu lama kecuali tuan rumah menghendaki, maka kita harus tahu situasi.
Apabila kita belum begitu dekat dengan keluarga tersebut segera perkenalkan diri kepada tuan rumah.
Larangan bertamu bergadang tanpa maksud tujuan yang jelas, hindari perbuatan iseng. Dianjurkan adanya dialog orang tua atau guru yang intensive tentang berbagai permasalahan hidup, kehidupan dan perikehidupan untuk menangani masalah ini.
Larangan menginap dirumah teman tanpa persetujuan pemilik rumah dan orang tua sendiri. Hindari komplikasi yang tidak diinginkan.
Sebaiknya orang tua melarang anak perempuan bertamu sendirian ke teman laki-laki.
Menerima tamu jangan dikamar tidur, kalau tidak ada kamar tamunya di luar rumah. Meskipun bertamu tidak resmi, sebaiknya melakukan tindakan sebagai berikut :
· Beritahu pemilik rumah terlebih dahulu
· Membunyikan bel atau mengetuk pintu
· Jangan duduk bila tidak dipersilahkan
· Jangan minum dan makan sebelum dipersilahkan, minumlah dengan tertib dan mencicipi hidangan
· Sesuaikan dengan maksud dan tujuan bertamu
· Selesai kunjungan pamitlah
· Berikan salam kepada orang tua teman anda, seandainya ada dirumah
Tata krama menerima tamu
· Bukalah pintu, persilahkan masuk dan tutup kembali
· Persilahkan duduk diruang tamu
· Berikan hidangan ala kadarnya
· Pada akhir kunjungan, ucapkan terima kasih atas kunjungannya
· Pamitkan pada orang tua anda
· Bukakan pintu dan persilahkan jalan terlebih dahulu setelah itu anda menyusul
· Bila ada pintu pagar, hendaklah mengantarnya sampai pintu pagar, anda bantu membukakan pintu
Siswa pemilik rumah harus berusaha menolak tamu yang berkunjung di luar kebiasaan apabila :
· Ada tanda-tanda konflik antara tamu dengan orang tuanya
· Ada tanda-tanda trauma fisik dan psikis dan beritahu oarang tua
· Ada kesan membahayakan, beritahu saudaranya yang lain jangan berusaha menjadi pahlawan. Amankan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menolong orang lain.
Mengunjungi orang sakit (pasien) di rumah atau di rumah sakit
Jangan menambahkan ketegangan perasaan fisik bagi pasien dan keluarganya.
Jangan membawa makanan kecuali kalau sudah mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh makan.
Kalau ingin memberi atensi, bawalah bunga yang sesuai, karena bunga-bunga atau rangkaian bunga mempunyai arti tersendiri.
Jangan membicarakan masalah keuangan untuk rumah sakit dengan pasien atau di depan pasien.
Jangan menanyakan penyakit pasien, karena merupakan rahasia dokter apalagi bila ditambah dengan komentar, nasehat, saran atau menunjukkan kehebatan anda yang lagi dalam keadaan sehat.
Bila mengunjungi rumah sakit batasi maximum dua orang dan dalam waktu yang terbatas terbaik sekitar 5 menit.
Dilarang memberikan perhatian berlebih-lebihan dengan mengelus-elus tangan, badan, kepala dan seterusnya, kecuali bila saudara pasien, orang tua atau muhrimnya.
Kalau ingin membantu, bantulah yang bersifat mendesak dan di luar tanggung jawab paramedis. Beritahu perawat bila infus habis, ada kesan keadaan pasien dalam keadaan berbahaya.
Kost atau bertempat tinggal di rumah orang
Apabila siswa terpaksa bertempat tinggal di rumah orang atau kost disuatu kost, maka untuk menghindari kemungkinan negatif perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Apabila siswa in de kost dengan saudara atau ipar kakak merupakan larangan seorang adik perempuan ikut kakak kakak perempuan yang menikah, seorang saudara laki-laki ikut kakak atau adik laki-laki yang telah menikah, agar afair sexual yang tidak dikehendaki tidak terjadi.
Bila seorang sesama wanita kost di rumah paman peristiwa sexual dapat terjadi.
Dilarang seorang laki-laki kost dirumah bibi yang masih muda. Hindarkan kejadian yang tidak diingini dan tidak dridhoi.
Usahakan tempat in de kost yang memang telah diperuntukkan dan sesuai dengan kondisi siswa dengan memperhatikan kondisi umum lingkungan yang mendukung kebutuhan interaksi/ pergaulan siswa.
Sikap dan cara menelephone
Apabila mendengar tanda panggilan telephone segera ambil gagang telephone dan pastikan bahwa alamat panggilan tidak salah yaitu dengan cara menyebutkan nomor telephone yang dimiliki.
Apabila ternyata salah alamat, penerima telephone tidak perlu mengatakan kata-kata umpatan dan sebaliknya penelephone menyatkan permintaan maaf dan letakkan gagang telephone di tempatnya secara baik dan sempurna.
Berbicara menggunakan pesawat telephone harus menggunakan kata-katayang jelas dengan kalimat-kalimat pendek yang mudah dimengerti, tidak menggunakan pesawat telephone untuk mengobrol atau memecahkan/ menyelesaikan persoalan yang rumit yang memerlukan waktu yang lama.
Sediakan alat tulis seperti kertas dan pensil di dekat pesawat telephone agar memudahkan mencatat pesan telephone, tidak mencari-cari terlebih dahulu.
Harus diingat bahwa telephone merupakan sarana komunikasi umum maka bila melalui telephone baik di rumah, di kantaor maupun pesawat telephone umum harus bicara seperlunya, tidak bertele-tele.
Selesai pembicaraan telephone gagang telephone harus diletakkan secara baik dan benar.
Apabila kita yang menelephone ke oarang lain harus diperhatikan hal-hal berikut ini :
· Sebutkan salam, kemudian nomor telephone yang dituju.
· Sebutkan nama kita, kemudian sebutkan nama orang yang kita tuju.
· Bicaralah seperlunya
· Akhir menelephone ucapkan salam dan terima kasih. Bila orang yang kita tuju tidak ada, tinggalkanlah pesan minimal katakan bahwa tadi kita menghubungi dia, dan janjikan kalau akan menghubungi lagi.

Tata krama surat-menyurat
Perhatikan kertas dan amplop.
Tinta yang dipergunakan hitam atau biru, hindarkan warna merah atau putih.
Tempelkan perangko yang cukup.
Tulis alamat dengan jelas.
Isi surat tidak menyinggung perasaan yang menerima surat.
Ingat !!! Surat adalah wakil pribadi.
Menerima surat yang perlu dibalas, cepat balas.
Sikap dan tata cara makan dan minum
Dilarang makan/ minum sambil berjalan
Makan/ minum sambil berjalan dilarang oleh agama.
Kita dapat tersedak bila makan/ minum sambil berjalan.
Makan sehari-hari
Membiasakan makan dengan cara yang sopan di manapun.
Pada waktu menarik kursi, hendaknya diangkat sedikit, memberikan pertolongan kepada wanita pada waktu mereka hendak mengambil tempat duduk.
Duduk dengan sikap tegak kedua tangan diletakan disamping piring, hendaknya tidak menyembunyikan tangan dibawah meja atau meletakkan siku diatas meja.
Berdoalah sebelum dan sesudah makan, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Tawari rekan, kawan, adik, yang ada disekitar tempat makan/ minum, kalau perlu orang lain juga kita tawari untuk makan/ minum.
Meskipun merasa lapar sekali, hendaknya tidak mengambil nasi terlalu banyak, lebih baik mengambil agak kurang dan kemudian bila merasa kurang dapat ditambah lagi .
Pergunakan alat makan yang sudah disediakan dan pakailah alat itu dengan cara yang sudah ditentukan.
Salah satu syarat dalam tata cara makan yang sopan adalah menguyah makanan dengan mulut tertutup tanpa mengeluarkan suara.
Pada waktu muut berisi makanan, jangan sekali-kali berbicara, tunggulah sampai makanan habis tertelan.
Apabila pada waktu makan harus memakai pisau untuk mengiris daging misalnya, maka memegang pisau itu dengan tangan kanan, sedangkan garpu tetap pada tangan kiri.
Apabila tengah makan kita ingin minum, maka sendok dan garpu diletakkan terlentang dipiring kemudian baru minum, pada saat minum tidak mengeluarkan suara, berguarau atau bersendau.
Bila menambah nasi hendaknya nasi didalam piring masih tersisa dan sebelum menambah terlebih dahulu meletakkan sendokdan garpu terlentang.
Pada waktu makan hendaknya percakapan dibatasi pada soal-soal ringan, tidak membicarakan hal-hal yang tidak sesuai untuk didengar pada waktu makan, pada waktu berbicara jangan disertai gerakan-gerakan yang berlebihan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Apabila selesai makan, sendok dan garpu diletakan tertelungkup di piring , jangan berdiri dahulu sebelum yang tertua meninggalkan tempat duduk dan jangan lupa mengembalikan kursi seperti pada keadaan semula. Minta izin terlebih dahulu pada yang tertua apabila akan mendahului meninggalkan ruang makan.


Jamuan Makan
Aturan –aturan yang ditentukan diatas berlaku juga dalam perjamuan makanan.
Jangan mulai makan sebelum tuan rumah mempersilahkan makan.
Jangan menyusahkan tuan rumah dengan meminta hal-hal yang tidak ada.
Jika karena sesuatu hal hanya makan sedikit saja, makanlah hidangan dengan perlahan-lahan sehingga tuan rumah dan tamu-tamu lain mempunyai waktu luang untuk makan dengan tenang.
Apabila karena sesuatu hal menjalani pantang makan makanan yang dihidangkan, hendaknya dikemukakan dengan sopan.
Harus bersikap ramah, suasana meriah pada waktu makan akan memberikan rasa puas kepada tuan rumah.
Tidak sopan untuk meninggalkan sisa makanan dipiring.
Lap makanan jangan dipakai untuk membersihkan piring atau alat-alat makan lainnya, ha ini akan menyakitkan hati tuan rumah.
Pada waktu selesai makan letakan sendok dan garpu tertelungkup diatas piring dengan rapi.
Jangan meninggalkan meja sebelum dipersilahkan.
Sehabis makan jangan tergesa-gesa pulang, sebaiknya menunggu sejenak baru kemudian mohon diri.
Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah.
Jangan membicarakan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan tuan rumah.
Undangan Makan
Kenakan pakaian sesuai dengan yang telah ditentukan.
Datang tepat pada waktunya.
Sesudah masuk ruangan letakan tutup kepala (pet) ditempat yang sudah disediakan, kemudian kita menuju kepada yang mengundang untuk menunjukkan hormat.
Selanjutnya menggabungkan diri dengan tamu-tamu lain. Usahakan sebelum makan berkenalan dengan tamu-tamu yang belum dikenal.
Tanda masuk ke ruangan makan diberikan oleh tuan rumah/ pembawa acara menunjukkan tempat duduk para tamu atau tempat duduk itu telah diberi tanda atau menempatkan nama tamu pada masing-masing piring.
Jangan lupa mempersilahkan wanita yang duduk disamping atau disebelah pada waktu akan duduk.
Jangan merasa canggung menghadapi alat-alat makan yang beraneka ragam. Alat-alat makan itu biasanya digunakan dengan aturan sebagai berikut. Baik yang terletak disebelah kanan dan disebelah kiri piring. Alat yang pertama kali dipakai adalah yang terletak disebelah luar kemudian keluar secara berturut-turut kedalam. Kalau masih ragu-ragu tirulah tamu yang sudah berpengalaman.
Urutan-urutan hidangan biasanya ditentukan dengan kartu menu, dengan jalan mempelajari sepintas lalu menu tersebut. Sesuaikanlah dengan apa yang diambil dan banyak hidangan yang disajikan.
Apabila jenis yang dihidangkan belum pernah dimakan/ belum tahu cara memakannya, sebaiknya tidak menolak hidangan itu, melainkan cobalah makan sedikit makan hidangan itu.
Jamuan makan sebaiknya mengadakan pembicaraan ringan dengan tamu-tamu yang berdekatan. Walaupun demikian jangan sampai percakapan-percakapan itu mengakibatkan keterlambatan makan, sehingga para tamu terpaksa menanti menghabiskan hidangan. Jangan pula berbicara dengan tamu yang berjauhan.
Pada waktu disajikan pidato, hendaknya berhenti makan/ minum dan jangan berbicara pada waktu itu.
Makan selesai apabila tuan rumah sudah berdiri atau diberikan tanda oleh pembawa acara.
Pada waktu minta diri jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada yang mengundang.
Buffet dinner (Prasmanan)
Merupakan kelaziman dalam suatu pesta bilamana para tamu dipersilahkan mengambil sendiri hidangan yang disajikan. Biasanya hidangan yang telah disediakan di meja yang dihias dengan baik, cara demikian disebut Buffet Dinner (Prasmanan).
Biasanya tuan rumah mempersilahkan para tamu untuk mengambil hidangan, hendaknya mendahulukan para tamu wanita/ pria yang lebih tua atau yang lebih tinggi pangkatnya.
Walaupun bebas untuk mengambil hidangan, tidaklah sopan mengambil terlalu banyak.
Setelah mengambil hidangan secukupnya, kembali ke tempat semula/ tempat lain dan kemudian mulai makan.
Biasanya pesta semacam itu tidak disediakan meja untuk makan, oleh karena itu seyogyanya makan dengan sendok saja tanpa garpu karena tangan kiri harus memegang piring, atau dengan cara meletakkan piring diatas pangkuan sehingga dapat makan dengan sendok dan garpu.
Sesudah makan letakkan piring di tempat yang sudah ditentukan atau diserahkan kepada pelayan yang sudah dsiap untuk mengambilnya.

Makan tanpa sendok dan garpu
Apabila kita mendapat undangan untuk pesta selamatan, biasanya para tamu dipersilahkan duduk di tikar. Dalam hal ini sebaiknya mengikuti saja tata cara yang dianut di tempat itu, sebelum duduk lepaskan sepatu dan alas kaki.
Sebelum makan sebaiknya mencuci tangan dahulu dengan air yang sudah disediakan dan tidak memercikan air ke tetangganya.
Suapan nasi jangan terlalu besar.
Apabila hendak mengambil sayur atau lauk pauk pergunakan sendok dengan tangan kiri, demikian pula kalau hendak minum, gelas dipegang dengan tangan kiri.
Setelah selesai makan, bersihkan tangan dengan air dan keringkan dengan lap yang tersedia dengan sapu tangan.
Perhelatan atau Pesta
Pada kesempatan mendapat undangan untuk menghadiri suatu perhelatan atau suatu pesta beberapa hal perlu mendapat perhatian antara lain:
Sesuaikan sikap dengan tata cara yang berlaku dikalangan itu dan dengan jiwa perhelatan/ pesta itu.
Pakaian harus sesuai dengan peraturan yang berlaku atau yang ditentukan dalam undangan.
Datanglah tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Hendaklah setelah datang segera menemui tuan rumah untuk menyampaikan salam dan duduklah di tempat yang telah ditentukan/ disediakan.
Apabila belum mengenal tamu-tamu lain hendaknya mengenalkan diri pada tamu-tamu yang duduk berdekatan.
Mengenai sikap, tata cara makan dan percakapan dengan tamu lain atau tuan rumah berlaku ketentuan yang yang telah diterangkan.
Sangat tidak sopan meninggalkan suatu pesta atau perhelatan tanpa pamit kepada tuan rumah terlebih dahulu.
LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN SOPAN SANTUN
Preventif
Pada dasarnya langkah-langkah pembinaan sopan santun bagi siswa secara preventif meliputi seluruh upaya pembinaan yang kontinui, tidak terputus-putus, konsisten, meningkatkan secara kualitas sesuai waktu mulai dari TK,SD, SMP, dan SMA.
Pembinaan tersebut meliputi pendidikan latihan, pengembangan, permunculan, dan pembiasaan sikap dan perilaku sesuai norma nilai sopan santun yang pelaksananya tidak dapat dipisahkan dari PPKN, Agama, dan Budaya Bangsa Indonesia.
Pembinaan sikap dan perilaku sesuai norma dan nilai sopan santun terhadap siswa akan berjalan efektif dan efisien bila guru-guru dibina, dilatih, dan dibiasakan bersikap sebagai berikut:
Keterlibatan langsung
Efektif, efisien dan simpatik
Menumbuhkan keterlibatan internal
Siswa harus sering memunculkan atau dihadapkan dalam kenyataan hidup yang memang memerlukan perlakuan tertentu.
Menghindari kognisi sebanyak mungkin
Kognisi merupakan penunjang daripada pendekatan psikomotor bukan cara pendekatan yang utama.
menghindari memberikan kognisi dengan mengomel, menegur anak didepan banyak orang, mengomel yang tidak kenal batas waktu, tempat dan sasaran.
Hindari khotbah yang tidak tepat sasaran.
Upayakan pendekatan empat atau enam mata (bapak, Ibu)
Meminta maaf kepada anak, akan, sedang, dan sesudah menyinggung perasaan adalah mutlak.
Peristiwa yang sering terjadi pada saat menasehati dan memberikan pengarahaan dan petunjuk walaupun disadari bahwa etnis anthropologik tidak ada orang tua meminta maaf kepada anak.
Pendekatan Psikomotor pembiasaan
Adalah pendekatan yang utama dilaksanakan seiring dengan usia anak.
Pembiasaan penerapan sikap dan perilaku tertentu untuk menghadapi masalah tertentu (Conditioning)
Sering dimunculkan dalam situasi dan kondisi tertentu yang membutuhkan sikap dan perilaku norma nilai sopan santun tertentu.
Penghargaan dan hukuman (reward atau punishment) adalah cara yang mungkin paling efektif.
Hindari punishment sebanyak mungkin, kembangkan reward system yang efektif lebih banyak.
Hindari atau jangan mempergunakan hukuman fisik badaniah.
Jangan merendahkan martabat siswa remaja didepan orang lain atau teman-temannya.
Jangan menjelekkan teman siswa apapun keadaannya.
Perkuat perbuatan yang baik, perlemah perbuatan yang kurang baik.
Pendekatan bahasa dan perasaan
Pendekatan bahasa dan perasaan yang efektif dan simpatik
hindari sebanyak mungkin penggunaan kalimat dengan menggunakan kata pengganti nama engkau, lu, you, kamu,, seperti “ kamu itu generasi penerus yang harus mengerti tanggug jawab.”
Gunakan kalimat dengan kata pengganti nama aku, saya, kita, kami, seperti “ kita merasa senang bila semua mempunyai tanggung jawab.”
Pendekatan Filosofis
Kurangi pemikiran masa lalu, pikir, ambil tindakan pada masa kini untuk mendapatkan masa esok yang cerah.
Selesaikan keterampilan yang dapat memberikan nafkah sedini mungkin.
Siswa dibiasakan mengalami konflik, tetapi konflik yang terselesaikan, dan hindarkan konflik mengambang yang dapat membuat penumpukan kemarahan terpendam.
Siswa tidak boleh dianggap anak kecil terus-menerus, batas mendidik siswa adalah usia 18 tahun.
Jadilah pendengar yang baik bagi siswa yang sedang berbicara untuk mendapatkan tanggapan (response) yang baik dari siswa.
Upayakan siswa mampu memecahkan masalah
Bila siswa menyimpang dari aturan sopan santun, peraturan, adat, hukum, dan agama, maka harus diberitahu, tetapi jangan merendahkan harkat dan martabat siswa.
Hormat kepada siswa adalah keharusan.
Dalam masalah sikap hormat kepada anak dan siswa perlu adanya konsensus nasional bagaimana tata caranya.
Seara umum, hampir semua kultur etnis bangsa Indonesia cenderung menentukan anaka harus menghormati orang tua dan sebaliknya. Pandangan ini menurut situasi sekarang sebaiknya diubah.
Anaka yang dihormati akan menghayati rasa hormat dan diharapkan dapat menghormati orang lain.

Penampilan fisik yang tepat dan benar
Guru dan orang tua sukar memberikan sesuatu pandangan apabila penampilan pribadi , berdandan, cara berbicara, intonasi, dan ritme yang kurang tepat.
Represif
Pembinaan bagi siswa berperilaku menyimpang disamping dianjurkan pemeriksaan kepad psikiater, karena ada kemungkinan gangguan organik atau gangguan jiwa, perlu pula dilakukan tindakan represif berupa penegakan hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tindakan represif disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas penyimpangan sikap perilaku
Teguran verbal ringan-sedang dan keras
Teguran tulisan ringan-sedang dan keras
Skorsing ringan-sedang dan berat
Dikembalikan kepada orang tua
Ke pengadilan


TEORI DAN APLIKASI SIKAP PASKIBRA

PENGERTIAN
Sikap adalah tingkah laku, perbuatan, keadaan seseorang dalam suatu keadaan atau kondisi tertentu/ suasana.
Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku.
SIKAP = KEJIWAAN PASKIBRA
Kebanyakan sikap sering diartikan sebagai adat istiadat, tata krama tetapi sering juga bertentangan dengan adat istiadat dan tata krama tersebut.
Sikap di PASKIBRA lebih mengutamakan atau menonjolkan sikap fleksibel atau fleksibelitas atau segi estetika lain, jadi estetika dan keindahanlah yang menjadi memegang peranan penting.
TUJUAN
sebagai tuntutan hidup sehari-hari dan kehidupan di PASKIBRA.
Tuntutan etika kita sebagai orang timur.
Kemampuan tampil dengan penuh kepribadian.
Meningkatkan kerja sama.
Memupuk rasa tanggung jawab dan daya cipta yang dinamis.
Membina watak dan karakter.
Menunjukan sikap lahir dari kepemimpinan.
Melatih untuk bertindak tegas.
Memperlihatkan watak dan karakter lain tapi sebenarnya biasa-biasa saja.
Memiliki daya tahan fisik.
Memiliki modal dasar kepribadian.
WUJUD SIKAP
Sikap lahir berupa penampilan dan sikap tubuh
Rambut rapi bersih, pakaian rapi bersih, sepatu bersih, perhiasan sederhana, bermake-up tipis (tidak menor), tidak merokok, murah senyum, menghargai suasana, badan tegap, tangkas, teliti, dan sigap.
Sikap bathin berupa sikap rohaniah
Ketenangan, keyakinan, keberanian, kesopanan, kesantunan, keterbukaan, kebaikan, ketaatan, ke-KAMI-an dan Ke-KITA-an.
TIGA SIKAP POKOK PASKIBRA
Yang menjadi tiga sikap pokok paskibra adalah :
Jiwa Patriotisme (Ing Ngarso Sing Tulodo)
Didepan sebagai teladan
Berbudi pekerti luhur
Membela negara bila terancam
Memberikan peringatan penghormatan kepada bendera
Mempertahankan argumentasi kenegaraan
Jiwa Nasionalisme ( Ing Madya Mangun Karso)
Ditengah sebagai pemberi semangat- pembangun
Menghargai kebudayaan Nasional, Kebudayaan daerah, kesenian tradisional.
Menyeleksi kebudayaan asing, tidak asal ikut-ikutan saja.
Menghormati peraturan pemerintah.
Mengetahui renana-rencana pemerintah.
Mendukung program pemerintah.
Melihat sesuatu dari segi baiknya, jangan memandang dari segi negatifnya (jangan negative thinking = berprasangka buruk)
Jiwa Melithanisme (Tut Wuri Handayani)
Dibelakang sebagai pendorong-pelaksana
Membuat karya-karya sebatas kemapuan kita
Kesamaan yang ditonjolkan
Kekompakan yang diperlijhatkan
Keindahan yang ditampilkan secara bersama-sama
Dedikasi yang tinggi (pengorbanan) terhadap organisasi
Loyalitas (kesetiaan) terhadap organisasi
Ketiga sikap diatas sangat berhubungan langsung dengan tujuan pokok PASKIBra yang menonjolkan kepemimpinan.
TIGA SIKAP POKOK DALAM PASKIBRA
Yang menjadi tiga sikap top dalam paskibra adalah :
· Sikap duduk
· Sikap berdiri
· Sikap berjalan
Ketiga sikap ini merupakan pencerminan sikap siswa yang diterapkan dalam organisasi PASKIBRA.
INGAT !!!
SIKAPMU HARUS DIWUJUDKAN DALAM KEGIATAN NYATA
SIKAPMU TUNJUKAN PADA LINGKUNGANMU BUKAN HANYA PADA PELATIH
FLEKSIBEL BUKAN SENJATA UNTUK TIDAK BERSIKAP PASKIBRA
BEDAKAN OLEHMU FLEKSIBEL DENGAN ADAPTASI
SIKAPMU ADALAH PASKIBRA BUKAN SISWA BIASA
BERSIKAP HIDUP YANG WAJAR, TIDAK BERLEBIHAN
SIKAPMU DI PASKIBRA MERUPAKAN SIKAP UMUM BUKAN REKAAN ORGANISASI
ATURAN- ATURAN DI PASKIBRA
Pada dasarnya aturan-aturan sikap di paskibra adalah aturan yang berlaku bagi siswa, sebab Paskibra adalah bagian siswa. Sehingga apa yang menjadi aturan bagi siswa adalah aturan bagi Paskibra. Selain aturan yang berlaku bagi siswa tersebut, adapula aturan yang berlaku bagi Paskibra.
Aturan-aturan itu antara lain :


Aturan Apel
· Dibariskan, prisipnya kesejajaran menurut tingkatannya (Pelatih,Rimata, Rakanta dan Bimanda).
· Pasukan dalam kedaan istirahat ditempat. Pimpas berada didepan pasukan , menghadap ke pengambil apel, jaraknya antara 2 langkah sampai dengan 4 langkah.
Pengambil apel berada disebelah kanan depan pasukan
· Pengambil apel menempati tempat yang telah ditentukan sesuaikan dengan kondisi lapangan, berlari atau berjalan, ketika pengambil apel menuju tempat yang telah ditentukan, Pimpinan pasukan menyiapkan pasukannya.
· Pengambil apel langsung mengambil posisi sikap sempurna menghadap ke pasukan.
· Aba-aba dari pengambil apel bahwa apel akan segera dimulai:
Apel…. (pagi/ siang/ sore/ pulang) mulai, pimpinan pasukan laporan !
· Setelah ada aba-aba tersebut, Pimpas yang paling kanan memberikan penghomatan kepada Pengambil Apel.
· Setelah aba-aba Tegak… Gerak, langsung masing-masing Pimpas memberikan laporan.
Sesuaikan dengan kondisi, lapangan, berlari atau berjalan.
Buat satu shaf
Pelapor paling kanan beri aba-aba : LURUSKAN !
Jarak antara pelapor dapat setengah atau satu lengan, sesuaikan dengan jumlah pelapor, setelah lurus katakan lurus !
Pimpas melaporkan keadaan pasukannya, berurut dari yang paling kanan :
Pelapor pertama memberikan lapran dengan diawali kata “lapor”, pelapor selanjutnya tidak perlu.
Lapor, …. (Pelatih/ Rimata/ Rakanta/ Bimanda) jumlah … orang lengkap, siap apel…. (pagi/ siang/ sore/ pulang).
Pelapor terakhir setelah memberikan laporannya, memberikan aba-aba,” laporan selesai”.
Jawaban Pengambil Apel :
“ Laporan diterima, masing-masing pemimpin pasukan dapat kembali ke kanan pasukan.”
Pelapor paling kanan memberikan aba-aba: “ Balik Kanan, Gerak”, Pimpas menuju ke kanan pasukan.
· Pimpinan diambil alih oleh pengambil Apel
Bila ada pesan, amanat, pengumuman, wejangan ,atau nasehat yang perlu di sampaikan, maka pasukan diistirahatkan.
· Berdoa dipimpin oleh Pengambil Apel , pasukan disiapkan.
· Apel ….(pagi/ siang/ sore/ pulang) selesai, pengambil apel memberikan aba-aba :
“ Apel…. (pagi/ siang/ sore/ pulang) selesai, Pemimpin Pasukan dapat mengambil alih pimpinan sesuai rencana”.
· Pimpas yang paling kanan memberikan aba-aba penghormatan kepada Pengambil Apel.
· Pengambil apel kembali ke tempat semula, Pimpas maju kedepan dan melanjutkan sesuai dengan rencana.
Aturan Memimpin Rapat
· Pembukaan
· Berdoa
· Ucapkan terima kasih
· Pembahasan materi
Materi jangan terlalu bertele-tele, yang tidak perlu tidak usah dibicarakan
· Berikan kesempatan bertanya/ menanggapi
· Tutup dengan doa

Aturan Pribadi Lainnya
Aturan-aturan pribadi yang berlaku di PASKIBRA adalah aturan yang berlaku bagi siswa, sebab aturan sikap di Paskibra merupakan aturan sikap umum bukan aturan sikap hasil rekaan organisasi.
Adapu aturan sikap PASKIBRA yang merupakan aturan sikap umum dapat kita lihat kembali di bagian atas, yaitu Tata krama Siswa dan Sopan Santun, antara lain :
Aturan makan dan minum
Aturan berkenalan
Aturan bertamu/ menerima tamu
Aturan berpakaian
Aturan menelephone/ menerima telephone
Dan beberapa aturan/ cara lainnya yang tidak tercantum di bagian ini, dapat kita lihat diatas.
Adapun aturan-aturan tambahan lainnya :
Cara Membagi Waktu
· Dahulukan yang penting dan rasional
· Tidak membuang-buang waktu
· Banyak membaca dan bertanya
· Tidak menunda-nunda pekerjaan
· Kalau perlu pakailah schedule kegiatan sehari-hari
Cara Belajar
· Cara belajar yang baik dapat disesuaikan menurut selera
· Perhatikan guru yang sedang memberikan materi pelajaran, tidak bengong, tidak ribut dan tidak kabur.
· Mengulang pelajaran yang tadi diberikan disekolah
· Tidak memakai sistem SKS (sistem kebut semalam)
· Percaya diri
· Jangan terlalu jenuh (jangan melupakan hiburan)

Cara Menghadapi masalah pribadi
· Berfikir tenang dan instropeksi diri
· Percaya diri dan selalu teliti
· Jangan menyalahkan orang lain dan keadaan
· Segera memperbaiki kesalahan yang diperbuat
· Tidak menggangu kegiatan lain
· Jangan lupa berdoa
Cara Ikut ke belakang
Biasa sajalah, ….! Kecuali dalam peraturan baris berbaris
Aturan/ Cara menyibak kerumunan
· Pria harus terlebih dahulu menyibak kerumunan
· Meminta izin untuk mengganggu sebentar
· Apabila kita sedang berkerumun, minggirlah sebentar
· Mohon maaf kepada orang-orang disitu dan jangan menghalangi jalan.
Aturan Berpacaran/ Berkencan
Syaratnya : Pengertian
· Wajib kenalkan pacar pada PELATIH (tugas satu)
· Dilarang keras PACARAN
Sesama CAPAS,
CAPAS kepada SENIOR,
Apalagi CAPAS berpaaran dengan PELATIH/PPI
· Jangan sekali-kali mengaku bahwa pacaran itu adalah miliki kita pribadi.
· Pikirkan dulu tujuan dan relevansinya dengan kita.
· Jangan menganggu kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama, kalau bisa membantu.
· Jangan terlalu sering bertemu, berpasangan, berdansa, nonton, piknik, sport.
· Berpacaran dengan positif
Mendorong semangat belajar
Aktivitas kemasyarakatan
Mengembangkan kepribadian
Mengerti kehidupan, ….dll…
· Berpacaran dengan negatif
Terlalu mengahmburkan uang
Menjurus ke hubungan seks yang tidak terkontrol (sebaiknya tidak saja).
· Cara berkencan/ berpacaran yang saling menghormati dan mengerti akan membawa ke pintu pertunangan yang bahagia.
· Jangan berkenan/ berpacaran karena :
Banyak teman yang berpacaran
Terpengaruh film, misal : Romeo dan juliet dan lagu
Iseng,… dll…
· Sebenarnya remaja sedang mencari identitas diri, karena itu dalam hal ini remaja sangat memerlukan bimbingan.
Mereka masih bertanya siapa saya, mau kemana saya, bagaimana saya,…dll….
Maka itu kerjakan apa yang kita mau, sanggup dan diperbolehkan sesuai aturan (wajar).
· Berpacaran dengan sopan,
Ingat !!! PASKIBRA dipundakmu

Aturan Mengkritik
Syarat : adanya PERUBAHAN kearah yang positif
· Mengkritik bukan menimbulkan permusuhan atau prasangka buruk atau menjatuhkan.
· Mengkritik harus di dasarkan pada fakta yang sesungguhnya bukan karena gosip atau “katanya”.
· Mengkritik harus mengingat kepada ETIKA yang ada, bukan seenaknya sendiri.
· Ucapkan maaf sebelum mengkritik.
· Bila sudah mengkritik diharapkan adanya masukan, pendapat kepada orang yang telah diberi kritik.
· Ucapkan terima kasih apabila sudah dikritik, serta jangan memberikan pembelaan yang berlebihan.

Ingat !!!
Bila dipanggil ucapkan :
“ ASSALAMUALAIKUM WARRAHMATULLAHI WABARAKATUH “
“ APA YANG BISA SAYA BANTU ”
“ TERIMA KASIH “
“ MAAF “
Kaidah Paskibra bergaul “SA-TO-TE-MA”
· SA Salam (Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh)
· TO Tolong
· TE Terima Kasih (Syukran)
· MA Maaf (Afwan)
SELALU TERUCAP PADA SEORANG ANGGOTA PASKIBRA





DISIPLIN

PENDAHULUAN
Disiplin adalah hal yang mutlak dalam kegiatannya sebagai siswa (anggota PASKIBRA) atau dalam kehidupan sehari-hari, karena tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendi kehidupan sebagai siswa (di Paskibra) yang akan membahayakan citra dirinya, sekolah, dan organisasi Paskibra.
DISIPLIN itu mutlak untuk :
Menempati semua aturan siswa (Paskibra) dan semua tugas yang harus dijalankan, juga hal yang kecil dengan tertib dan sempurna.
Menegakkan kehidupan siswa (Paskibra) yang teratur dalam hal yang kecil.
PENGERTIAN
Sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.
Kepatuahan terhadap suatu peraturan.
Mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakekatnya tiada lain dari keikhlasan menyisihkan plihan hati sendiri.
Mengatur kewajiban dan larangan bagi siswa (anggota Paskibra) yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan dikenakan sangsi.
Tanggung jawab dan sikap seseorang dalam menyadari apa yang harus dia lakukan.
TUJUAN
Memberikan landasan dan pedoman dalam sikap dan perilaku hidup.
Menjadikan tata kehidupan organisasi yang tertib dan teratur.
Membentuk anggota Paskibra yang mempunyai tiga kualitas pokok.
Mengembangkan ciri khas Paskibra
Bisa membagi waktu
Teratur dalam hidup
Mempunyai mental dan jiwa yang tangguh
Mempunyai fisik yang kuat
Mendapat kepercayaan dari orang lain
Keyakinan diri sendiri
Yang didasarkan pada tujuan negara dan masyarakat yang terangkum dalam kata DEMOKRASI PANCASILA, yaitu pengakuan dan penghargaan terhadap kehormatan dan hak setiap individu.
Disiplin bukan merupakan hukuman, ikatan yang mengekang atau paksaan yang harus dituruti. Disiplin harus diartikan sebagai sesuatu yang positif yang timbul dan tumbuh dari penentuan pada diri pribadi secara sadar.
Dalam mengikuti gerak disiplin ini kita harus juga melihat situasi, kondisi, toleransi, pendapat dan jangkauan serta lingkungan yang sedang kita hadapi. Jadi sebagai siswa (anggota Paskibra) yang berdisiplin harus juga tahu dimana dia menerapkan disiplin.
Segala yang disebuta disiplin pada dasarnya sikap seorang pemimpin atau seseorang yang mempunyai jiwa pemimpin, yaitu bagaimana ia mengikuti atau mengerjakan sesuatu dengan disiplin.
FAKTOR PENDORONG
Ada dua faktor pendorong dari kedisiplinan, yaitu :
Dorongan dari dalam
Pengalaman, kesadaran dan kemauan untuk berdisplin.
Dorongan dri luar
Perintah, larangan, pengawas, pujian, ancaman, dan ganjaran serta laian-lain untuk berdisiplin.




KEPRIBADIAN SEBAGAI WADAH DISIPLIN
Kepribadian adalah pola tingkah laku yang tetap diperlihatkan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.
Kepribadian yang mantap harus membentuk pola kedisiplinan yang akan memberikan pengaruh yang besar terhadap manusia yang disesuaikan dengan kebudayaan atau kultur Indonesia.
BERBAGAI KONSEP DAN PRINSIP DISIPLIN
Suatu disiplin yang efektif harus didasarkan pada pengarahan diri secara maksimal. Oleh karena itu, diperlukan inisiatif dan tanggung jawab yang besar untuk menjalankan disiplin.
Disiplin yang efektif didasarkan pada kebebasan, keadaan dan persamaan kesempatan. Oleh karena itu, suatu disiplin akan dapat dihayati dan tertanam dalam diri bila mereka diberi kesempatan untuk mengalami kesalahan.
Disiplin yang efektif akan membantu pemuda untuk mengenal diri lebih baik sebagai individu yang unik dan mandiri. Kesamaan akan menjadikan sesuatu menjadi lebih mudah tetapi sangat bertentangan dengan Demokrasi Pancasila.
Disiplin yang efektif akan membangun konsep diri sebagai pemuda yakni sebagai individu yang bermartabat dan perlu dihormati. Sehingga seorang pemimpin yang ingin menanamkan disiplin pada seseorang harus memulainya dengan kesan yang konstruktif atas hasil dan perilaku yang diperlihatkan.
Disiplin yang efektif akan meningkatkan kesiapan individu untuk pengarahan diri.
Disiplin yang efektif ditujukan pada pemuda yang berkemampuan untuk melaksanakan sesuatu tanpa paksaan.
Disiplinyang efektif pada dasarnya menetap agar orang tidak perlu melakukan penyesuaian terhadap perubahan disiplin.
Disiplin yang efektif jarang menggunakan hukuman sebagai cara untuk menakut-nakuti.
Disiplin yang efektif tidak menggunakan kutukan sebagai tuduahn atau penyesalan.
DISIPLIN PRIBADI, SOSIAL DAN NASIONAL
Disiplin mengarahkan seseorang pada keterikatan pada pribadi, masyarakat, dan negara yang terdapat dalam Demokrasi Pancasila yaitu keserasian antara kepentingan pribadi dengan kepentingan diluar kita, kepentingan masyarakat dan negara.
Disiplin berpangkal pada tingkat kemampuan dan keamuan mengendalikan diri dalam mengamalkan nilai, ketentuan, peraturan dan perundangan yang berlaku di masyarakat dan negaranya.
Displin pribadi adalah pengarahan diri ke setiap tujuan yang ditumbuhkan melalui peningkatan kemampuan dan kemauan mengendalikan diri melalui pelaksanaan yang menjadi tujuan dan kewajiban pribadi pada diri sendiri.
Disiplin sosial merupakan perwujudan dari adanya disiplin pribadi yang berkembang melalui kewajiban pribadi dalam
Individu
Karakteristik : sikap, tingkah laku dan kepribadian.
Disiplin Nasional adalah kemampuan dan kemauan mengendalikan diri untuk memenuhi semua ketentuan yang telah ditentukan negara.
Selain disiplin tersebut diatas adapula displin lainnya yaitu :
· Disiplin Ilmu, mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan sebagai ilmuwan.
· Disiplin tugas, mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan oleh atasan atau kepala sekolah.
Tujuan yang hendak dicapai dengan mematuhi disiplin pribadi, sosial dan nasional adalah untuk mencapai sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu.
Program yang telah ditentukan dengan mematuhi disiplin tugas dan disiplin nasional maka tujuan yang hendak dicapai itu akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Instruksi = Perintah dari atasan yang tidak boleh ditunda dan harus segera dilaksanakan.
Pribadi = Perintah yang datang dari hati nurani dengan suatu kerelaan untuk melakukan disiplin.
PELAKSANAAN
Hanya ada satu cara untuk menjadikan seseorang berdisiplin yaitu dengan menjadikan “KEBIASAAN”, kebiasaan itu terbentuk oleh latihan. Jadi percuma bila kita mau disiplin tanpa pernah latihan.
Dengan kata lain kita bisa berdisplin karena kita telah biasa, dan kebiasaan ini dibentuk dari latihan.
Contoh disiplin :
Menepati waktu yang telah ditetapkan
Meminta maaf bila datang terlambat
Mengerjakan tugas yang diberikan
Menyadari kesalahan dalam tugas
Semangat mengikuti latihan
Berani mengemukakan pendapat
Tunggu perintah
Bayar iuran tepat waktu
Ingat !!!
TUGASMU TEGAKAN DISPLIN
DISIPLIN ADALAH NAFASKU
DISIPLIN ITU KEBIASAAN ATAU PAKSA
Ikutilah SUARA HATI ??...
Mungkin selama ini anda sering berbohong, suara hati anda akan bicara “Jujurlah!”. Itu adalah suara Sang Maha Benar, Al Mu’izz (Yang Maha Membeningkan) dan Al Haqq (Yang Maha Benar).

Mungkin selama ini, setelah anda memakai peralatan, anda simpan peralatan itu dengan sembarangan, suara hati anda akan bicara “Rapihkanlah dengan sempurna!”. Ikutilah, itu adalah suara hati Sang Maha Teratur, Al Baari (Sang Maha Penata Keteraturan).

Anda sedang putus asa, tiba-tiba ada suara hati yang mengatakan “Teruslah Berusaha!” Itu adalah suara hati Sang Maha Besar, Al Matiin (Yang Maha Menggenggam Kekuatan)

Anda melihat orang miskin yang sedang kelaparan, ada suara berbisik “Bantulah!”. Itu adalah suara hati Sang Maha Penolong dan Ar Rahman (Sang Maha Pengasih).

Anda sedang malas dan tidak disiplin, ada suara hati yang keras berkata “Disiplinlah!”. Itu adalah suara hati Sang Maha Teratur, Al Wakiil (Sang Maha Pemanggul Amanat).

Anda baru saja mendapat rejeki, tiba-tiba ada suara halus yang berkata “Ingat kepada yang lain!”. Hati-hati, itu adalah suara hati Ar Rozzaq (Sang Maha Penabur Rezeki) dan Al Wahhaab (Sang Maha Penganugerah).

Pada saat membuang sampah, mungkin anda membuang dengan seenaknya, tetapi ada suara hati yang berbicara “Jagalah Kebersihan!”. Ikutilah, itu adalah suara hati Sang Maha Bersih, Al Hafidz (Yang Maha Menjaga).






PERATURAN BARIS-BERBARIS

SEJARAH
Berbaris pertama kali dikenala pada zaman kekaisaran Romawi pada saat kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggung jawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu kerapihan, kekompakan, ketertiban dan kesigapan.
Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada zamannya (baca sejarah Romawi).
PENGERTIAN
Baris- berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir yang diperoleh :
Ketegaran ¨ Keseragaman
Ketangkasan ¨ Kesigapan
Kelincahan ¨ Keindahan
Kerapihan ¨ Ketanggapan
Ketertiban ¨ Kewajaran tenaga
Kehidmatan ¨ Kesopanan
Kekompakan ¨ Ketelitian
Sikap bathin yang diperoleh :
¨ Ketenangan ¨ Keberanian
Ketaatan ¨ Kekuatan
Keikhlasan ¨ Kesadaran
Kesetiakawanan ¨ Konsentrasi
Kebersamaan ¨ Kebiasaan
Persaudaraan ¨ Berani berkorban
Keyakinan ¨ Persatuan
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud = Sebagai pendidikan/ latihan awal bela negara, sesuai dengan hak dan kewajiban warga negara Indonesia seperti yang terantum dalam UUD 1945.
Tujuan = Menumbuhkan disiplin, mempertebal rasa dan semangat kebangsaan dan patriotisme yang tinggi sehingga tercipta rasa tanggung jawab yang tinggi pula atau menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin dengan senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu seacra tidak langsung menanamkan rasa tanggung jawab.
INGAT !!! Pelatihan Inti PBB
Sikap dan penampilan
(Tanggap, Tanggon dan Trengginas)
Hentakan kaki
Patah-patah
Rata-rata air
Irama langkah
Kewajaran tenaga
Konsentrasi
PENGELOMPOKAN PBB
PBB I
SIKAP SEMPURNA
· Aba-aba : SIAP = GERAK
· Pandangan lurus kedepan (pandang satu titik), badan tegap.
· Dagu ditarik kearah dalam. Bahu ditarik kebelakang, dada dibusungkan, tarik nafas dalam-dalam, lalu lepaskan perlahan-lahan tanpa menurunkan dada, tidak begitu terlihat.
· Telapak tangan digenggam dan tempelkan dikiri dan dikanan jahitan celana/ rok, ibu jari menghadap kedepan, lipatan tangan menghadap kedalam, tangan rapat pada badan.
· Tumit dirapatkan, ujung jari kaki dibuka 1 kepal, sudut ± 450, berat badan dbagi atas kedua kaki.
ISTIRAHAT DITEMPAT
· Aba-aba : ISTIRAHAT – DI – TEMPAT = GERAK
· Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan kesamping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (± 30 cm), atau selebar bahu (lurus dan seimbang).
· Posisi badan dari pinggang keatas sama dengan sikap sempurna, kecuali tangan.
· Tangan kanan dikepal, pergelangan dipegang erat oleh tangan kiri, punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri. Simpan tepat di ikat pinggang belakang.
· Bila ada yang memberi aba-aba PERHATIAN atau mengucapkan SALAM, pasukan sikap sempurna kemudian berteriak SIAP atau MEMBALAS SALAM, kemudian memperhatikan yang berbicara di depan.
· Bila yang berbicara didepan telah selesai, dan memberi aba-aba PERHATIAN SELESAI atau mengucapkan SALAM, pasukan siap sikap sempurna tanpa berteriak SIAP, tapi untuk salam harus MEMBALAS SALAM-nya, kemudian istirahat di tempat kembali.
· Bila pasukan masih dalam keadaan sikap sempurna, kemudian akan ada amanat yang diberikan oleh PELATIH/ SENIOR/ Pejabat Upacara, maka istirahat dilakukan atas aba-aba : UNTUK – PERHATIAN – ISTIRAHAT-DI-TEMPAT = GERAK. Gerakannya sama seperti baisanya, hanya saja pandangan langsung melihat ke arah orang yang memberikan amanat.
· ISTIRAHAT MERDEKA, inti gerakannya sama hanya lebih santai, hanya saja posisi tangan tidak disimpan diatas ikat pinggang, tetapi boleh lebih kebawah.
HORMAT
· Aba-aba : HORMAT = GERAK
· Posisi badan dari pinggang keatas sama dengan sikap sempurna, kecuali tangan kanan.
· Telapak tangan kanan dibuka dan harus rata, bila dilihat dari depan harus terlihat satu garis.
· Tempelkan jari tangan diujung luar alis kanan (tanpa merubah posisi bahu sikut). Demikian pula bila memakai topi, jari tangan harus menempel ke lidah topi.
· Prosesnya : Rentangkan tangan kekanan 900 kedepan 150.
· Aba- aba kembali ke sikap sempurna : TEGAK = GERAK.
BERKUMPUL
· Memanggil seorang penjuru
· Jalu sebagai penjuru
· Yang dipanggil mengambil sikap sempurna dan menghadap penuh kepada yang memanggil, selanjutnya mengucapkan : “Siap Jalu sebagai penjuru”.
· Penjuru berlari kearah yang memanggil dan berdiri didepannya kira-kira 4 langkah.
· Memanggil anggota yang lain dengan aba-aba :
· BERSHAF KUMPUL = MULAI
· BERBANJAR KUMPUL = MULAI
· Hitungan 1 : mengangkat dua tangan (digenggam), di simpan di ikat pinggang depan.
· Hitungan 2 : Semuanya berlari dengan langkah pertama, kaki kiri dihentakan sambil berteriak menyebut nama korps-nya (Capas, Paskibra, Pelatih/ PPI).
· Saat memanggil berkata LURUSKAN pada penjuru, langsung diucapkan kembali dengan suara lantang.
· Ketika anggota pasukan berlari menuju samping kiri penjuru dan atau kebelakang penjuru, maka penjuru mengucapkan: “Luruskan !!”
Selanjutnya anggota lainnya (kecuali penjuru) berbaris bershaf atau berbanjar disamping kiri atau belakang penjuru yang sudah ditentukan.
Secara berturut-turut meluruskan diri dengan mengangkat lengan kanan ke samping kanan, tangan kanan digenggam, punggung tangan menghadap ke atas. Kepala dipalingkan ke kanan hingga dapat melihat dada orang-orang yang disebelah kanannya sampai ke penjuru. Tangan kanan menyentuh bahu kiri dari orang yang disebelah kanannya.
Banjar yang paling kanan mengangkat lengan kanannya ke depan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepal.
· Bila bershaf, penjuru depan paling kanan melihat ke kiri dan setelah barisan terlihat lurus maka penjuru mengucapkannya “LURUS”, pada saat mengucapkannya penjuru melihat ke depan, anggota yang lainnya serentak menurunkan lengan kanan, melihat ke depan, dan kembali ke sikap sempurna.
· Bila berbanjar yang berteriak LURUS adalah penjuru kanan paling belakang.
BERHIMPUN
· Tanpa memanggil seorang penjuru, langsung aba-aba BERHIMPUN = MULAI.
· Pada aba-aba peringatan, seluruh anggota mengambil sikap sempurna dan menghadap kepada yang memberi aba-aba. Pada aba-aba pelaksanaan sikap badan seluruh anggota seperti pada sikap berkumpul.
· Pada waktu datang di depan yang memberikan aba-aba, langsung mengambil sikap sempurna kemudian langsungf istirahat ditempat. Tidak ada meluruskan, yang dipanggil otomatis meluruskan sendiri, harus selang sekar.
· Posisi setengah lingkaran, batasnya lurus dengan bahu kiri dan kanan pemanggil.
· Setelah aba-aba SELESAI, seluruh anggota mengambil sikap sempurna, balik kanan selanjutnya menuju tempat masing-masing.
· Pada saat datang di depan yang memberikan aba-aba dan kembali tidak menyampaikan penghormatan.
BUBAR JALAN
· Pasukan dalam keadaan sikap sempurna.
· Aba-aba : BUBAR = JALAN.
· Yang akan dibubarkan menghormat dan melihat ke arah pemberi aba-aba, kemudian dibalas.
· Proses selanjutnya :
· Hitungan 1 : Yang dibubarkan tegak.
· Hitungan 2-4 : Proses balik kanan.
· Hitungan 5,6 : Diam sejenak/ sikap sempurna.
· Hitungan 7 : Melangkah kaki kiri sambil dihentakan dan berteriak nama korpsnya.
PERIKSA KERAPIHAN
· Terbagi atas dua bagian, yaitu periksa kerapihan yang dinamakan Eksersisi dan Driil.
· Periksa Kerapihan yang Eksersisi.
· Dilaksanakan dalam istirahat ditempat.
· Aba-aba : PERIKSA KERAPIHAN = MULAI
Aba-aba peringatan pasukan langsung sikap sempurna.
Aba-aba Pelaksanaan pasukan melakukan gerakan.
· Gerakannya pada hitungan :
1-1 Badan masih sikap sempurna
2-1 Membungkukkan badan, dengan tangan menyentuh pada tali sepatu sebelah kanan.
Gerakan selanjutnya adalah
Hitungan satu, tangan berpindah dari bagian awal kebagian yang akan diperiksa.
Hitungan kedua, tangan memeriksa bagian yang telah dipegang.
1, 2-2 Memeriksa tali sepatu kaki kanan.
1,2-3 Memeriksa tali sepatu kaki kiri.
1,2-4 Memeriksa kaus kaki kaki kanan.
1,2-5 Memeriksa kaus kaki kaki kiri.
1,2-6 Memeriksa ikat pinggang (tangan digenggam).
1,2-7 Mengangkat badan kembali tegak, tangan tetap memegang ikat pinggang bagian depan.
1,2-8 Memeriksa handuk belakang/ bagian belakang baju dengan telapak tangan terbuka.
1,2-9 Memeriksa plat nama didada kanan dengan kepala ditengokkan melihat plat nama (dada kanan).
1,2-10 Memeriksa dada bagian kiri, kepala ditengokkan melihatnya.
1,2-11 Memeriksa pundak sebelah kanan (epolet).
1,2-12 Memeriksa pundak sebelah kiri (epolet).
1,2-13 Kedua tangan memegang lidah topi bagian samping, kemudian menyusur ke depan.
1,14 Hitungan penutup langsung sikap sempurna.
· Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat.

· Periksa kerapihan yang Driil
· Pasukan langsung dalam posisi istirahat ditempat.
Aba-aba peringatan pasukan langsung sikap sempurna
Aba-aba pelaksanaan pasukan melakukan gerakan.
· Pasukan langsung memeriksa sambil merapihkan bagian-bagian pakaian maupun sepatu.
· Gerakan dimulai dari bawah (sepatu) dan berakhir diatas kepala (topi/ rambut).
PBB II
LARI MAJU
· Aba-aba : LARI MAJU = JALAN
· Aba-aba peringatan, LARI MAJU = tangan dikepalkan dengan lemas, diangkat dan diletakkan diikat pinggang sebelah depan, punggung tangan menghadap keluar kedua sikut sedikit kebelakang.
· Aba-aba pelaksanaan JALAN, menghentakan kaki kiri sambil berteriak nama korps-nya, lalu berlari dengan langkah yang bersama-sama, telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahul, lengan dilenggang secara tidak kaku.
· Aba-aba HENTI = GERAK, pasukan berhenti pada hitungan ketujuh, hitungan keenam kaki berhenti berlari tumit rapat, hitungan ketujuh dua tangan diturunkan.
LENCANG DEPAN
· Pasukan dalam keadaan berbanjar.
· Aba-aba : LENCANG DEPAN = GERAK.
· Penjuru tetap sikap sempurna.
· Banjar paling kanan meluruskan dengan mengangkat tangannya ke depan (digenggam) kira-kira satu lengan dua kepal dari bahu belakang teman di depannya.
· Shaf terdepan lencang/ setengah lengan lencang kanan.
· Yang me-LURUS-kan banjar paling kiri shaf terdepan.
· Pandangan lurus kedepan, kecuali shaf terdepan menengok kearah penjuru.
· Aba-aba kembali ke sikap sempurna : TEGAK = GERAK.
SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN/ KIRI
· Pasukan dalam keadaan sikap sempurna, bentuk bershaf.
· Aba-aba : SETENGAH LENGAN LENCANG KA/ KI = GERAK.
· Shaf terdepan/ kesatu, tangan kanan/kiri langsung bertolak pinggang dengan sikut menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, telapak tangan dibuka, ibu jari disebelah belakan, empat jari lainnya rapat disebelah depan.
· Bersamaan dengan itu kepala dipalingkan ke kanan/ kiri kecuali penjuru (tetap diam). Shaf dua dan tiga menengokkan kepalanya kearah penjuru (450).
· Banjar paling kanan/ kiri lencang depan (menggunakan tangan kanan), bila telah lurus teriak LURUS!! oleh orang paling belakang.
· Pergeseran ke kanan/ kiri bergerak cepat (biasa), diutamakan kecepatannya. Kalau jarak pergeserannya jauh, maka orang tersebut dapat hadap kanan/ kiri terlebih dahulu berjalan, kemudian hadap kanan/ kiri dan melakukan gerakan seperti diatas. (Driil)
· Dalam variasi pergeseran ke kanan/ kiri bergerak teratur, penjuru diam, orang disampingnya bergeser 2 langkah, seterusnya kelipatan dua. (Eksersisi)
· Aba-aba kembali ke sikap sempurna : TEGAK = GERAK.
· Apabila pasukan akan berjalan, maka harus diberikan dulu aba-aba : LENCANG KANAN/ KIRI = GERAK.
LENCANG KANAN/KIRI
· Pasukan dalam keadaan sikap sempurna, bentuk bershaf.
· Aba-aba : LENCANG KANAN/ KIRI = GERAK.
· Tangan kanan/ kiri digenggam lalu direntangkan dan di tempelkan dibahu rekan disampingnya ibu jari menghadap ke depan, punggung tangan menghadap keatas.
· Bersamaan dengan itu kepala dipalingkan ke kanan/ kiri kecuali penjuru (tetap diam). Shaf dua dan tiga menengokkan kepalanya kearah penjuru (450).
· Masing-masing meluruskan diri, jarak tangan bila kurang , diambil dari belakang, tidak ditonjok.
· Banjar paling kanan/ kiri lencang depan (menggunakan tangan kanan), bila telah lurus teriak LURUS!! oleh orang paling belakang.
· Pergeseran ke kanan/ kiri bergerak cepat (biasa), diutamakan kecepatannya. (Driil)
· Dalam variasi pergeseran ke kanan/ kiri bergerak teratur, penjuru diam, orang disampingnya bergeser 2 langkah, seterusnya kelipatan dua. (Eksersisi)
· Aba-aba kembali ke sikap sempurna : TEGAK = GERAK.
BERHITUNG
· Pasukan dapat dalam bentuk bershaf atau berbanjar.
· Aba-aba : HITUNG = MULAI.
· Ketika aba-aba peringatan HITUNG, bila bershaf, maka shaf terdepan menengokkan kepalanya ke kanan, bila berbanjar, maka pandangan tetap lurus kedepan.
· Ketika aba-aba pelaksanaan MULAI, penjuru mulai berhitung, bila bershaf berturut-turut tiap pasukan mulai penjuru paling kanan menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka kembali kedepan. Bila berbanjar maka mulai dari penjuru kanan depan berturut-turut kebelakang menyebutnya nomornya masing-masing.
· Bila tidak ada tempat yang kosong, penjuru belakang sebelah kiri berteriak LENGKAP, jika tidak lengkap teriakkan jumlah kekurangannya, misal KURANG DUA.


· Penyebutan nomor harus diucapkan penuh.
· Sebelas – bukan satu satu,
· Dua puluh empat – bukan dua empat.
LEPAS/ KENAKAN TOPI
· Dilaksanakan dalam posisi pasukan istirahat ditempat.
· Aba-aba peringatan LEPAS TOPI, pasukan langsung sikap sempurna.
· Aba-aba pelaksanaan MULA, pasukan melaukan gerakan.
Gerakan selalu dihitungan kedua, kecuali hitungan terakhir (penutup).
Kedua tangan memegang lidah topi,
Topi diangkat sedikit diatas kepala,
Pindahkan topi ke depan dada,
Pindahkanlah topi kesebelah kiri, lidah topi dipegang tangan kiri memegang keatas, posisinya siku-siku, sikut rapat ke pinggang, tangan kanan mengantar.
Hitungan 1 (penutup) langsung sikap sempurna.
· Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat.

· Aba-aba KENAKAN TOPI, pasukan sikap sempurna.
· Aba-aba MULAI, pasukan melakukan gerakan.
Gerakan selalu dihitungan kedua, kecuali hitungan terakhir (penutup).
Tangan kanan memegang lidah topi,
Pindahkan topi ke depan dada dengan tangan kanan dan kiri memegang lidah topi.
Topi dibalik.
Topi ditempelkan diatas kepala dengan tangan kanan memegang lidah topi dan tangan kiri memegang bagian belakang topi.
Topi dimasukan ke kepala.
Hitungan 1 (penutup) langsung sikap sempurna.
· Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat.
SIKAP DUDUK SIAP DAN ISTIRAHAT
· Aba-aba : DUDUK SIAP= GERAK
· Saat duduk dikursi, Badan tegak sikap sempurna, tumit rapat, punggung tidak bersandar, dua tangan digenggam simpan diatas paha, punggung tangan menghadap keatas.
· Saat duduk di lantai putra SILA, badan tegak, tangan digenggam, lengan bagian bawah menempel pada lutut. Putri dalam posisi EMOK, tangan digenggam simpan diatas paha, badan tegak,
· Aba-aba : ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK, badan tidak terlalu tegak (santai).
· Pasukan dapat mengucapkan TERIMA KASIH, dengan catatan suasana sedang santai, tidak terlalu resmi, ataupun sedang dalam latihan.
· Sedangkan dalam suasana resmi, seperti upacara, pasukan tidak perlu mengucapkan TERIMA KASIH.
· Penguapan TERIMA KASIH ini merupakan ciri khas dari Paskibra Kotamadya Bandung yang mempunyai kaidah bergaul SA-TO-TE-MA (Salam, Tolong, Terima Kasih, Maaf).
ATURAN MENGHADAP, KELUAR MASUK BARISAN, BERTANYA, dan MENJAWAB
· ATURAN KELUAR BARISAN
Untuk shaf terdepan tidak perlu balik kanan, tetapi langsung menuju ke arah yang memanggil.
Bila bershaf, maka untuk shaf bagian tengah dan belakang, melakukan balik kanan kemudian melalui belakang shaf paling belakang, selanjutnya memilih jalan yang terdekat menuju ke arah yang memanggil.
Bila berbanjar, maka shaf tengah dan belakang, melakukan balik kanan kemudian melakukan balik kanan kemudian memilih belakang shaf sendiri terus memilih jalan yang terdekat menuju ke arah yang memanggil.
Bagi orang yang berada dibanjar kanan/ kiri tanpa balik kanan langsung menuju ke arah yang memanggil.
Untuk kepraktisan dan keindahan dalam baris-berbaris orang yang berada di banjar kanan/ kiri , melakukan gerakan hadap kanan/ kiri terlebih dahulu, langsung berjalan menuju ke arah yang memanggil.
Apabila salah seorang dalam barisan akan meninggalkan barisan, maka terlebih dahulu harus mengambil sikap sempurna dan meminta izin kepada yang di depan dengan cara mengangkat tangan kanannya keatas penuh, tangan dibuka, jari-jari dirapatkan.
Contoh, siswa yang akan meninggalkan barisan mengangkat tangan,
Pelatih bertanya : Ada apa ?
Siswa Menjawab : Ke belakang ?
Pelatih memutuskan : Baik, lima menit kembali
(beri batas waktu sesuai keperluan)
Siswa yang akan meninggalkan barisan mengulangi : “ Lima menit kembali”, setelah mendapat izin, kemudian dia menuju tempat sesuai keperluannya.
· ATURAN MASUK BARISAN
Bila keperluan siswa telah selesai, maka siswa tersebut menghadap ± 6 langkah di depan komandan/ orang yang sedang memberikan aba-aba/ materi.
Tanpa menghormat terlebih dahulu, langsung laporan sebagai berikut (misalnya) : “ Lapor, ke belakang selesai, laporan selesai.”
Komandan/ pemberi aba-aba/ materi, memberikan perintah, “ Masuk Barisan”.
Siswa tersebut mengulangi perintah tersebut, kemudian menghormat, balik kanan dan kembali kebarisannya pada kedudukan semula.
Bila tidak ada tempat yang kosong dalam barisan, maka
tunggulah sampai ada aba-aba Lencang kanan/ kiri atau setengah Lencang kanan/ kiri, kemudian siswa tersebut masuk kebarisan.
· ATURAN MENGHADAP dan TAMPIL KEDEPAN
Apabila siswa dipanggil oleh komandan/ pemberi aba-aba sedang dalam barisan. “ Siswa Jalu tampil ke depan.”
Siswa sedang mengucapkan “Siap, Siswa Jalu tampil kedepan”.
Siswa tersebut kemudian keluar barisan sesuai denga tata cara keluar barisan dan menghadap ± 6 langkah di depan oleh komandan/ pemberi aba-aba/ yang memanggil.
Kemudian mengucapkan kata-kata :” siap menghadap”, selanjutnya menunggu perintah.
Setelah mendapatkan perintah, maka siswa tersebut mengulangi perintah tersebut, misal :
Pelatih : “ terangkan tentang PBB II”.
Siswa : “ terangkan tentang PBB II.”
Selanjutnya melaksanakan perintah tersebut .
Bila telah selesai, siswa tersebut menghadap ke komandan/ pemberi aba-aba/ yang memanggil dan mengucapkan kata-kata : “Menerangkan PBB II telah dilaksanakan, laporan selesai.
Setelah mendapat perintah “kembali ketempat”, siswa tersebut mengulangi perintah kemudian menghormat, kemudian kembali ketempat semula dalam barisan.
Apabila ada siswa yang berkeinginan tampil kedepan misalnya untuk menerangkan sesuatu, maka siswa tersebut mengacungkan tangannya agar terlihat oleh pelatih/ komandan, dan mengucapkan kata-kata:” Izin tampil kedepan”, setelah dipersilahkan maka siswa tersebut segera tampil ke depan.
Catatan : Siswa ini bukan pangkat/ jabatan, dipakai untuk membedakan nama orang yang dipanggil (misalkan ada senior dan yunior yang kebetulan bernama sama).
· ATURAN BERTANYA dan MENJAWAB
Bila ada pertanyaan dari siswa, maka anggota tersebut mengangkat tangan kanannya keatas penuh, tangan dibuka, jari-jari dirapatkan.
Contoh, siswa yang bertanya mengangkat tangan,
Pelatih bertanya : Ada apa ?
Siswa menjawab : Izin bertanya !
Pelatih mengucapkan : Silahkan (apa saja yang pantas)
Bila ada pelatih yang bertanya pada siswanya, maka salah seorang siswanya itu langsung mengangkat tangan kanannya keatas penuh, tangan dibuka, jari-jari dirapatkan, kemudian mengucapkan “ Izin menjawab”.
Jika ada yang bertanya ataupu akan menjawab, dan siswa dalam keadaan istirahat ditempat, maka siswa tersebut harus mengambil sikap sempurna terlebih dahulu.
PBB III
HADAP KANAN/ KIRI
· Pelaksanaannya dalam posisi sikap sempurna.
· Aba-aba : HADAP KANAN/ KIRI = GERAK.
· Prosesnya :
Kaki kiri/ kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/ kiri, lekuk kaki kiri/ kanan berada diujung kaki kanan/ kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan/kiri.
Tumit kaki kanan/ kiri dengan badan diputar ke kanan kiri 900.
Menutup rapat kaki kiri/ kanan kembali ke sikap sempurna.
HADAP SERONG KANAN/ KIRI
· Aba- aba : HADAP SERONG KANAN/ KIRI = GERAK.
· Pelaksanaannya dalam posisi sikap sempurna
· Prosesnya :
Menggeser kaki kiri/ kanan ke depan sedikit (kedua kaki sejajar).
Memutarkan bahu ke kanan/ kiri 450 dengan tenaga.
Menutup rapat kaki kiri/ kanan kembali sikap sempurna.
BALIK KANAN
· Aba- aba : BALIK KANAN = GERAK
· Pelaksanaannya dalam posisi sikap sepurna
· Prosesnya :
Menggeser kaki kiri kedepan kaki kanan ( seperti huruf T), diajukan melintang (lebih dalam dari pada hadap kanan)
Memutarkan bahu ke belakang 1800 dengan tenaga/ bantingan.
Menutup rapat kaki kiri kembali sikap sempurna.
JALAN DI TEMPAT
· Aba-aba : JALAN DITEMPAT = GERAK
· Posisi badan dari pinggang keatas dan tangan sama dengan sikap sempurna. Tangan digenggam, rapat kebadan, lurus, tidak bergoyang, bahu tidak turun naik.
· Gerakan dimulai dengan kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat sehingga rata-rata air (horizontal), mengangkat kaki bergantian 900, ujung kaki menuju ke bawah.
· Tempo langkah sesuai dengan tempo langkah biasa.


LARI DITEMPAT
· Posisi pasukan dalam keadaan sikap sempurna.
· Aba-aba : LARI DITEMPAT = GERAK.
· Aba- aba peringatan LARI DITEMPAT sikap badan seperti lari maju.
· Aba-aba pelaksanaan GERAK, angkat kaki dengan tumit menempel ke pantat bergantian.
· Aba- aba HENTI = GERAK, pasukan berhenti pada hitungan kelima , hitungan keempat kaki berhenti berlari dan tumir rapat, hitungan kelima dua tangan turun.
PBB IV
LANGKAH KE DEPAN, KANAN, KIRI, BELAKANG
· Maksimal 4 langkah.
· Langkah sesuai yang dimainta oleh komando/pemberi aba-aba.
· Tangan diam tidak dilenggang/ tidak digerakan.
· LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba :….. LANGKAH KE DEPAN = JALAN.
Bergeser ke depan seperti langkah tegap, dihentakan.
Kaki pertama melangkah adalah kaki kiri.
Penutupan kaki wajar (biasa), dalam variasi bisa cepat.
· LANGKAH KE KANAN/ KIRI
Aba-aba :….. LANGKAH KE KANAN/ KIRI = JALAN.
Bergeser ke kanan/ kiri selebar bahu.
Kaki dibuka = ditutup = dibuka= ditutup dan seterusnya.
Penutupan kaki wajar (biasa), dalam variasi bisa cepat.
· LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba :….. LANGKAH KE DEPAN = JALAN.
Bergeser ke belakang kaki tidak dicangkul, wajar saja.
Kaki pertama melangkah adalah kaki kiri.
Penutupan kaki wajar (biasa), dalam variasi bisa cepat.

LANGKAH TEGAP, BIASA, MERDEKA, GANTI
· LANGKAH TEGAP
Dari sikap sempurna,
Aba-aba : LANGKAH TEGAP MAJU = JALAN
Berjalan dengan menghentakan kaki kiri, telapak kaki lurus dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi. Saat kaki sampai ditanah, ayunan tangan sejajar bahu/ rata-rata air.
Tangan digenggam, diayun ke depan sebatas bahu atau ± 900 dan kebelakang 300, diberi tenaga, ibi jari menghadap keatas, punggung tangan menghadap ke samping luar.
Dari langkah biasa,
Aba-aba : LANGKAH TEGAP = JALAN.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ditanah.
Kemudian ditambah satu langkah.
Langkah selanjutnya mulai berjalan tegap .
Aba-aba kembali ke langkah biasa : LANGKAH BIASA = JALAN, diberikan pada waktu kaki kanan/ kiri jatuh ke tanah, ditambah satu, kemudian berjalan dengan langkah biasa, langkah pertama dihentakkan.
Catatan : Langkah tegap ini dipergunakan untuk pasukan pada waktu hendak menyatakan rasa hormat terhadap seseorang atau suatu tempat yang wajib dihormati.
· LANGKAH BIASA
· Dari diam ke jalan
Aba-aba : MAJU = JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan kedepan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 20 cm, dihentakkan, lenggangan lengan kanan 900 dan lengan kiri 300.
Selanjutnya berjalan biasa tanpa suara, tangan masih digenggam diberi tenaga. Lenggangan lengan ke depan 450, ke belakang 300, punggung ibu jari menghadap keatas, punggung lengan ke luar.
Melenggangkan tangan jangan kaku.
· Dari jalan ke jalan
Aba-aba : LANGKAH BIASA = JALAN.
Cara melangkah kaki pertama tumit diletakkan ditanah selanjutnya seluruh kaki.
Maksudnya pergantian dari langkah tegap/ langkah merdeka ke tangan biasa, aturan lainnya sama.
· LANGKAH MERDEKA
Aba-aba : LANGKAH MERDEKA = JALAN.
Berjalan seperti biasa, tidak diwajibkan langkahnya sama, (tetapi ingat akan keindahannya), asalkan masih tetap dalam barisan.
Pasukan boleh berbicara/ ngobrol.
· LANGKAH PERLAHAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : LANGKAH PERLAHAN MAJU = JALAN.
Kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak ke tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan, dan ditahan sebentar disebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditapakkan di depan kaki kiri.
Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Dari berjalan
Aba-aba : LANGKAH PERLAHAN = JALAN
Diberikan pada waktu kaki kanan/ kiri jatuh ditanah kemudian ditambah satu langkah, gerkan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Tapak kaki tidak dihentakan ke tanah (agar lebih khidmat).
Berhenti dari langlah perlahan
Aba-aba : HENTI = GERAK.
Diberikan pada waktu kaki kanan/ kiri jatuh di tanah lalu ditambahkan satu langkah. Selanjutnya kaki kanan/ kiri menurut irama langkah biasa/ dengan tempo yang sama langkah biasa.
Kemudian mengambil sikap sempurna.
· GANTI LANGKAH
Aba-aba : GANTI LANGKAH = JALAN.
Gerakan dapat dilakukan pada langkah tegap/ biasa.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/ kiri jatuh ditanah lalu ditambahkan satu langkah.
Sesudah itu ujung kaki kanan/ kiri yang sedang dibelakang dirapatkan kepada tumit kaki sebelahnya. Bersamaan dengan itu lenggang tangan dihentikan tanpa dirapatkan kebadan.
Selanjutnya sesuaikan dengan langkah baru yang disamakan.
Bila satu orang yang melakukan kesalahan.
Maksudnya mengganti langkah bila ada salah satu anggota pasukan yang melakukan kesalahan, dengan cara (bagi yang melakukan kesalahan itu) melakukan dua kali gerakan yang terakhir untuk menyamakan langkah kaki.
Bila ayunan tangan yang salah maka caranya diam dulu sebentar tanpa dirapatkan kebadan., kemudian lihat/ lirik dan betulkan.
HORMAT KANAN
· Aba-aba : HORMAT KANAN = GERAK.
· Pasukan dalam keadaan langkah tegap dan berbanjar.
· Aba-aba GERAK-nya jatuh pada kaki kanan.
Saat langkah kaki kiri setelah GERAK tadi, langsung tangan kanan diangkat melakukan hormat.
Pada langkah berikutnya (kaki kanan jatuh ditanah) kepala dipalingkan dan pandangan mata diarahkan kepada yang diberi hormat 450, hingga aba-aba “TEGAK GERAK” bagi banjar paling kanan hormat lurus kedepan.
· Aba-aba TEGAK = GERAK, jatuh pada waktu kaki kanan menapak ke tanah.
Saat langkah kiri setelah GERAK tadi, kepala dan pandangan mata tadi yang menengok ke kanan (banjar kedua dan ketiga) langsung ditengokkan kembali hingga pandangan mata dan kepala lurus ke depan.
Langkah berikutnya (kaki kanan jatuh ke kanan) tangan langsung dilenggang ke belakang, tangan kiri dilenggang ke depan (langsung langkah tegap).
PBB V
KOMBINASI JALAN DITEMPAT
· DARI DIAM KE JALAN DITEMPAT
· Hadap kanan/ kiri
Aba-aba : HADAP KA/ KI JALAN DITEMPAT = GERAK.
Hitungan 1-2 Proses hadap kanan/ kiri biasa
Hitungan 3 Langsung diangkat melakukan jalan ditempat
· Hadap serong kanan/ kiri
Aba-aba : HADAP SERONG KANAN/ KIRI JALAN DITEMPAT = GERAK.
Prosesnya seperti diatas tetapi hadap serong kanan/ kiri
· Balik kanan
Aba-aba : BALIK KANAN JALAN DITEMPAT = GERAK.
Prosesnya seperti diatas tetapi balik kanan.



· DARI JALAN DITEMPAT KE DIAM
· Hadap kanan/ kiri
Aba-aba : HADAP KANAN/ KIRI = GERAK.
Hitungan 1 Kaki masih diangkat (hitungan setelah aba-aba).
Hitungan 2-4 Prosesnya hadap kanan/ kiri biasa.
Bila GERAK-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah jalan ditempat dan hitungan satu kali.
· Hadap serong kanan/ kiri
Aba-aba : HADAP SERONG KA/KI HENTI = GERAK.
Prosesnya seperti diatas tetapi hadap serong ka/ ki.
· Balik kanan
Aba-aba : BALIK KANAN HENTI = GERAK.
Prosesnya seperti diatas tetapi balik kanan.
· SAAT JALAN DITEMPAT
· Hadap kanan/ kiri
Aba-aba : HADAP KA/ KI = GERAK
Hitungan 1 Kaki masih diangkat (hitungan setelah aba-aba).
Hitungan 2-3 Proses hadap kanan/ kiri biasa.
Hitungan 4 Kaki langsung diangkat.
Bila GERAK-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba- aba, tambah jalan ditempat dan hitungannya satu kali.
· Hadap serong kanan/ kiri
Aba-aba : HADAP SERONG KA/ KI = GERAK.
Prosesnya seperti diatas tetapi hadap serong ka/ki.
· Balik kanan
Aba-aba : BALIK KANAN = GERAK.
Prosesnya seperti diatas tetapi balik kanan.


· DARI JALAN DITEMPAT KE BERJALAN
· Hadap kanan/ kiri
Aba-aba : HADAP KANAN/ KIRI MAJU = JALAN.
Hitungan 1 Kaki masih diangkat (hitungan setelah aba-aba).
Hitungan 2-3 Proses hadap kanan/ kiri biasa.
Hitungan 4 Kaki langsung dilangkahkan, tangan dilenggang.
Bila GERAK-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba- aba, tambah jalan ditempat dan hitungannya satu kali.
· Hadap serong kanan/ kiri
Aba-aba : HADAP SERONG KA/ KI MAJU = JALAN.
Prosesnya seperti diatas tetapi hadap serong ka/ki.
· Balik kanan
Aba-aba : BALIK KANAN MAJU = JALAN.
Prosesnya seperti diatas tetapi balik kanan.
· DARI JALAN KE JALAN DITEMPAT
· Hadap kanan/ kiri
Aba-aba : HADAP KA/ KI JALAN DITEMPAT = GERAK.
Hitungan 1 Kaki masih diangkat (hitungan setelah aba-aba).
Hitungan 2-3 Proses hadap kanan/ kiri biasa.
Hitungan 4 Kaki langsung dilangkahkan, tangan dilenggang.
Bila GERAK-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba- aba, tambah jalan ditempat dan hitungannya satu kali.
· Hadap serong kanan/ kiri
Aba-aba : HADAP SERONG KA/ KI JALAN DITEMPAT = GERAK.
Prosesnya seperti diatas tetapi hadap serong ka/ki.

· Balik kanan
Aba-aba : BALIK KANAN JALAN DITEMPAT = GERAK.
Prosesnya seperti diatas tetapi balik kanan.
KOMBINASI HADAP KANAN/ KIRI
· DIAM KE JALAN
Aba-aba : HADAP KA/ KI MAJU = JALAN.
Hitungan 1-2 Prosesnya hadap serong kanan/ kiri biasa
Hitungan 3 Kaki langsung dilangkahkan, tangan dilenggang.
· JALAN KE JALAN
· Aba-aba : HADAP KA/ KI MAJU = JALAN.
Hitungan 1 Kaki masih melangkah (hitungan setelah aba-aba).
Hitungan 2-3 Proses hadap kanan/ kiri biasa.
Hitungan 4 Kaki langsung dilangkahkan kembali.
Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah langkah kaki dan hitungan satu kali.
KOMBINASI HADAP SERONG KANAN/ KIRI
· DIAM KE JALAN
Aba-aba : HADAP SERONG KA/ KI MAJU = JALAN.
Hitungan 1-2 Prosesnya hadap serong kanan/ kiri biasa
Hitungan 3 Kaki langsung dilangkahkan, tangan dilenggang.
· JALAN KE JALAN
· Aba-aba : HADAP SERONG KA/ KI MAJU = JALAN.
Hitungan 1 Kaki masih melangkah (hitungan setelah aba-aba).
Hitungan 2-3 Proses hadap serong kanan/ kiri biasa.
Hitungan 4 Kaki langsung dilangkahkan kembali.
Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah langkah kaki dan hitungan satu kali.
KOMBINASI BALIK KANAN
· DIAM KE JALAN
Aba-aba : BALIK KANAN MAJU = JALAN.
Hitungan 1-2 Prosesnya balik kanan biasa
Hitungan 3 Kaki langsung dilangkahkan, tangan dilenggang.
· JALAN KE JALAN
· Aba-aba : BALIK KANAN MAJU = JALAN.
Hitungan 1 Kaki masih melangkah (hitungan setelah aba-aba).
Hitungan 2-3 Proses balik kanan biasa.
Hitungan 4 Kaki langsung dilangkahkan kembali.
Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah langkah kaki dan hitungan satu kali.
PBB VI
BELOK KANAN/ KIRI
· Pasukan dalam keadaan berbanjar.
· Dari diam ke jalan
· Aba-aba : BELOK KANAN/ KIRI MAJU = JALAN.
· Aba-aba JALAN si penjuru langsung jalan ditempat sambil mengarah ke kanan/ kiri secara perlahan.
· Rekan dibelakangnya (banjar paling dalam/ banjar kesatu) jalan ditempat sambil merapat ke depan.
· Hitungan setelah aba-aba
Hitungan 1-6 Jalan ditempat
Hitungan 7 Melangkah kaki kiri
Shaf berikutnya ditambah dua dari rekan didepannya.
· Banjar kedua melangkahkan kaki biasa.
· Banjar paling luar (Banjar ketiga) melangkahkan kaki biasa dengan langkah kaki yang diperlebar
· Pergerakan belok kanan/ kiri ini seperti daun pintu.
· Dari jalan ke jalan
· Aba-aba : BELOK KANAN/ KIRI = JALAN.
· Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada saat kaki kanan/ kiri jatuh ditanah, setelah ditambah satu langkah, penjuru mulai jalan ditempat dan berputar 900 ke kanan/ kiri.
· Bila aba-aba jatuh di kaki kiri, maka hitungan 6, bila jatuh di kaki kanan hitungan 7, dengan cara langsung jalan ditempat, bukan ditambah satu langkah.
· Shaf dan banjar harus tetap lurus, dengan cara melirik ke kanan/ kiri.
DUA KALI BELOK KANAN/ KIRI
· Pasukan dalam keadaan berbanjar.
· Posisi/ pergerakan pasukan seperti ketika melakukan belok kanan, hanya saja pasukan melakukannya dua kali
· Dari diam ke jalan
· Aba-aba : DUA KALI BELOK KANAN MAJU = JALAN.
· Hitungan setelah aba-aba (Khusus untuk banjar penjuru)
Hitungan 1-6 Jalan ditempat
Hitungan 7 Melangkah kaki satu kali
Hitungan 8-12 Jalan ditempat
Hitungan 13 Melangkah kaki langsung maju
Shaf berikutnya ditambah dua dari rekan didepannya.
· Banjar kedua melangkahkan mengikuti arus banjar kesatu, bergerak setengah lingkaran dengan langkah biasa.
· Banjar paling ketiga sama dengan langkah yang diperlebar.
· Dari jalan ke jalan
· Aba-aba : DUA KALI BELOK KANAN/ KIRI = JALAN.
· Hitungan seperti diatas dikurangi Saturday
· Bila aba-aba jatuh di kaki kanan, maka hitungannya seperti pergerakan dari diam ke jalan.
· Banjar kedua dan ketiga sama dengan diatas.
PBB VII
BUKA/ TUTUP BARISAN
· Terbagi atas dua, PBB Baku dan Variasi.
· Dalam PBB Baku, Buka/ Tutup barisan, pasukan datang dalam keadaan tidak berjalan, diam, dengan bentuk pasukan berbanjar.
Aba-aba :BUKA BARISAN = JALAN.
· Ketika ada aba-aba diatas, maka banjar kesatu dan ketiga bergeser satu langkah ke kanan/ kiri, sedangkan banjar kedua (yang tengah diam).
· Aba-aba TUTUP BARISAN = JALAN, maka banjar kesatu dan banjar ketiga bergeser untuk menutup, banjar tengah diam.
· Dalam PBB Variasi, Buka/ Tutup barisan pergerakan pasukan dalam keadaan berjalan, yaitu:
· Dari diam ke jalan, aba-abanya BUKA BARISAN MAJU = JALAN.
· Dari jalan ke jalan, aba-abanya BUKA BARISAN = JALAN.
· Ketentuan pergeseran (membuka/ menutup) sama seperti diatas.
TIAP-TIAP BANJAR 2 KALI BELOK KANAN
· Pasukan dalam keadaan langkah biasa, melakukan pergerakan berputar setengah lingkaran.
· Diam ke jalan
· Aba-aba : TIAP-TIAP BANJAR 2 KALI BELOK KANAN MAJU = JALAN.
· Hitungan setelah aba-aba
Hitungan 1-8 Jalan ditempat.
Hitungan 9 Melangkahkan kaki langsung maju
Shaf berikutnya ditambah dua dari rekan didepannya.


· Jalan ke jalan
· Aba-aba : TIAP-TIAP BANJAR 2 KALI BELOK KANAN = JALAN
· Hitungan seperti diatas kurangi satu.
· Bila aba-aba jatu di kaki kanan, maka hitungannya seperti pergerakan dari diam ke jalan.
PBB VIII
HALUAN KANAN/ KIRI
· Pasukan dalam keadaan bershaf.
· Fungsi Haluan adalah merubah arah pasukan tanpa merubah keadaan pasukan.
· Penjuru sebagai patokan/ poros.
· Pasukan maju sambil jalan ditempat secara perlahan-lahan menempuh arah 900 ke kanan/ kiri lengan tidak dilenggang.
· Haluan kanan penjurunya adalah banjar paling kanan shaf terdepan Haluan kiri penjurunya adalah banjar paling kiri shaf terdepan.
· Pergerakan pasukan harus lurus seperti daun pintu dengan cara melirik barisannya (kepala tetap lurus kedepan).
· Penjuru bebas untuk menengok kiri/ kanan, bila pergerakannya sudah selesai dan barisan sudah lurus, maka dia berteriak LURUS !!
· Perputaran pasukan semakin jauh bila makin menjauhi penjuru.
· Diam ke diam
· Aba-aba : HALUAN KANAN/ KIRI = JALAN.
· Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS ! Maka komandan harus memberikan aba-aba HENTI = GERAK, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/ kanan jatuh ditanah.
· Setelah ditambah satu langkah kemudian seluruh pasukan berhenti.

· Diam ke jalan
· Aba-aba : HALUAN KANAN/ KIRI = JALAN.
· Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS ! Maka komandan harus memberikan aba-aba MAJU = JALAN, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/ kanan jatuh ditanah, pasukan langsung maju langkah biasa.
· Jalan ke jalan
· Aba-aba : HALUAN KANAN/ KIRI = JALAN.
· Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kanan/ kiri jatuh ditanah, kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya barisan melakukan gerakan haluan.
· Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS ! Maka komandan harus memberikan aba-aba MAJU = JALAN, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/ kanan jatuh ditanah, pasukan langsung maju langkah biasa.
· Jalan ke diam
· Aba-aba : HALUAN KANAN/ KIRI = JALAN.
· Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kanan/ kiri jatuh ditanah, kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya barisan melakukan gerakan haluan.
· Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS ! Maka komandan harus memberikan aba-aba HENTI = GERAK, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/ kanan jatuh ditanah.
· Setelah ditambah satu langkah kemudian seluruh pasukan berhenti.
MELINTANG KANAN/ KIRI
· Pasukan dalam keadaan berbanjar.
· Fungsi melintang adalah merubah bentuk pasukan (dari banjar jadi shaf) tanpa merubah arah pasukan.
· Melintang itu dibagi menjadi dua wilayah dunia, wilayah kiri dan wilayah kanan.
· Melintang kanan artinya melakukan gerakan PBB di daerah sebelah kanan kita, jadi teknis gerakannya adalah melakukan hadap kanan terlebih dahulu lalu haluan kiri.
· Melintang kiri artinya melakukan gerakan PBB di daerah sebelah kiri kita, jadi teknis gerakannya adalah melakukan hadap kiri diteruskan haluan kanan.
· Aba-aba yang dipakai :
· Diam ke diam : MELINTANG KANAN/ KIRI = JALAN.
· Diam ke jalan : MELINTANG KANAN/ KIRI MAJU = JALAN.
· Jalan ke jalan : MELINTANG KANAN/ KIRI MAJU = JALAN.
· Jalan ke diam : MELINTANG KANAN/ KIRI = JALAN.
· Untuk aturan berhenti ataupun maju setelah penjuru memberikan isyarat lurus sama dengan aturan pada haluan.
PBB IX
ABA-ABA
· Adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
· Kaidah aba-aba
Harus dilafalkan dengan JELAS.
Harus diucapkan dengan TEGAS.
Harus diucapkan dengan KERAS.
Ucapannya harus BERIRAMA (tidak seenaknya)
Ucapannya harus BERJEDA (ada antara, jarak).
· Jenis aba-aba
· Aba-aba petunjuk
Digunakan hanya jika perlu , untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/ pelaksanaan.
Contoh : Kepada Pembina Upacara-HORMAT = GERAK
Untuk perhatian-ISTIRAHAT DITEMPAT = GERAK
Peleton 7 SIAP = GERAK
· Aba-aba PERINGATAN
Inti peringatan yang cukup jelas, untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh : LENCANG KANAN = GERAK
DUDUK SIAP = GERAK
ISTIRAHAT DITEMPAT = GERAK
· Aba-aba PELAKSANAAN
Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba peringatan.
· GERAK = Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh : JALAN DITEMPAT = GERAK
SIAP = GERAK HORMAT KANAN = GERAK
· JALAN = Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh : DUA LANGKAH KEDEPAN = JALAN
HALUAN KANAN/ KIRI = JALAN
(Apabila dibatasi jaraknya, maka tidak pakai kata maju)
MAJU = JALAN
HALUAN KANAN/ KIRI MAJU = JALAN
(Apabila tidak dibatasi jaraknya, maka pakai kata maju)
· MULAI = Untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh : HITUNG = MULAI
BERSHAF KUMPUL = MULAI
· Yang harus diperhatikan dalam memberi aba-aba
· Waktu memberi aba-aba pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, kecuali dalam keadaan yang tidak mengizinkan untuk melakukan itu.
· Apabila aba-aba itu berlaku juga bagi si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan dan tidak menghadap pasukan.
Contoh : Kepada Pembina Upacara- HORMAT = GERAK. Pemberi aba-aba bersama-sama dengan pasukan melakukan gerakan menghormat. Aba-aba TEGAK = GERAK diberikan si komandan dalam keadaan sedang memberi hormat.
· Untuk aba-aba perubahan langkah dalam keadaam berjalan, tidak perlu menggunakan kata MAJU.
Contoh : LANGKAH TEGAP/ BIASA = JALAN.
· Untuk beberapa aba-aba perubahan arah dalam keadaan berjalan memakai kata MAJU, karena ada aba-aba HENTI, demikian pula sebaliknya tidak memakai kata MAJU, karena tidak ada aba-aba HENTI.
Contoh : BALIK KANAN MAJU = JALAN
HADAP KANAN/ KIRI MAJU = JALAN
BELOK KANAN/ KIRI = JALAN
· Aba-aba yang menunjukan arah harus memakai kata penghubung “ KE”
Contoh : 4 LANGKAH KE KA/ KI/ DEPAN/ BELAKANG.
· Apabila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANGI.
Contoh : LENCANG KANAN – ULANGI—SIAP = GERAK
· Pemberian aba-aba petunjuk yang dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan pelaksanaan, pengucapannya tidak diberi nada.
· Pemberian aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertama dan terakhir. Nada suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut besar kecilnya pasukan.
· Aba-aba pelaksanaan senantiasa diucapkan dengan cara yang “dihentakkan”.
· waktu antara aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan diperpanjang sesuai dengan besar kecilnya pasukan dan atau tingkatan pasukan (konsentrasi perhatian).
· Dilarang memberikan keterangan-keterangan lain disela-sela aba-aba pelaksanaa.
PBB X
IRAMA LANGKAH
· Aba-aba :IRAMA LANGKAH … = GERAK
· Pasukan dapat dalam keadaan berjalan atau berhenti
· Bila dalam keadaan berjalan, kemudian aba-aba diatas maka pasukan langsung berhenti sambil bertolak pinggang.
· IRAMA LANGKAH 1
Menggeser kaki kanan ke depan dengan tumit menempel pada tanah.
Selanjutnya ke belakang dengan ujung sepatu menempel ke tanah.
Selanjutnya menggeser ke kanan.
Menyilangkan diatas kaki kiri, posisi badan masih lurus ke depan.
Berputar/ balik kiri, dengan bantingan tenaga seperti balik kanan.
Tangan turun bersamaan dengan menutupnya kaki.
Melangkah yang diawali dengan kaki kiri.
· IRAMA LANGKAH 2
1-3 Sama dengan irama langkah 1
4 Menyilangkan kaki kanan diatas kaki kiri sambil meloncat ditempat, posisi badan masih lurus kedepan.
5-7 Sama dengan irama langkah 1

· IRAMA LANGKAH 3
1-5 Sama dengan irama langkah 1
6 Berputar/ balik kiri sambil meloncat ditempat.
6-7 Sama dengan irama langkah 1
· IRAMA LANGKAH 4
1-3 Sama dengan irama langkah 1
4 Berputar/ balik kiri sambil menunduk/ merengkuhkan badan.
5-6 Sama dengan irama langkah 1
· IRAMA LANGKAH 5
1-3 Sama dengan irama langkah 1
4 Menyilangkan kaki kanan diatas kaki kiri.
Melempar kaki kiri ke arah kiri (tidak menempel ke tanah)
Menyilangkan kaki kiri diatas kaki kanan.
Melempar kaki kiri ke arah kiri (tidak menempel ke tanah)
Merapatkan kaki kanan ke kaki kiri, kaki kiri langsung dilempar ke arah kiri.
Kaki kiri merapat ke kaki kanan.
Tangan turun
Melangkah kaki kiri
VARIASI DAN FORMASI
· Merupakan kreasi dan inovasi dari tiap-tiap individu dan atau pasukan.
Untuk lebih jelasnya, baca kembali
· Buku panduan tentang BARIS-BERBARIS ANGKATAN BERSENJATA (PBB-AB), yang disyahkan dengan surat keputusan Pangab No. Skep/611/X/1985 tanggal 8 Oktober 1985.




TATA UPACARA BENDERA

ARTI
Tata = Mengatur, menata, menyusun.
Upa = Rangkaian
Cara = Tindakan, Gerakan
Tata Upacara Bendera adalah
Merangkaikan suatu tindakan atau pergerakan dengan susunan secara baik dan benar.
Tindakan atau gerakan yang dirangkaikan serta ditata denga tertib dan disiplin.
SEJARAH
Sejarah jaman nenek moyang, bangsa Indonesia sudah melaksanakan upacara.
Contoh : ¨ Upacara selamatan kelahiran
¨ Upacara selamatan pemberian nama
¨ Upacara selamatan panen.
DASAR HUKUM
Pancasila
UUD 1945
UU No. 2 tahun 1989
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Inpres No. 14 tahun 1981 (1 Desember 1981)
Tentang Urutan Upacara Bendera
TUJUAN
Menambah kedisiplinan.
Ketertiban dan Kehidmatan.
Mencerminkan rasa kebersamaan dan tanggung jawab.
Mencerminkan rasa solidaritaisme cinta tanah air.
Kesegeran jasmani dan rohani
Keterampilan gerak dan keterampilan memimpin serta siap untuk dipimpin.
Memupuk rasa tanggung jawab perorangan dan kelompok.
PEJABAT UPACARA
Pembina Upacara
Pemimpin Upacara
Pengatur Upacara
Pembawa Upacara
PETUGAS UPACARA
Pembawa Naskah Pancasila
Regu pengibar/ penurun bendera
Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945
Pembaca doa
Pemimpin lagu/ Dirigen
Kelompok pembawa lagu
Pemimpin kelompok kelas/ regu
Cadangan tiap perangkat
KELENGKAPAN UPACARA
Bendera Merah Putih
· Ukuran perbandingan 2 : 3
· Ukuran terbesar adalah 2 meter x 3 meter
· Ukuran terkecil adalah 1 meter x 1,5 meter
· Ukuran yang ideal untuk sekolah tingkat SMA m x m
Tiang Bendera
· Serendah-rendahnya 5 meter
· Setinggi-tingginya 17 meter
· Perbandingan bendera dengan tiang 1 : 7
· Ukuran yang ideal untuk sekolah tingkat SMA 7-8 meter
Tali Bendera
· Diusahakan tali yang dipergunakan adalah tali layar (tali kalimetal) dan bukan tali plastik
· Tali harus berwarna putih
Naskah-naskah
· Intinya naskah harus terlihat selalu bersih
¨ Naskah Pancasila ¨ Naskah doa
¨ Naskah Pembukaan UUD 1945 ¨ Naskah acara


SUSUNAN BARISAN UPACARA
Bentuk Barisan Satu Garis
Suatu bentuk barisan disusun dalam satu garis dan menghadap ke pusat upacara, dengan formasi :
· Shaf Bershaf
· Banjar Bershaf
Bentuk Barisan “U”/ Angkara
Suatu barisan yang disusun dalam bentuk huruf “U” atau Angkara dan menghadap ke pusat upacara, dengan formasi :
· Shaf Bershaf
· Banjar Bershaf
3. Bentuk Barisan “L”
Suatu barisan yang disusun dalam bentuk huruf “L” dan menghadap ke pusat upacara, dengan formasi :
· Shaf Bershaf
· Banjar Bershaf
Catatan :
Susunan Barisan Upacara diatas adalah suatu bentuk yang ideal, tetapi hal tesebut dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan upacara yang tersedia.
UPACARA DALAM RUANGAN
Upacara yang dilakukan dalam ruangan tidak melaksanakan Upacara Bendera, karena Sang Merah Putih sudah hadir sebagai bendera ruangan.
Bendera ruangan adalah
· Bendera yang dipasang pada tongkat bendera, terpancang pada standart bendera dan terletak disebelah kanan depan ruangan
· Bendera yang dilekatkan terbentang horizontal di tengah-tengah dinding depan ruangan.
Bila ada bendera kedua, kita tidak perlu melakukan penghormatan, cukup dengan aba-aba “ Sang Merah Putih maju ke tempat yang telah ditentukan”.
SUSUNAN ACARA UPACARA
PERSIAPAN
· Mempersiapkan perlengkapan upacara.
· Mempersiapkan alat-alat perlengkapan upacara.
· Anggota kelas menempati tempat masing-masing.
PENDAHULUAN
Pemimpin kelas menyiapkan pasukannya.
Pemimpin Upacara memasuki lapangan Upacara.
Penghormatan kepada Pemimpin Upacara.
Laporan Pemimpin kelas kepada Pemimpin Upacara.
Kemudian Pemimpin Upacara mengambil alih pimpinan, peserta upacara diistirahatkan (bersamaan dengan itu tura menjemput Pembina).
ACARA POKOK
Pembina Upacara memasuki lapangan upacara
Didampingi oleh tura, saat Tura kembali ke tempat semula, pembina/ pembawa naskah Pancasila menempati tempat ± 2 langkah disebelah kiri belakang Pembina Upacara.
Penghormatan umum
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara.
Pengibaran Sang Merah Putih
Mengheningkan Cipta.
Pembacaan teks Pembukaan UUD 1945
Pembacaan Teks Pancasila
Amanat Pembina Upacara
Menyanyikan Lagu Nasional
Pembacaan Doa
Laporan Pemimpin Upacara
Penghormatan Umum
Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.
ACARA PENUTUP
Penghormatan kepada Pemimpin Upacara.
Pemimpin Upacara kembali ke tempat semula.
ACARA TAMBAHAN
Pengumuman- pengumuman
Acara Sertijab, penyerahan piala, dsb.
Peserta Upacara dapat dibubarkan
Dilakukan oleh Pemimpin kelas, pemimpin kelas adalah petugas upacara yang mengawali dan mengakhiri jalannya upacara.
Keterangan :
Pembacaan Teks Pancasila dan Teks Pembukaan UUD 1945 dapat dibalikkan posisinya pada Upacara Kesaktian Pancasila.
SUSUNAN ACARA UPACARA
PENURUNAN BENDERA
Pada dasarnya hampir sama dengan Upacara Pengibaran Bendera, hanya ada beberapa perbedaan yaitu:
· Setelah laporan pemimpin upacara, tidak dilanjutkan penurunan bendera, tetapi langsung ke langkah selanjutnya yaitu pembacaan teks pembukaan UUD 1945.
· Penurunan Bendera dilaksanakan setelah Pembacaan doa, kemudian dilanjutkan pada laporan Pemimpin Upacara.
BACA BUKU ACUAN POKOK III
· Juklak TUB 1995
· Juklak TUB dan Pelatihan Paskibraka 1993
· Bendera dan TUB Kak Idik Sulaeman
· TUB dan Tata krama terhadap Sang Merah Putih Idik Sulaeman dan Dharminto S.

TATA CARA MELIPAT DAN MEMBENTANG BENDERA
Teknik melipat bendera dan membentang bendera dibagi menjadi 2, yaitu :
Teknik lipat 3
Teknik lipat genap
Dibawah ini akan dijelaskan tata cara melipat bendera dengan teknik lipat genap. Teknik lipat genap sering digunakan karena kemungkinan kesalahannya sangat kecil.
Maksudnya genap disini adalah jumlah lipatannya dapat 4,6,8,10 asalkan genap dan disesuaikan dengan panjang bendera.
Cara Melipat Bendera
Patokan memegang bendera warna putih ditangan sebelah kanan dan warna merah ditangan sebelah kiri.
Pembentang memegang bendera warna merah ditangan sebelah kanan dan warn aputih ditangan sebelah kiri.
Bendera direntangkan, kemudian dilipat menjadi dua bagian, bagian putih menghadap keatas.
Kemudian dilipat memanjang menjadi dua bagian lagi, warna putih berada didalam tertutup warna merah.
Pembentang melipat bendera menjadi beberapa bagian yang genap denga rah zig-zag.
Setelah menjadi beberapa bagian yang genap, lipat menjadi 2 bagian dengan arah horizontal ke dalam.
Cara Membentang Bendera
Pembentang, tangan kanan memegang bendera warna merah, tangan kiri memegang bendera warna putih.
Patokan, tangan kanan memegang bendera warna putih, tangan kiri memegang bendera warna merah.
Setelah itu pembentang mundur tiga langkah, tangan masih dalam keadaan lurus.
Setelah mundur 3 langkah, pembentang membentangkan bendera sedangkan patokan diam.
TATA CARA PENGIBARAN DAN PENURUNAN BENDERA

Yang terlihat langsung dalam pengibaran terdiri dari tiga orang, yaitu : ¨ Pengerek (sebelah kiri pasukan)
Pembawa bendera (ditengah)
Pembentang (sebelah kanan pasukan)
Pengerek dan pembentang bendera memegang tali bersama-sama, bukan memegang tiangnya, punggung tangan yang memegang tali menghadap ke kanan.
Kemudian pengerek bendera mulai membuka tali ada tiang, perhatiakan cara membuka talinya.
Pengerek melihat keatas untuk mencek apakah talinya sudah benar ataukah terbelit.
Setelah posisi tali benar berikan/ serahkan salah satu tali pada pembentang bendera.
Tali yang diberikan pada pembentang adalah tali untuk mengerek bendera nantinya, sedangkan bagian tali yang dipegang oleh pengerek adalah tal yang terdapat catok untuk memasang bendera.
Pengerek melakukan tindakan penyelamatan, gaya tindakan penyelamatan ini bebas, yang penting adalah tali tersebut tidak terlepas dari tangan pengerek.
Selanjutnya pengerek bendera memasangkan catok pada bendera, catok yang disebelah atas ke bagian warna merah dan catok yang satu lagi ke bendera warna putuh.
Kemudian pembentang menyerahkan tali yang dipegangnya pengerek.
Langkah selanjutnya adalah pembentangan.
Pembentang mundur 3 langkah ke belakang, setelah 3 langkah ke belakang baru bendera dibentangkan bersamaan dengan mundurnya pembentang, pengerek menarik tali tiga kali (dikondisikan).
Selanjutnya pembentang menolehkan kepala ke arah pemimpin upacara dan memberikan isyarat dengan lantang dan keras “Bendera siap”. Pemimpin upacara memberi aba-aba penghormatan pada bendera merah putih.
Tindakan selanjutnya adalah pengerekan bendera.
Pembentang maju kedepan dengan langkah yang tegap tangan yang masih membentangkan bendera, langkahnaya tidak kaku, tidak santai, tidak asal-asalan, setelah sampai didepan tiang lemparkan ujung bendera berwarna putih ke arah belakang pembentangb yang sesuai denga arah angin.
Bendera dikerek seirama denga lagu Indonesia Raya, posisi telapak tangan pengerek, pengulur dan pembentang menggenggam. Keadaan tanga pengerek dan pembentang pada saat pengerekan terlihat seperti cermin.
Bendera harus sudah sampai puncak tiang pada kata “Hiduplah …” bait terakhir dari lagu Indonesia Raya.
Ketika aba-aba “TEGAK = GERAK” dari Pemimpin Upacara, maka pengerek dan pembentang langsung diambil oleh pengerek.
Langkah yang terakhir adalah pengikatan tali pada tiang. Pengikatan tali ini dilakukan oleh pengerek.
Yang harus diperhatikan dalam pengikatan tali ini adalah posisi bendera yang telah berada diatas tidak boleh turun kembali, sehingga bagian tali yang berada di tangan pengerek harus diikatkan terlebih dahulu dengan kuat, kemudian kedua tali diikatkan sampai tali tersebut habis.

Catatan
Kata yang dicetak tebal dan digaris bawahi adalah 10 tahapan penaikan bendera yang harus tersusun dan tidak boleh terlewat.
10 tahap Penurunan Bendera
Memegang tali
Membuka tali
Pengerek melihat keatas
Serahkan tali dari pengerek ke pembentang
Pembentang memberikan isyarat dengan lantang dan keras “Bendera siap”.
Penurunan Bendera
Pembentang menarik tali dan mengerek mengulur dengan sedikit menahannya agar tidak terlalu cepat turun kebawah.
Serahkan tali dari pembentang ke orang yang di tengah.
Pembentang mengambil sedikit ujung bendera dan mulai mundur samapi bendera terbentang.
Membentangkan bendera sampai ada aba-aba dari Pemimpin Upacara “TEGAK = GERAK” Pembentang dan pembawa bendera melipat bendera menjadi dua bagian dengan warna putih menghadap ke arah pasukan.
Pembawa bendera melakukan tindakan penyelamatan pada tali.
Pembawa bendera (orang yang ditengah) membawa catok tali dan bendera.
Serahkan tali tersebut kepada pengerek untuk diikat.
Ketika pengerek mengikat tali pada tiang, pembawa bendera dan pembentang melakukan pelipatan bendera. Pelipatan bendera ini bebas, asalkan rapi dan cepat.




BENDERA KEBANGSAAN SANG MERAH PUTIH

SEJARAH
Lihat sejarah Bendera Merah Putih.
PENGERTIAN
Lihat sejarah Bendera Merah Putih
DASAR HUKUM
Pasal 35 Undang-Undang 1945
Bendera Kebangsaan sebagai lambang kedaulatan dan lambang kehormatan Republik Indonesia serta juga lambang Bangsa Indonesia.
Peraturan Pemerintah No. 40 tanggal 26 Juni 1958
Ketentuan dalam pasal diatas ditegaskan dalam PP ini. PP ini dimasukan dalam Lembar Negara 1958-1968. Berikut dengan penjelasannya yang terdapat dalam Tambahan Lembaran Negara No. 1633.
BENTUK DAN UKURAN
Bendera Sang Merah Putih berbentuk persegi panjang, yang lenarnya dua pertiga dari panjangnya, bagian atas berwarna merah dan abagian bawah berwarna putih yang keduanya sama lebar.
Bendera kebangsaan dikibarkan dirumah-rumah jabatan dan atau gedung-gedung dan atau halaman-halaman gedung-gedung pemerintahan, misal rumah dinas pejabat, gedung MPR/DPR, gedung Mahkamah Agung, Departemen-departemen atau Istana Negara.
Untuk hal ini maka bendera Kebangsaan harus dibuat ukuran dua kali tiga meter dengan bahan yang kuat dan tidak mudah luntur atau robek.
Selain dari tempat diatas dibuat dengan menyesuaikan ukuran dan bahan atau diselaraskan dengan keadaan. Bendera juga dapat digunakan pada kendaraan dengan aturan sebagai berikut :
38 x 54 cm untuk Presiden dan Wakil Presiden
30 x 45 cm untuk mantan Presiden dan mantan Wakil Presiden, Ketua DPR, Ketua MPR, Ketua MA, Ketua BPK, Menteri, Jaksa Agung.
20 x 30 cm dapat digunakan oleh siapa saja apabila terdapat perayaan hari-hari tertentu.
WARNA
Bagian atas daripada Bendera Kebangsaan itu berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih. Yang dimaksudkan dengan warna merah itu adalah merha cerah, artinya merah jernih, jadi bukan merah jambu.
PENGUNAAN BENDERA KEBANGSAAN
Syarat : Harus selaras dengan kedudukannya sebagai lambang kedaulatan dan kehormatan.
Bendera dikibarkan dari terbit fajar sampai terbenam matahari atau jam 06.00 s.d. 18.00. Adapun pada saat tertentu boleh dikibarkan tidak sesuai dengan aturan, misalnya pada saat upacara atau untuk mengobarkan perjuangan dikibarkan siang dan malam.
Bendera dikibarkan pada saat peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus dan atau peringatan hari-hari besar nasional. Juga peringatan lain yang membuat kegembiraan negara, menyambut tamu dan perayaan-perayaan yang ada di daerah.
Waktu-waktu selain ketentuan diatas :
Untuk perayaan perkawinan, perayaan upacara keagamaan, atau adat yang lazim diarayakan.
Untuk mendirikan bangunan apabila lazim diadakan boleh dikibarkan siang dan malam.
Diadakan pertemuan-pertemuan, seperti muktamar, kongres.
Diadakan perayaan-perayaan atau perlombaan disekolah.
Diadakannya perayaan organisasi.
Bendera dikibarkan juga
Tiap hari dirumah-rumah jabatan atau halaman rumah jabatan Presiden dan Wakilnya serta pejabat lain.
Tiap hari dirumah atau halaman rumah jabatan kepala daerah.
Tiap hari dimakam Pahlawan nasional.
Tiap hari digedung kerja DPR, MPR, MA, DPA, Departemen-departemen, Sekretariat, Lembaga Non departemen.
Tiap hari digedung-gedung sekolah negeri atau patikelir.
Bendera dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung.
Presiden atau wakilnya wafat.
Suatu negara sahabat berkabung.
Seorang pejabat penting suatu lembaga negara, departemen, jawatan atau kantor, yang mana bendera dikibarkan pada batas gedung tersebut.
TEMPAT PEMASANGAN
Syarat : Harus dipasang ditempat sesuai dengan kedudukannya sebagai lambang kedaulatan dan kehormatan bangsa.
Gedung atau halaman gedung, bendera ditempatkan dimuka, yaitu ditengah-tengah atau sebelah kanan diihat dari luar gedung.
Dalam ruang pertemuan, bendera dipasang apabila merata ditempel pada dinding diatas belakang ketua, jika dipasang ditiang, maka bendera disebelah kanan ketua.
Jika bendera dipasang berderet bergantung pada tali untuk hiasan maka diantaranya tidak dipasang bendera organisasi atau bendera lain. Bendera tersebut sama besarnya dan dipasang dengan sisi lebarnya pada tali, sedangkan urutan warna-warna merah putih tetap sama.
Jika bendera dipasang sebagai lencana maka lencana itu dipasang disebelah kiri diatas saku atau ditempat setinggi itu bila tidak ada saku.
TATA TERTIB PENGGUNAAN
Bila bendera dikibarkan maka tiang harus seimbang dengan besarnya bendera.
Jika dipasang didinding maka dipasang membujur merata atau dipasang pada sisi lebarnya.
Pemasangan bendera pada tali dilakukan sedemikian, sehingga bagian pinggir dalam bendera tersebut diikat pada tali itu.
Pada saat menaikkan atau menurunkan maka pekerjaan itu dilakukan secara perlahan-lahan dan tidak menyentuh tanah.
Jika hendak mengibarkan setengah tiang harus dinaikkan penuh, dihentikan sebentar kemudian diturunkan sampai setengah tiang, demikian pula bila diturunkan bendera dinaikkan penuh kemudian diturunkan.
Pada saat menaikkan dan atau menurunkan bendera semua orang harus memberikan penghormatan, berdiri tegak dengan pandangan mengharap arah bendera, untuk pemakaian pakaian organisasi penghormatan dilakukan menurut aturan yang ada di organisasinya, selain itu untuk yang memakai peci, kerudung, sorban, tau topi wanita menghormat sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.
PENGGUNAAN BENDERA KEBANGSAAN BERSAMA BENDERA LAIN
Jika dipasang bersama-sama bendera lain maka dipasang pada tuang sendiri-sendiri yang sama tinggi dan sama besar, sedangkan ukuran bendera itu sama atau kira-kira sama.
Bendera kebangsaan diberi tempat sesuai dengan aturan berikut :
Jika ada satu bendera asing maka bendera kebangsaan disimpan sebelah kanan.
Jika terdiri dari berbagai bendera asing maka semua bendera tersebut dipasang satu garis. Bendera kebangsaan ditempatkan ditengah apabila ganjil dan sebelah kanan apabila genap.
Dalam pawai atau defile dimana bendera kebangsaan dibawa bersama-sama dengan bendera asing, maka bendera kebangsaan dipasang sesuai aturan sub a dan sub b.
Jika Bendera Kebangsaan dan bendera asing dipasang pada tiang-tiang yang bersilang, maka kain bendera kebangsaan sebelah kanan, sedang tiangnya ditempatkan didepan tiang bendera asing.
PENGGUNAAN BENDERA KEBANGSAAN BERSAMA PANJI-PANJI/ BENDERA ORGANISASI
Bila dipasang dengan panji-panji Presiden dan wakilnya
Jika hanya sebuah panji maka bendera kebangsaan dipasang sebelah kanan, jika ada dua ditengah-tengah.
Panji tidak dipasang lebih tinggi dari bendera kebangsaan.
Ukuran panji tidak dipasang lebih besar dari ukuran bendera kebangsaan.
Bendera kebangsaan tidak dipasang bersilang dengan panji.
Bila dipasang dengan bendera/ panji organisasi
Jika hanya sebuah panji maka bendera kebangsaan dipasang sebelah kanan.
Jika dua atau lebih maka bendera organisasi dipasang satu baris, sedang bendera kebangsaan dipasang dimuka tengah-tengah baris itu.
Dalam pawai atau Defile yang terdiri dari satu atau lebih rombongan yang masing-masing membawa satu atau lebih bendera kebangsaan, maka bendera kebangsaan dibawa dengan memakai tiang dimuka bendera atau panji organisasi yang mendahului tiap rombongan.
Bendera kebangsaan harus tampak lebih tinggi dan lebih besar dari bendera atau panji organisasi.
Bendera kebangsaan tidak dipasang silang dengan bendera atau panji organisasi.
Dalam pawai atau defile Bendera Kebangsaan tidak dpanggul dipundak.
PENGGUNAAN BENDERA KEBANGSAAN DI KAPAL
Bendera Kebangsaan dikibarkan pada :
Kapal-kapal pemerintah, baik yang berlabuh atau yang berlayar, tiap hari dari matahari terbit sampai matahari terbenam.
Pada kapal partikelir yang muatannya 20 meter kubik atau lebih :
Pada saat berlabuh tiap hari dari matahari terbit sampai terbenam.
Pada saat tiba atau berangkat dari pelabuhan, pada saat bergerak dengan layar atau dengan kekuatan mesin di pelabuhan.
Pada saat melalui benteng, menara laut, kapal perang, kapal polisi atau yang meminta.
Untuk kebiasaan penggunaan bendera kebangsaan untuk memberi hormat kepada kapal lain.
PENGGUNAAN BENDERA KEBANGSAAN DI LINGKUNGAN ABRI
Disesuaikan dengan aturan yang ada di ABRI karena sifatnya khusus.

PENGGUNAAN BENDERA KEBANGSAAN DI LUAR NEGERI
Disesuikan dengan aturan yang ada di negara yang bersangkutan.
BENDERA PUSAKA
Lihat aturan dan sejarah Bendera Pusaka.
LARANGAN
Pada saat dikibarkan atau tidak dibawa tidak boleh menyentuh ke tanah, air atau benda lain.
Bendera Kebangsaan tidak boleh dipasang sedemikian sehingga mudah kotor atau terkoyak.
Tidak boleh digunakan sebagai atap, langit-langit, pembungkus barang, reklame perdagangan dengan cara apapun.
Tidak boleh digambar, dicetak, atau disulam pada barang-barang yang pemakaiannya kuarng mengandung penghormatan.
Tidak boleh dimuat dengan lencana, huruf angka, kalimat, gambar atau tanda-tanda lain.
ANCAMAN HUKUMAN
Bagi yang melanggar ketentuan diatas maka dianggap pelanggaran dan diancam hukuman selama-lamanya tiga bulan atau denda.
















SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH

PENGERTIAN
Asal kata
· Bandira/ Bandir yang artinya umbul-umbul.
· Bandiera dari bahasa Itali Rumpun Romawi Kuno.
· Dalam bahasa Sangsekerta untuk Pataka, Panji Dhuaja.
Bendera adalah lambang kedaulatan- lambang kemerdekaan. Dimana negara yang memiliki dan mengibarkan bendera sendiri berarti negara itu bebas mengatur segala bentuk aturan negara tersebut.
Menurut W.J.S Purwadaminta, bendera adalah sepotong kain segiempat atau segitiga diberi tongkat (tiang) dipergunakan sebagai lambang, tanda dsb, panji tunggul.
SEJARAH
Bangsa Indonesia purba ketika masih bertempat di daratan Asia Tenggara ± 6.000 tahun yang lalu menganggap matahari dan bulan merupakan benda langit yang sangat penting dalam perjalanan hidup manusia. Penghormatan terhadap benda langit itu disebut penghormatan Surya Candra.
Bangsa Indonesia purba menghubungkan matahari dengan warna merah dan bulan dengan warna putih. Akibat dari penghormatan Surya Candra, bangsa Indonesia sangat menghormati warna merah putih.
Kedua lambang tersebut melambangkan kehidupan, yaitu :
Merah melambangkan darah, ciri manusia yang hidup.
Putih melambangkan getah, ciri-ciri tumbuhan yang masih hidup.
Warna Merah Putih dianggap lambang keagungan, kesaktian dan kejayaan.
Warna Merah Putih itu bagi bangsa Indonesia khususnya dan bagi rumpun Austronesia pada umumnya merupakan lambang keagungan, kesaktian, dan kejayaan. Berdasarkan anggapan tersebut dapat dipahami apa sebab lambang perjuangan Kebangsaan Indonesia, Lambang negara nasional, yang merupakan bendera berwarna Merah Putih.
Kemudian bendera Merah Putih bergelar “Sang” yang berarti kemegahan turun temurun, sehingga Sang Saka berarti Bendera warisan yang dimuliakan.
Makna warna bagi bangsa Indonesia.
MERAH : Gula merah, bubur merah, Berani, kuat, menyala, darah.
PUTIH : Gula putih, bubur putih, kelapa, suci, bersih, hidup, getah.
TARICH SANG MERAH PUTIH
Lihat tarich Sejarah Sang Merah Putih.
TATA KRAMA
Tidak boleh menyentuh tanah
Logika : Bendera akan kotor
Kiasan : Tanah merupakan tempat berpijak, maka bila bendera jatuh, seolah-olah menginjak bendera.
Tidak boleh dibawa balik kanan
Kiasan : Karena negara seperti mundur/ kemunduran.











SEJARAH BENDERA PUSAKA

Dikibarkan pertama kali pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 pagi di jalan Pegangsaan timur no. 56 Jakarta. Pertama kali dikibarkan oleh dua orang muda-mudi dan dipimpin oleh Bapak Latief Hendraningrat dan Suhud S.
Bendera Pusaka dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno dengan ukuran 185 x 275 cm.
Pada tanggal 4 Juni 1946 aksi teror Belanda meningkat sehingga Ibukota Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta dan Bendera Pusaka dibawa oleh Presiden Soekarno kedalam kopor pribadinya.
Tanggal 19 Desember 1948, terjadi Agresi Militer Belanda ke-2 sehingga Presiden Soekarno memanggil Bapak Husein Mutahar untuk menyelamatkan Bendera Pusaka dengan cara memisahkan warna merah dan putih, yaitu melepaskan benang jahitan antara merah dan putih, dibantu oleh Ibu Perna Dinata. Setelah itu kain merah dan putih dimasukan pada dasar dua tas milik Bapak Husein Mutahar untuk menghindari penyitaan dari tentara Belanda.
Bapak Husein Mutahar menjahit kembali Bendera Pusaka dengan meminjam mesin jahit milik seorang istri dokter, tepat di lubang bekas jahitan asli, tetapi 2 cm dari ujung bendera ada sedikit kesalahan jahit. Kemudian Bendera Pusaka diserahkan pada Presiden Soekarno di Bangka melalui Bapak Soejono pada pertengahan bulan Juni 1948.
Bendera Pusaka dikibarkan oleh lima orang di Istana Presiden Yogyakarta.
Tahun 1969 Bendera Pusaka tidak lagi dikibarkan kembali karena sudah terlalu tua, sehingga dibuatlah bendera duplikat untuik tiang 17 meter Istana Merdeka dari bahan bendera (wool) yang dijahit tiga potong memanjang kain merah dan tiga potong memanjang kain putih kekuning-kuningan.
Bendera Merah puti, duplikat Bendera Pusaka, idealnya terbuat dari sutera alam dan alat tenun asli Indonesia yang warna merah dan putihnya tanpa jahitan dengan warna mwrah cat celup asli Indonesia.
Karena sesuatu hal, pemikiran tadi tidak dapat dilaksanakan, bendera duplikat terbuat dari katun Inggris tanpa jahitan dengan ukuran 200 x 300 cm.
Pembuatan Bendera duplikat dilaksanakan oleh Balai Penelitian Textil Bandung dibantu PT Ratna di Ciawi, Bogor.
Bendera duplikat dibagikan ke setiap Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II serta perwakilan Indonesia di Luar Negeri pada tanggal 5 Agustus 1969.
Kemudian Bendera Pusaka tidak dikibarkan dan hanya dijadikan pendamping Bendera Duplikat pada saat pengibaran dan penurunan di Istana Negara.

TARICH SEJARAH SANG MERAH PUTIH

PERMULAAN SEJARAH INDONESIA
SEBELUM MASEHI
tahun yang lalu. Perpindahan orang Purba-Indonesia dari Asia Tenggara melalui Semenanjung- Sumatera dan Filipina-Sulawesi. Mereka itu menghormat warna Merah-Matahari dan putih-rembulan. Dari zaman itulah berasalnya penghormatan Aditia-Candera, yang bertebar di Nusa Indonesia dan seluruh Kepulauan Austonesia di Lautan India dan Pasifik.
tahun yang lalu. Perpindahan kedua orang Purba-Indonesia dari Asia Tenggara menuju Indonesia. Ketiga lapisan (orang Pursia gelombang kedua) berpadu menjadi Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia menghormati Aditia Candera dan Merah Putih sebagai lambang zat hidup menurut kepercayaan asli bertenaga tuah kesaktian. Lambang Surya Candra dan lambang Getah Getih bersandar penghormatan Dwi Warna Austronesia : Merah-Putih.
500 tahun sebelum Masehi. Gelombang pertebaran bangsa Austronesia menuju kepulauan Austronesia dan Nusa Indonesia. Sebagai hasil perpindahan bangsa diatas ini, maka pada penghabisan zaman prasejarah indonesia didapatlah penghormatan warna Merah Putih di seluruh Kepulauan Austronesia, terutama di daerah Nua Indonesia. Dikaki Gunung Dempu (Sumatera Selatan) didapat petilasan-waruga terbuat dari batu yang berlukiskan berwarna-warna dan seorang perwira memanggul Bendera Merah Putih : dalam kuburan purbakala itu didapat manik tanah berwarna merah putih pula.
Sesudah Prasejarah ini maka bermulalah babakan pula sejarah (Protohistoria) Indonesia.
SESUDAH MASEHI
150 Kitab Ramayana karangan Pujangga Walmiki dalam bahasa sansakerta menamai Nusa Indonesia (Yawadwipa) kepulauan Suwarna-rupyaka-dwipa yang berarti Nusa Emas dan Perak, yaitu Lambang logam Nusa Merah Putih.
Kekuasaan Maharaja Purnawarman, Kepala Negara Tarumanagara di Jawa Barat, dibandingkan dengan kibaran bendera (Dwadja). Bekas lukisannya memuliakan Kembang Tanjung. Semenjak Purnawarman maka mulailah burung Garuda sebagai kendaraan-wahana Mahadewa Wisnu. Burung Garuda dinamai Burung Merah Putih, yang dilukiskan pada lukisan Indonesiadan didapat pada candi Dieng, Prambanan, Panataran, dan lain-lainnya sebagai lambang Tenaga Pembangunan.


BABAKAN SEJARAH
Anggota keluarga Kaundiya dari Bukit Sigunting dekat kota Palembang dan pembentuk Radjakula Merah Putih Siguntang yang menguasai dan mendirikan kedatuan Sriwijaya. Radjakula Merah Putih ini adalah keluarga Syailendra. Sebelun tahun 517 berlangsung permainan turunnya warna Merah Putih berkilau di puncak Siguntang. Antara 517 dan 683 kekuasaan dipegang oleh Melayu Radjakula Syailendra ini adalah Sang Teri Buana.
683 Keluarga Sriwijaya datang ke Palembang dari Sumatera Tengah. Keluarga Syailendra berpindah dari Palembang menuju Jawa Tengah.
Lukisan Bendera Merah Putih dengan dinamai PATAKA di pahat di kaki candi Borobudur, yang menurut prasasti Karang Tengah didirikan sebelum tahun 824 T.M. Rupanya berupa umbul-umbul dan kata Pataka itu dituliskan diatas lukisan bendera yang dikibarkan oleh tiga orang pengawal. Pada dinding Borobudur dipahatkan beberapa kali kembang Tunjung Merah Putih dan Biru. Kata Dwadja dan Pataka lazim dipakai dalam perdaban Indonesia lama. Sejak abad V , Dwadja dipakai dalam tulisan Tarumanegara semasa Purnawarman, dalam kitab Wirataparwa, sedangkan kata Pataka dipakai dalam kitab Sang Hyang Kamahayanikan. Kedua kata itu dipakai dalam kitab Dwadja lama bernama Ramayana. Kembang Tunjung Merah Putih juga dipahatkan pada dinding Candi Mendut yang hampir sama tuanya dengan Candi Borobudur.
898-910 Moharaja Balitung pertama kali dalam sejarah Indonesia menamai dirinya dengan Gelaran Garuda Muka.
Warna Merah putih dipakai untuk melukiskan akasan huruf di dinding Candi Prambanan. Pada dinding Candi itu didapat pula lukisan pahat yang menceritakan Ramayana. Cerita ini dimulai dengan lukisan burung Garuda memegang kembang Tunjung, burung Garuda dinamai juga burung Merah Putih. Lukisan Dwi-Warna itu dapat dirasakan pada pahatan Beruk Hanoman (putih yang ekornya sedang bernyala-nyala (merah) membakar Istana Dasamuka di Kerajaan Langka.
1066-42 Prabu Airlangga memakai lencana Garuda Mukha pada arca belahan beliau digambarkan sebagai Mahadewa Wisnu menunggang burung Garuda gelarnya Resi Gentayu (Garuda).
Dalam Kitab Ramayana dalam bahasa Jawa lama berulang-ulang dipujikan keindahan kembang Tunjung berwarna Mabang-Maputih (Merah Putih). Kedua-duanya (Garuda Merah Putih) dan kembang Tunjung Merah Putih itu berlangsung dipekarangan Istana Malioboro (Yogyakarta) dan diantara Istana Merdeka dengan tunggul tiang Proklamasi di lapangan Gambir Utara (Jakarta).
1222-92 Keluarga Radjakula Merah Putih Tumapel berkuasa memerintah Singosari sejak kemenangan peperangan Ganter (1222). Pertemuan Ken Arok dan Ken Dedes ialah pembentukan Radjakula Merah Putih, yang berkuasa sampai runtuhnya Negara Singosari dan Majapahit pada permulaan abad ke XVI.
Menurut Prasasti Gunung Butak yang bertarich 1294, maka dalam pemberontakan Kediri dibawah pimpinan Jayakatwang dikibarkan bendera Merah Putih Tunggul Bang lawan Putih melawan tentara negara Singosari dibawah Prabu Kertanegara. Kediri menang dan Singosari runtuh, Kertanegara tewas, Jayakatwang berkuasa.
Majapahit berdiri kembali dan berkuasa sampai kira-kira tahun 1525. Patung raja pertama Kertanegara dengan permaisurinya dilukiskan dengan memegang kembang Tunjung. Puteri Merah Putih yaitu Dara Jingga dan Dara Perak, datang dari pulau Sumatera ke Majapahit.
1359 Prabu Hayam Wuruk mengunjungi tebat telaga tempat tumbuh kembang Tunjung Merah Putih di daerah Lumajang dekat pantai sebelah selatan. Perkunjungan ini berlaku ketika mengitari Jawa Timur pada tahun 1359. Radjakula Majapahit memuliakan warna Merah Putih dengan memakai lambang berupa Buah Maja (Merah) oleh Sribaginda Hayam Wuruk. Sedangkan banteng putih ialah lambang lencana Raja Puteri Lasam.
Pujangga Prapanca menyelesaikan karangannya Negara Kertagama yang menceritakan perkembangan negara Singosari dan Majapahit. Dalam kitab itu pujangga nasional menggunakan keraton Majapahit sebagai keraton Merah Putih.
1399-1470 Raja Bone bernama Karampeluwa mengibarkan bendera Merah Putih, yaitu bendera Waromporong berupa merah dan umbul-umbul pengiringnya di kiri-kanan berwarna putih dengan bernama Calae ri atau Calae ri abeo.
Pengarang Antonio Pigafetta mengarang kamus kecil berisi 426 perkataan Indonesia. Didalam kata-kata itu disebutkan adanya kain merah putih di Indonesia yang dinamai Caln Mira dan Cain Puta yang disalin kedalam bahasa Italia dengan nama Alpanno Rasso dan Alpanno Blancho.
SEBELUM KEMERDEKAAN
1525-1575 Kerajaan Demak dan Panjang. Dua bilah cincin Majapahit berpermata Merah Putih diwariskan oleh negara itu kepada puteri raja Jepara bernama Kali Nyamat.
1575-1750 Kerajaan Mataram. Bendera Merah putih sebagai peninggalan Kyai Ageng Tarub dalam keraton Surakarta. Kerajaan Mataram memuliakan bendera Merah Putih bernama Gula Kelapa.
1625 Sultan Agung mengibarkan Bendera Merah Putih ketika menyerang Pati untuk melindungi tentaranya. Sejak lama telah menjadi lazim cerita bawang putih dan bawang merah, cerita Menak Jingga dan Macan putih dan penghormatan bubur Merah Putih.
………….
1825 19 Juni, rakyat mengibarkan bendera Merah Putih tanda perjuangan kemerdekaan dimulai dibawah pimpinan Diponegoro melawan kekuasaan penjajahan Belanda.
1826 di lereng Gunung Merapi kelihatan tanggal 17 November rakyat mengibarkan Bendera Merah Putih, yaitu sesudah peperangan Gawok dan menghadapi medan peperangan di sebelah selatan dan timur Yogyakarta.
1830-38 Peperangan Paderi dilanjutkan sejak tahun 1818. Pengikut dan Pemimpin Derakan Paderi itu banyak yang memakai pakaian serba merah dan Jubah putih.
Bendera Kudiman Merah Putih dikibarkan oleh pahlawan Bonifacio di Balentawak dalam revolusi memberontak kepada Spanyol menegakkan Republik Filipina.
1922 Merah Putih kepala kerbau dikibarkan perhimpunan Indonesia di tanah eropa sebagai lambang tujuan Indonesia Merdeka.
1927 Merah Putih Kepala Banteng dikibarkan Partai Nasional Indonesia (PNI) di tanah air sebagai lambang tujuan Indonesia Merdeka atas tenaga rakyat.
1928 Merah Putih dikibarkan Angkatan Pemuda Indonesia di kota Jakarta (28 Oktober) dibawah pimpinan mahasiswa PPPI yaitu pada lahirnya lagu Indonesia Raya.
1933 Merah Putih Banteng seluruhnya dikibarkan Partindo di Surabaya, yang menetapkan bentukan Republik Indonesia ialah tujuan pergerakan rakyat.
1942 Penindasan tentara Jepang melarang Sang Merah Putih berkibar.
1944 Panitia Bendera Merah putih dibawah ki Hajar Dewantara, Sang Merah Putih dikibarkan sebgai penetapan lambang tujuan Indonesia Merdeka.
KEMERDEKAAN
1945 17 Agustus Sang Merah Putih dikibarkan di Jakarta pada hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
1945 17 Agustus Sang Merah Putih diakui sebagai bendera Republik Indonesia. Sejak hari Proklamasi sampai berbulan-bulan lamanya bendera itu berkibar sebagai tanada kedaulatan Revolusi Kemerdekaan Indonesia.
Bendera Merah putih berkibar dimana-mana dan berpuluh-puluh insiden bendera terjadi. Bendera Merah Putih dipertahankan disegala gedung dan pekarangan, serta dibela dengan senjata dan darah di medan pertempuran melawan musuh Kemerdekaan Nasional serta negara Republik Indonesia.
SESUDAH KEMERDEKAAN
4 Januari Bendera Proklamasi dibawa dengan kereta api olrh Kepala Negara, Soekarno-Hatta ke arah pedalaman. Disana Bendera Sang Saka itu berkibar selama revolusi di Istana Malioboro di kota Yogyakarta.
1949 Konstitusi RIS mengakui Bendera Sang Merah putih.
1950 Setelah berkibar empat tahun lamanya didaerah pedalaman maka sejak 4 Januari 1950 bendera Sang Saka berkibar kembali di Kota Jakarta.
1950 Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia mengakui sejak tanggal 17 Agustus 1945 bendera Sang Merah putih.
1950 Republik Indonesia menjadi anggota Persatuan Bangsa-Bangsa sejak tanggal 19 Oktober, bendera Merah putih berkibar di Laka Succes. Begitu juga bendera itu berkibar disegala perwakilan Indonesia di luar negeri serta di segala Konferensi internasional yang dihadiri Indonesia.
1951 Bendera Sang Saka Merah Putih berkibar di Konferensi perdamaian di kota San Fransisco dan selama pekan Olahraga Nasional di kota Jakarta yang mempunyai Bendera Merah putih PON.
1953 8 Januari, Presiden Soekarno didampingi oleh Wakil Presiden Hatta berpidato membuka sidang parlemen dibawah lencana Rajawali Pancasila dengan diapait Kiri-kanan oleh bendera Sang Merah Putih.

LAMBANG NEGARA
SEJARAH
Tidak diketahui secara pasti, namun dalam sejarah bangsa Indonesia lambang Burung Garuda terdapat pada lencana Garudha Mukha yang dikenakan oleh Prabu Airlangga yang digambarkan sebagai dewa Wisnu yang mengendarai burung Garuda yang bergelar Resi Getayu.
Bersumber pada bukti di museum Idayu Jakarta terdapat beberapa rancangan lambang negara. Sekitar akhir tahun 1949 diketahui adanya suatu panitia yang merancang lambang negara, diantaranya adalah Mr. Mohammad Yamin dan Sultan Hamid II.
Data yang pasti diketahui tanggal 8 Februari 1950 terdapat rancangan lambang negara yang dibuat oleh Mr. Mohammad Yamin yang telah dipersiapkan di Istana Gambir, dalam rangka rapat panitia lambang negara bersama Presiden Republik Indonesia I, yang kemudian tidak tercatat dalam sejarah selanjutnya rancangan mana yang terpilih.
Pada sidang DPR RIS tanggal 20 Februari 1950 lambang negara yang terpampang sama dengan yang sekarang ada.
DASAR HUKUM
Peratuaran Pemerintah yang menetapkan Lambang Negara secara resmi adalah PP No. 66 tahun 1951, tanggal 17 Oktober 1951, yang dinyatakan berlaku tanggal 17 Agustus 1952. Dimasukan kedalam Lembaran Negara No. 7178 tahun 1951, (LN 1951-111).
Penggunaan diatur oleh PP No. 43 tahun 1958, yang dimasukan ke Lembaran Negara no. 71 tahun 1958.
Lambang negara ditetapkan berupa suatu lukisan/ gambaran burung Garuda, suatu lukisan yang diambil dari salah satu bentuk-bentuk perwujudan peradaban Indonesia yang hidup dalam mitologi, simbologi dan kesusastraan Indonesia dan yang tergambar pada beberapa candi sejak abad VI s.d. abad XVI.
BENTUK
Pada garis besarnya lambang negara itu terbagi atas tiga bagian, yaitu :
Burung Garuda yang menengok dengan kepala lurus ke sebelah kanan.
Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda.
Semboyan ditulis diatas pita yang dicengkram oleh Garuda.

MAKNA LAMBANG NEGARA
Dengan Bagian-bagiannya
Burung Garuda, yag digantungi perisai, dengan paruh, sayap, ekor dan cakar melambangkan tenaga pembangunan.
Sayapnya yang berbulu tujuh belas (setiap sayapnya) melambangkan tanggal 17 (tanggal Kemerdekaan.
Ekor berbulu delapan menandakan bulan ke 8/ Agustus, bulan kemerdekaan Republik Indonesia.
Bulu leher sebanyak 45 menandakan tahun kemerdekaan (1945).
Perisai atau tameng berbentuk jantung adalah senjata yang dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai senjata dalam perjuangan untuk mencapai tujuan dengan jalan melindungi diri.
Senjata yang demikian itu dijadikan lambang, karena wujud dan artinya tetap, tidak berubah-ubah, yakni sebagai lambang perjuangan dan perlindungan.
Dengan mengambil bentuk perisai ini, maka Republik Indonesia berhubungan langsung dengan peradaban Indonesia asli.
Garis tebal ditengah-tengah perisai ini dimaksudkan khatulistiwa (equator) yag melewati Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Barat. Hal ini menyatakan bahwa Republik Indonesia adalah negara yang merdeka dan berdaulat penuh dipermukaan bumi berhawa panas.
Lima buah ruang pada perisai itu masing-masing mewujudkan dasar Negara Republik Indonesia, PANCASILA, yaitu :
· Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa
Tertulis dengan Nur Cahaya diruangan tengah berbentuk bintang yang bersudut lima.
· Dasar Kerakyatan
Dilukiskan dengan kepala Banteng sebagai lambang tenaga rakyat.
· Dasar Kebangsaan
Dilukiskan dengan pohon Beringin, tempat berlindung.
· Dasar Perikemanusiaan
Dilukiskan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi. Rantai bermata bulatan menunjukan bagian perempuan berjumlah sembilan, dan rantai bermata persegi berjumlah delapan menunjukan bagian laki-laki. Jumlah rantai sebanyak sebanyak 17 itu sambung-menyambungtidak putus-putusnyasesuai dengan sifat manusia yang turun temurun.
· Dasar Keadilan sosial
Dilukiskan dengan padidan kapas sebagai tanda tujuan kemakmuran, kedua gambar tumbuh-tumbuhan tersebut (kapas dan padi), sesuai dengan Hymne yang memuji-muji pakaian (sandang) dan makanan (pangan).
Semboyan “Bhineka Tunggla Ika” dapat disalin dan diartikan sebagai berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Sedangkan perkataan Bhineka itu sendiri adalah gabungan dua perkataan : Bhinna dan Ika.
Adapun makna dari pepatah itu adalah penggambaran dari persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia walaupun keluar memperlihatkan perbedaan dan perlainan.
Kalimat tu telah tua sekali usianya dan telah dipakai oleh pujangga terutama oleh Empu Tantular dalam kitabnya Sutasoma, yang mengartikan pepatah tersebut sebagai ”Diantara Pusparagam ada Persatuan”.



WARNA
Warna lambang negara yang dipakai adalah (terutama) tiga warna, yaitu merah, Putih, Kuning emas. Disamping itu, dipakai juga warna hitam sebgai warna yang sebenarnya ada di alam.
Warna Emas dipakai oleh seluruh burung garuda, yang menggambarkan kebesaran bangsa dan keluhuran negara.
Warna Merah Putih dipakai pada ruangan perisai ditengah-tengah dan pada pita dalam cengkraman cakarnya.
PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA
Penggunaan Lambang negara diatur dengan Peraturan Pemerintah no. 43 tentang Penggunaan Lambang negara tanggal 26 Juni 1958 (L.N. 1958-71) yang disesuaikan dengan keadaan sekarang, berbunyi sebagai berikut :
Pemasangan lambang negara dimuka disebelah luar gedung dianggap sebagai suatu keistimewaan.
Oleh Karena itu, pemasanga dengan cara ini dibatasi pada gedung dan rumah jabata, yaitu rumah dinas yang khusus disediakan untuk jabatan-jabatan tertentu, yaitu :
· Gedung-gedung MPR, DPR, Mahkamah Agung, DPA, BPK, Kejaksaan Agung, Sekretariat Negara, BAPPENAS.
· Rumah-rumah jabatan Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur/ kepala daerah dan kepala daerah yang setingkat dengan itu.
Pemasangan Lambang negara dalam gedung :
Pemasangan Lambang negara diharuskan didalam tiap :
Kantor Kepala Daerah
Ruang Sidang MPR dan DPR
Ruang Sidang Peradilan
Markas Angkatan Perang
Kantor Kepolisian Negara
Kantor Imigrasi
Kantor Bea dan Cukai
Kantor Syahbandar
Pemasangan Lambang negara diperbolehkan pada tiap kantor negeri lain, di luar kantor tersebut diatas.
Jika lambang negara dalam suatu ruangan ditempatkan bersama-sama dengan gambar Presiden dan atau gambar Wakil Presiden, maka kepada lambang negara diberi tempat paling sedikit sama dengan yang diberikan kepada gambar itu.
Pemasangan Lambang negara secara lain
Lambang negara dipasang pada paspor dan tiap Lembaran Negara dan Berita Negara serta tambahan-tambahannya pada halaman pertama atas tengah-tengah.
Lambang negara hanya diperbolehkan untuk cap jabatan Presiden, Wakil Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua Mahkamah Agung, Ketua DPA, Ketua BPK, Ketua BAPPENAS, Kepala Daerah tingkat Bupati keatas dan Notaris.
Lambang negara dapat digunakan pada :
· Mata uang logam dan mata uang kertas
· Kertas bermaterai (dalam materainya)
· Surat Ijazah negara
· Barang-barang negara dirumah-rumah Jabatan Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri Luar negeri.
· Pakaian-pakaian resmi yang dianggap perlu oleh pemerintah.
· Buku-buku dan majalah-majalah yang dikeluarkan Pemerintah Pusat.
· Buku kumpulan Undang-undang yang diterbitkan oleh Pemerintah dan dengan izin Pemerintah, juga buku kumpulan Undang-Undang yang diterbitkan oleh Patikelir.
· Surat-surat kapal dan barang-barang lain dengan seizin Menteri yang bersangkutan.
Lambang negara dapat digunakan ditempat diadakannya peristiwa-peristiwa resmi, pada gapura-gapura dan bangunan-bangunan lainnya yang pantas.
Lambang negara dalam bentuk lencana dapat digunakan di suatu negara asing oleh instansi-instansi Pemerintah Republik Indonesia dilakukan menurut peraturan atau kebiasaan tentang penggunaan lambang kebangsaan asing yang berlaku dinegeri itu.
LARANGAN
Pada dasarnya Lambang negara dilarang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah tentang penggunaan Lambang negara tahun 1958 no. 43 (L. N. 1958-71) yang ketentuan-ketentuannya pada pokoknya seperti diuraikan diatas, dan disamping itu :
Pada Lambang negara dilarang menaruh huruf, kalimat, angka, gambar, atau tanda-tanda lain.
Dilarang menggunakan lambang negara sebagai perhiasan, cap dagang, reklame perdagangan, atau propaganda politik dengan acara apapun.
Dilarang membuat lambang perseorangan, perkumpulan, organisasi partikelir atau perusahaan yang pada pokoknya sama sekali menyerupai Lambang negara.




ANCAMAN HUKUM
Tindak pidana tersebut dibawah ini, yaitu :
Menggunakan lambang negar bertentrangan dengan peraturan pemerintah tentang penggunaan Lambang negara tahun 1958 no. 43 (L.N. 1958-71) dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam peraturan Pemerintah tentang panji dan Bendera Jabatan.
Menaruh huruf, kalimat, angka, gambar, atau tanda-tanda lain pada lambang negara.
Menggunakan Lambang negara sebagai perhiasan cap dagang, reklame perdagangan, atau propaganda politik dengan cara apapun.
Lambang perseorangan, perkumpulan, organisasi partikelir atau perusahaan yang pada pokoknya sama sekali menyerupai Lambang negara
Kesemuanya dianggap sebagai pelanggaran dan perbuatannya di hukum dengan hukuman selama-lamanya tiga bulan atau denda.

















LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA

SEJARAH
Penciptanya adalah W.R. Supratman, mula-mual diperdengarkan pada muka umum di Jakarta tangga 28 Oktober 1928 pada saat istirahat dalam kongres Pemuda II sidang terakhir. Pada zaman itu Belanda melarang lagu Kebangsaan Indonesia Raya karena takut timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia semakin menuntut kemerdekaan.
Hingga Belanda menyerah kepada Jepang 1943, lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh Jepang diperbolehkan dikumandangkan, tetapi itupun tidak berlangsung lama. Diakhir tahun 1943 Jepang melarang lagi pemberontakan-pemberontakan sehingga akhir tahun 1944. Bendera dan lagu Kebangsaan diperbolehkan kembali disamping lagu Kebangsaan Jepang dan Bendera Hinomaru.
DASAR HUKUM
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tanggal 26 Juni 1958 no. 44 (L.N. 1958-72) ditetapkan bahwa Lagu Kebangsaan Republik Indonesia adalah “Indonesia Raya”.
Menurut Penjelasan Peraturan Pemerintah tersebut diatas (T.L . No. 637) yang dimaksudkan denga Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Republik Indonesia ini adalah Lagu Indonesia Raya adalah Lagu Indonesia Raya ciptaan wage Rudolf Supratman yang untuk pertama kalinya dinyanyikan dimuka umum di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928 waktu diadakannya Kongres Pemuda seluruh Indonesia.
Lagu tersebut telah mengalami perubahan oleh Panitia Peninjauan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya tahun 1943.
ATURAN MEMPERDENGARKAN/ MENYANYIKAN
Lagu Kebangsaan diperdengarkan/ dinyanyikan
Pada saat kesempatan diperdengarkan, maka lagu dinyanyikan lengkap satu kali yaitu stofe dengan dua kali ulangan.
Pada saat kesempatan dinyanyikan, maka lagu itu dinyanyikan lengkap satu bait, yaitu bait pertama, dengan dua kali ulangan.
Pada saat kesempatan tersebut pada huruf b diatas, Lagu Kebangsaan dapat dinyanyikan penuh tuga bait dengan catatan, bahwa sesudah bait kedua dinyanyikan ulangan satu kali sedang sesudah bait penghabisan dinyanyikan ulangan dua kali.
PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN
1. Tersendiri
Sebagai salah satu atribut negara, lagu kebangsaan itu dalam mempergunakannya harus dihormati setinggi-tingginya dan sesuai denga kedudukannya.
Lagu kebangsaan diperdengarkan/dinyanyikan :
Sebagai penghormatan kepad Presiden/ Wakil Presiden yang diadakan oleh Pemerintah dan oleh umum seperti saat melakukan kunjungan kedaerah-daerah pada saat tiba dan meninggalkan daerah.
Pada saat pertemuan-pertemuan resmi.
Pada saat penaikan/ penurunan bendera kebangsaan Republik Indonesia.
Selain kesempatan tersebut diatas dapat pula diperdengarkan/ dinyanyikan :
1. Sebagai pernyataan perasaan Nasional, dengan mana dimaksudkan misalnya pada sautu pertemuan hadirin spontan menyanyikan lagu kebangsaan.
2. Dalam rangkaian pendidikan dan pengajaran, dengan maksud pendidikan umum serta pengajaran-pengajaran disekolah-sekolah.

2. Secara bersama-sama dengan Lagu Kebangsaan asing.
Lagu Kebangsaan diperdengarkan/ dinyanyikan bersama
sama dengan Lagu Kebangsaan asing sebagai berikut :
Apabila untuk Kepala Negara asing diperdengarkan Lagu kebangsaan negara asing, maka lagu Kebangsaan diperdengarkan terlebih dahulu, kemudian Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Pada waktu Duta besar asing menyerahkan surat kepercayaan, maka Lagu Kebangsaan negara asing diperdengarkan terlebih dahulu pada saat duta besar negara asing itu tiba, sedangkan lagu Kebangsaan Indonesia diperdengarkan pada saat duta besar meninggalkan Istana.
Jika pada saat pertemuan yang diadakan perwakilan pemerintah asing, maka Lagu Kebangsaan diperdengarkan terlebih dahulu dari Lagu Kebangsaan Negara asing.
Dalam suatu pertemuan umum maupun tertutup yang dihadiri oleh pejabat negara Republik Indonesia yang diundang sebagai pejabat negara, Lagu Kebangsaan negara asing tidak boleh diperdengarkan sendiri.
TATA TERTIB DALAM PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN
Sesuai dengan kedudukannya, maka :
Lagu kebangsaan tidak boleh diperdengarkan/ dinyanyikan pada waktu dan tempat menurut sesuka-sukanya sendiri.
Lagu Kebangsaan tidak boleh diperdengarkan/ dinyanyikan dengan nada-nada, irama, iringan kata-kata, gubahan lain selain dari yang resmi.
Cara-cara penghormatan
Kewajiban pada saat diperdengarkan/ dinyanyikan lagu kebangsaan, maka :
Hadirin tegak berdiri
Hadirin yang berseragam menghormat sesuai aturan oraganisasinya.
Hadirin yang tidak berseragam memberi hormat dengan meluruskan lengan bawah dan melekatkan telapak tangan dengan jari merapat ke paha, penutup kepala harus dilepas, kecuali kopiah, sorban, ikat kepala dan kudung atau topi wanita yang dipakai menurut agama atau adat kebiasaan.
LARANGAN
Lagu kebangsaan wajib dihormati setinggi-tingginya demi kehormatan lagu kebangsaan
Menggunakan lagu kebangsaan sebagai reklame dalam bentuk apapun juga.
Menggunakan bagian-bagian Lagu Kebangsaan dalam gubahan yang tidak sesuai dengan kedudukannya sebagai lagu Kebangsaan.
ANCAMAN HUKUMAN
Tindak pidana tersebut dibawah ini, yaitu :
Menggunakan Lagu Kebangsaan untuk reklame dalam bentu apapun juga.
Menggunakan bagian-bagian daripada Lagu Kebangsaan dalam gubahan yang tidak sesuai dengan kedudukan Lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan.
Dalam suatu pertemuan, yang tidak dapat dilihat umum, mendengarkan/ menyanyikan Lagu Kebangsaan Negara asing sendiri tanpa mendapat izin terlebih dahulu dari kepala daerah setempat yang tertinggi.
Menyanyikan Lagu kebangsaan pada waktu dan tempat sesuka-sukanya sendiri
Memperdengarkan/ menyanyikan Lagu kebangsaan dengan nada-nada, iringan, kata-kata atau gubahan yang lain, selain yang resmi.
Untuk setiap pelanggaran diancam tiga bulan penjara.































TEORI PERSATUAN DAN KESATUAN

Pengertian
Berkumpulnya sekelompok orang dimana terjadi saling kerjasama dan pengertian dalam melaksanakan satu kegiatan.
Berasal dari kata “SATU” yang menyatakan angka terkecil yang bila kita perhatikan akanmembesar maknanya.
Kita mulai menghitung setelah 0 adalah 1, 0 adalah 1 angka yang tidak berharga, jadi apabila kita dapat meneruskan ke angka 1 berarti ilmu kita bertambah.
Dalam arti kiasan diri kita harus “SATU” tidak boleh tergantung kepaad orang lain. Diri kita tidak boleh “mendua”, harus punya prinsip.
Apabila kiat sudah “Satu” dan bergabung dengan orang lain yang “Satu” juga maka diharapkan dua orang itu bukan menjadi “dua” akan tetapi tetap satu.
PERSATUAN TIDAK AKAN LANGGENG TANPA
SALING KETERBUKAAN DAN SALING MENERIMA

Filsafat Persatuan :
Bersatu kiat teguh, bercerai kita runtuh.
Bila kawan kita Benar kita sebut benar, bila kawan kita salah kita sebut salah.
Persatuan hanya ada jika manusia saling berkomunikasi.
Tanggung jawab yang lebih dari kepercayaan.
Kacang jangan lupa akan kulitnya.







TEORI KETERBUKAAN
Pengertian
Berbicara mengeluarkan isi hati untuk membuat perasaan tenang.
Biasanya keterbukaan ini sangat dibutuhkan dimana-mana. Manusia diciptakan Tuhan sesuai dengan kodratnya, dia mempunyai kepekaan pada sekelilingnya/ menanggapi lawan bicaranya atau siapa, bagaimana yang terjadi sekelilingnya.
Tapi manusia tidak mengerti bahwa Tuhan juga memberikan suatu sikap untuk menyelesaikan satu kejadian tersebut. Biasanya yang terjadi adalah manusia terbuka kepad orang yang dipercayainya saja, walaupun apa yang terjadi manusia tidak ingat bahwa semua yang terjadi manusia tidak ingat bahwa semua yanga da didunia ini tidak sempurna.
Keterbukaan sama saja artinya dengan berbagi rasa (memecahkan persolan pribadi seacra bersama-sama). Untuk di Paskibra kalaulah terjadi sesuatu hal yang terjadi sesuatu hal yang yang tidak diinginkan maka obatnya adalah keterbukaan, tidak rahasia-rahasian. Akhirnya orang lain mau menerima atau sakit hati pokoknya masalah terselesaikan, maka cobalah dari sekarang untuk melatih Terbuka.
Faedah bagi diri sendiri :
· Mengurangi tekanan batin
· Mengurangi kesukaran pribadi
· Menghindari diri dari kekecewaan yang sangat
· Membentuk pribadi yang wajar
· Menyalurkan emosi yang mendesak
Faedah bag orang lain/ sekitar :
· Memahami pribadi kita
· Mudah menentukan sikap
· Akan mencoba belajar dari pribadi kita
· Akan mencoba untuk membuka diri
· Akan berusaha menjauhi hal-hal yang penting bagi kita
· Menghindari konfrontasi dalam pergaulan
· Melengkapi kekurangan yang ada
Bila kita akan membuka masalah/ mengeluarkan unek-unek
Lihat situasi, apakah orang yang dituju siap menerima dan memahami keterbukaan kita.
Kalau sudah mendesak point ini jangan dilihat.
Pahamiah kepribadian orang lain, dengan demkian tidak ada pihak yang merasa tersinggung/ dirugikan, bahkan akan terjadi saling pengertian antara kita denga orang lain.
Kiata harus siap menerima bahwa orang yang kita tuju akan merasa sakit hati, oleh sebab itu segeralah mohon maaf.
Argumentasi kita yang membuka harus sangat kuat, untuk hal tersebut harus dilatih dari sekarang.

















PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENDAHULUAN
Pengambilan keputusan adalah salah satu kegiatan penting dalam kehidupan manusia, baik di konsumen, produsen, bapak, ibu, menteri, ketua dewan, maupun mahasiswa biasa.
Meskipun demikian, perlu dibedakan proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan oleh pemimpin atau bukan pemimpin. Seseorang yang berstatus pemimpin, bisa saja membuat kesalahan dalam Pengambilan keputusan dan resikonya hanya akan terbatas pada dirinya atau paling tidak pada lingkungan yang kecil saja.
Kalau ia seorang Gubernur, maka kesalahannya mungkin akan membawa pengaruh kepada kelompok dalam masyarakat. Oleh kareana itu seorang pemimpin, baik ia seorang ketua senat, dewan, rektor ataupun direktur perusahaan haruslah mereka yang mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan, bukan saja dalam membuat keputusan tapi lebih penting lagi dalam pelaksanaan keputusan tersebut.
CARA-CARA PEMECAHAN MASALAH ATAU CARA-CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Manusia memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan berbagai cara. Cara yang paling tua adalah dengan meminta bantuan dewa atau roh halus.
Supertisi yang masih banyak ditemui dikalanagan masyarakat merupakan mekanisme buat pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Untuk bepergian orang sering hanya memilih hari tertentu, karena percaya hari itu adalah hari baik.
Hari pernikahan sering ditentukan pada saat-saat tanggal menurut orang kota, karena hasil perhitungan menetapkan demikian.
Kecuali cara-cara non-rasional, manusia dalam memecahkan masalah-masalahnya juga menggunakan intuisi atau perasaan yang sering timbul pada seseorang karena pengalaman atau kata zaman dalam presepsi
Cara yang paling mutakhir adalah yang disebut dengan cara ilmiah. Pengambilan keputusan secara ilmiah mengikuti proses yang sistematis dan dapat dijelaskan. Pada dasarnya apa yang akan diutarakan dalam kertas karya-karya ini adalah pengambilan keputusan ilmiah tersebut.
Meskipun demikian, pengambilan keputusan kecauli yang mengandung unsur-unsur nilai (Value Juddement), ada pula yang sering masih sulit untuk dijelaskan.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses Pengambilan keputusan mempunyai lima fase :
Mengemukakan masalah sebenarnya, perumusan masalah.
Mengumpulkan fakta dan klasifikasi masalah (analisa masalah).
Mengembangkan alternatif-alternatif.
Mengambil keputusan (pemilihan alternatif terbaik).
Usaha mencari sasaran (pelaksana keputusan).
Perumusan masalah
Memutuskan pada haekatnya adalah usaha untuk memecahkan masalah. Maka jelas kiranya sebelum kita melakukan sesuatu hal harus jelas masalah apa yang hendak kita putuskan atau kita pecahkan. Dalam praktek sering orang mencampuradukan antara gejala dan masalah sebenarnya.
Seorang manajer perusahaan sering menghadapi masalah penurunnya penjualan (sales). Tapi menurunnya penjualan jelas hanya merupakan gejala. Untuk mengetahui masalah sebenarnya, sang manajer perlu mengkaji berbagai aspek usahanya sebelum sampai pada kesimpulan masalah sebenarnya dari penurunan penjualan tersebut.
Seperti kita ketahui penjualan yang menurun bisa disebabkan berbagai hal seperti produk, harga, saluran distribusi, promosi, dsb.
Jelas kiranya untuk mengobati gejala penurunan penjualan tersebut perlu diteliti dulu masalahnya dan dirumuskan secara jelas sehingga memudahkan pemecahannya. Penurunan penjualan karena mutu produk tidak bisa diobati dengan peningkatan anggaran promosi.
Disini tindakan kita diarahkan pada sasaran yang salah. Oleh karena itu, pemikiran masalah merupakan kegiatan yang penting dalam pengambilan keputusan.
Analisa Masalah
Menganalisa masalah berarti pertama-tama kita mengumpulkan fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Meskipun demikian, tidak semua masalah atau informasi tentang msalah tersebut didapat, bukan saja karena sulitnya mendapatkan fakta, tetapi dapat pula disebabkan oleh pembiayaan yang terbatas.
Oleh karena itu didalam proses ini selain fakta, diperlukan juga pertimbangan subjektif (Judgement).
Setelah masalah dianalisis perlu digolongkan sehingga mudah diketahui sipa yang harus memutuskan, siapa yang harus dikonsultasi dan siapa saja yang harus diberitahu, agar nantinya keputusan yang diambil bisa efektif.
Pengembangan Alternatif
Mengemgangkan alternatif berarti mengerti berbagai kemungkinan yang akan dipilih dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Seorang manajer atau pemimpin yang tidak mampu mengembangkan alternatif-alternatif bagi masalah yang dihadapinya tidak akan bisa membuat keputusan yang terbaik.
Kemampuan kita untuk mengembangkan alternatif bagi pemecahan masalah akan banyak tergantung apada imajinasi kita. Meskipun demikian alternatif yang terlalu banyak tidak membuat tugas kita bertambah mudah, bahkan mungkin saja akan membuat lebih sulit lagi.
Yang diperlukan adalah beberapa alternatif yang timbul sebagai hasil pemikiran yang imajinatif, sehingga akan menghasilkan pilihan-pilihan yang berbobot.
Pemilihan Alternatif Terbaik
Setelah dikembangkan alternatif-alternatif bagi pemecahan masalah yang dihadapi, maka tugas berikutnya adalah menentukan pilihan yang akan menghasilkan atau mencapai sasaran yang diinginkan.
Empat Kriteria yang dapat dipergunakan.
Waktu
Kalau situasi memerlukan pemecahan masalah dalam jangka waktu yang pendek, maka tindakan yang cepat perlu dipilih dan bila masalah yang memakan waktu yang lama perlu dipecahkan secara bertahap.
Lebih sedikit waktu yang diperlukan lebih baik.
Sumber yang terbatas
Dalam pemilihan alternatif perlu dipertimbangkan sumber-sumber yang tersedia, khususnya tenaga pelaksana yang mengerjakan keputusan yang diambil.
Orang yang terlibat lebih sedikit maka lebih baik.
Jarak
Jarak yang ditempuh dalam pemecahan masalah apakah jaraknya pendek atau panjang.
Jarak yang diperlukan makin pendek makin baik.
Uang yang diperlukan
Semakin kecil pengeluaran, semakin efisien, semakin baik.
Pelaksana Keputusan
Keputusan yang diambil seharusnya dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pelaksanaan Keputusan biasanya melibatkan banyak orang dan disinilah mulai banyak muncul masalah motivasi yakni bagaimana menetralisir tenaga orang lain guna mencapai tujuan yang telah ita tetapkan, sehingga keputusan dirasakan sebagai keputusan bersama.
Disinilah muncul masalah komunikasi yaitu bagaimana menyampaikan keputusan kepada pelaksana sedemikian rupa sehingga pelaksana mengerti apa yang diharapkan dan menetralisir keputusan tersebut.
Skema Pengambilan Keputusan
Perumusan Masalah
Menentukan Masalah



Pengumpulan Fakta dan Klasifikasi

Analisa Masalah



Pengembangan Alternatif
Alternatif



Keputusan

Pemilihan Alternatif



Pelaksanaan Keputusan







Mencapai Sasaran












Panduan Pertanyaan Dalam Pengambilan Keputusan
Pertanyaan pendahuluan
Apa yang menjadi kesulitan ?
Sebuah pertanyaan yang membawa kita merumuskan persoalan yang sebenarnya, kadang kala kita menghadapi kesulitan dan merumuskan persoalan. Dalam mengambil keputusan atau pemecahan masalah adalah merumuskan permasalahan.
Pertanyaan pokok untuk tahap satu, menerima tantangan
Besarkah bahaya-bahayanya ?
Pertanyaan pertama yang diajukan bila sesuatu peristiwa yang merupakan tantangan menciptakan kemungkinan bahawa rencana seseorang tidak akan berhasil dan dia hendak mengambil keputusan tentang apa yang akan dilakukan.
Dapatkah dicari suatu penyelesaian yang lebih baik.
Bila orang-orang menyadari bahwa suatu tantangan mencari bahaya yang nyata, tetapi tidak percaya ada penyelesaian yang lebih baik maka mereka pengambil keputusan untuk diam. Kunci untuk memecahkan masalahnya adalah bahwa kita percaya ada penyelesaian yang lebih baik.
Apakah ada waktu yang mencukupi untuk mengambil keputusan yang baik ?
Bila orang-orang dibatasi waktu yang sudah dekat, kadang-kadang mereka mengambil alternatif utama untuk menampakkan diri.
Sikap kepanikan menghalangi mereka untuk menggunakan waktu yang tersedia guna mencari penyelesaian yang baik. Suatu keputusan akan diaraih optimal apabila mempergunakan waktu sebaik-baiknya.



Pertanyaan pokok untuk tahap dua
Menumbuhkan alternatif
Apa tujuan-tujuan untuk keputusan ini ?
Adalah mustahil membuat suatu keputusan yang efektif tanpa mengetahui sebanyak mungkin tujuan-tujuan serta nilai-nilai yang terlibat dalam sasaran-sasaran dimana keputusan sedang dibuat.
Mengapa Kita membutuhkan itu ?
Pertanyaan yang menuntun kepada tujuan kita membuat keputusan, bila pertanyaan mengapa ini diteruskan maka ditemukan tujuan yang semakin umum.
Bagaimana kita dapat mencapainya ?
Pertanyaan mengapa dan bagaimana ini dapat dipakai untuk sebuah pertanyaan tentang tujuan sampai dengan berbagai jenjang tujuan.
Pertanyaan mengapa menanyakan tujuan dari jenjang lebih tinggi.
Pertanyaan bagaimana menggerakkan anda pada tujuan yang lebih mengkhususkan, yang merupakan cara alternatif untuk mencapai tujuan dari jenjang yang lebih tinggi.
Apa alternatif-alternatif yang pantas ?
Setelah anada yakin, bahwa anda pada jenjang tujuan yang tepat anada menumbuhkan alternatif yang pantas.
Pertanyaan pokok untuk tahap tiga
Mengevaluasi alternatif
Apa yang mungkin terjadi jika kita memilih alternatif ini ?

Pertanyaan ini mulai membuat kita menciptkan skenario-skenario yang layak bagi hasil yang dipilihnya alternatif yang bersangkutan. Maksud dari skenario adalah untuk menilai kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan dari alternatif yang kita pilih.
Bagaimana kita berpengaruh ?
Bagaimana orang lain akan terpengaruh ?
Bagaimana kita akan memandang kita sendiri ?
Bagaimana orang-orang memandang kita ?
Pertanyaan ini akan menunjuk kepada kita dampak dari keputusan-keputusan yang kita ambil baik untuk dampak kita sendiri maupun orang lain.
Informasi apa yang kita perlukan ?
Pertanyaan yang membawa kita pad pendapat orang lain tentang alternatif yang kita pilih ?
Apakah kita memerlukan seorang ahli ?
Kadang persoalan yang kita hadapi memerlukan keahlian tertentu sehingga kita memerlukan seorang ahli.
Pertanyaan pokok untuk tahap empat
Menjadi terikat
Alternatif mana yang terbaik ?
Apakah alternatif baik sudah cukup baik ?
Alternatif yang terbaik perlu ditinjau lagi karena mungkin belum sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Rencana-rencana penerapan dan darurat apa yang perlu anda buat ?
Suatu bagian penting bagi pemuatan keputusan adalah membuat rencana-rencana khusus bagai penerapannya dengan cara-cara yang paling besar kemungkinannya untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Pertanyaan poko tahap kelima
Berpegang kepada keputusan
Bagaimana kita dapat berpegang kepadanya ?
Apa yang tidak berjalan sebagaimana mestinya ?







KOMUNIKASI

Pengertian
Komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan dengan manusiadan yang mengembangkan semua pikiran, bersama-sama dengan sarana untuk menyiarkan dalam ruang dan merekamnya dalam waktu (Charles Copley, 1909).
Pengertian komunikasi ini mencakup komunukasi lisan, tertulis dan komunikasi dengan sarana pendukung lain seperti telephone, telegram, dan alat komunikasi modern lainnya.
Komunikasi Kepemimpinan
Keberhasilan seorang pemimpin banyak tergantung dari keberhasilannya dalam kegiatan komunikasi. Komunikasi yang dijalankan seorang pemimpin haruslah efektif dan kondisi ini dapat dicapai bila memperhatikan hal-hal berikut ini :
Pesan yang disampaikan dapat menarik perhatian sasaran yang dituju untuk itu kita perlu memperhatikan waktu dan tempat.
Pesan harus mempergunakan tanda-tanda yang disadari pada pengertian atau pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan sehingga dapat bertemu pada satu pengertian yang sama.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi, dan menyarankan cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pesan harus mengarahkan sutu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi diri dan kelompoknya. Seorang pemimpin yang baik mempunyai kemampuan yang baik pula dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis agar dapat menggerakkan bawahannya.
Empatkunci pokok yang harus dipatuhi dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain :
Perlakukan orang lain sebagaimana kau ingin diperlakukan.
Setiap orang punyai keunikan tersendiri, jadi terimalah apa adanya.
Membuka diri terhadap orang lain.
Mempercayai orang lain, menyanyangi orang lain, rela berkorban.


MOTIVASI

Pengertian
Sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang, yang menggerakan orang tersebut untuk berbuat atau tidak berbuat.
Suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar mengarahkan pada tercapainya tujuan.
Dorongan psikologis agar dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Lingkaran Motivasi
Serangkaian motivasi yang menyebabkan seseorang berbuat atau tidak berbuat dengan cara-cara tertentu.
Rangkai motivasi itu pada intinya terdiri dari tiga unsur :
Kebutuhan (Need)
Dorongan (Drive)
Tujuan (Goals)
Hasil dari kegiatan manusia dibedakan berdasarkan
Kemampuan untuk bekerja
Motivasi
Kekuatan motivasi seseorang akan berkurang atau berubah apabila adanya :
Kepuasan kebutuhan
Pada saat suatu kebutuhan sudah terpuaskan, maka kebutuhan tersebut tidak lagi memotivasi, sehingga motivasi akan menjadi berkurang dang menghilang.
Terhalangnya kepuasaan kebutuhan
Terhalangnya suatu motivasi dalam pencapaian kepuasan kebutuhan, akan membuat seseorang mencari jalan lain dari usaha pencapaian tujuannya itu.
Pencarian jalan lain tersebut mengakibatkan berkurangnya kekuatan motivasi, dan akan beralih pada motivasi lain.

Perbedaan kognisi
Contoh yang dapat menjelaskan hal ini adalah apabila seseorang telah menganggap dirinya lebih unggul dari rekan-rekannya dalam pemecahan masalah, tapi kemudian secara beruntun ia mengalami kegagalan-kegagalan maka disini terdapat situasi yang tidak selaras dalam dirinya.
Kognisi pertama tentang keunggulan dirinya berbeda dengan kognisi kedua tentang kegagalan-kegagalan yang dijumpainya, sehingga menyebabkan kekautan motivasi dalam pemecahan masalah berkurang.
Frustasi
Adalah suatu kondisi yang melekat pada diri seseorang, disebabkan oleh halangan yang imaginer, bukan halangan yang riil. Frustasi menyebabkan terjadi tindakan agresif, seperti tindakan merusak, maeah, berperilaku kasar, sehingga kekuatan motivasi dapat berubah dan cenderung menurun.
Kekuatan motivasi yang bertambah
Perilaku akan berubah bila kebutuhan-kebutuhan yang menarik, bertambah kekuatan seseorang yang sedang lapar akan membutuhkan makanan, dan kekuatan kebutuhan ini akan semakin, besar bila orang tersebut mencium aroma makanan.
Demikian beberapa hal mengenai perubahan kekuatan motivasi yang menyebabkan perilaku untuk mencapai kebutuhan atau cenderung berubah.
Hirakhi Kebutuhan
Abraham Maslow menyusun hirakhi atau peringkat kebutuhan yaitu
Kebutuahn fisik, kebutuhan dasar (pangan, sandang,papan).
Kebutuhan keamanan (keamanan terhadap diri sendiri dan harta bendanya, seperti asuransi).
Kebuhan sosial (kebutuhan akan interaksi sosial atau pergaulan).
Kebutuhan penghargaan (kebutuhan agar orang lain mau menghargai usaha-usaha yang telah dilakukannya).
Kebutuhan aktualisasi diri sendiri (Kebutuhan untuk menjadi apa yang dirasakan oleh seseorang karena mempunyai potensi mencapainya).
Dari hirakhi kebutuhan menurut Abraham Maslow dapat kita gambaran bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia yang dimulai dari naluri manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik atau dasar yaitu pangan, sandang dan papan (makanan, pakaian dan perumahan).
Apabila kebutuhan fisik sudah terpenuhi maka kebutuhan ini tidak lagi menjadi kebutuhan yang utama, manusia mencari lagi apa yang menjadi kebutuhannya.
Prioritas kebutuhannya akan pindah ke kebutuhan yang lain, yaitu kebutuhan akan rasa aman, contohnya jaminan keamanan atau asuransi, yang dapat memberikan rasa aman terhadap harta bendanya.
Kemudian apabila kebutuhan akan arasa aman ini sudah terpenuhi, maka manusia akan pindah ke kebutuhan selanjutnya.
Pemimpin yang memiliki motivasi tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Selalu optimis dalam memandang bawahan sebagai potensi yang berguna dalm kelanjutan organisasi.
Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berprestasi dalam pekerjaan.
Menggunakan metode partisipasi dalam melaksanakan kegiatan.
Selalu bersifat terbuka dalam berinteraksi dan komunikasi dengan bawahannya.
Mau memikirkan permasalahan orang lain (bawahan maupun pekerjaannnya).
PROPOSAL DAN LAPORAN KEGIATAN

PROPOSAL
PENDAHULUAN
Pada dasarnya suatu tulisan adalah media komunikasi yang dapat berfungsi dokumentatif, informatif, dan lain sebagainya. Agar berfungsi efektif dan efisien perlu adanya sutu teknik penyajian yang membantu tercapainya tujuan fungsional tersebut.
ARTI DAN FUNGSI PROPOSAL
Proposal dalam Bahasa Indonesia bersal dari kata :
Propos = mengusulkan
Secara umum proposal berarti :
Suatu konsep pemikiran dalam bentuk tulisan tentang suatu proyek kegiatan yang akan dilaksanakan.
Konsep pemikiran ini harus memberikan informasi yang jelas dari mulai awa mengenai latar belakang dan tujuan diadakannya kegiatan tersebut. Sarana dan prasarana yang mendukung data-data teknis operasional yang akan dilaksanakan ini semua aharus tersusun dalam bahasa yang baik dan teknis penyusunan yang efektif.
Jadi fungsi proposal adalah memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada orang atau lembaga atau instansi yang terlibat atau mempunyai relevansi yang kuat dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Sistem adalah suatu proses secara keseluruhan agar unsur atau komponen yang secara struktur dan fungsional satu sama lain berkaitan dengan peranan dan kedudukannya masing-masing.
Tidak berfungsinya atau terganggunya salah satu komponen dapat mengakibatkan terganggunya proses secara keseluruhan. Hal ini berlaku pila bagi suatu sajian tulisan bagi suatu karangan ilmiah, usulan proyek, dan sebagainya. Masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda karangan tersebut adalah sturuktur yang rata berbagai komponen berdasarkan peranan dan fungsinya.
Tidak terlepasnya dari urutan logika dalam mengemukakan materi sesuai denga relevansinya sehingga merupakan serentetan sajian yang menarik dan mudah dicerna. Demikian pula tekanan kata, susunan kalimat dan urutan kalimat serta kaitan fungsional yang mendukung efektivitas dan efisiensi.
Beberapa pihak berpendapat bahwa teknis penyajian adalah persoalan selera sehingga wajar bila dilakukan dengan berbagai cara dan gaya.
MENYUSUN KERANGKA DAN SISTEMATIKA
Suatu proposal terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut, beserta fungsi dari masing-masing komponen.
BAB I Dasar Pemikiran
Merupakan bagian pembukaan proposal yang berisikan penguraian dari latar belakang atau alasan diadakannya suatu kegiatan ditinjau dari berbagai segi, juga diuraikan proses interaksi sebab akibat dari tinjauan secara umum dari kegiatan tersebut.
Dasar pemikiran ini juga disebut pula Pendahuluan atau Latar Belakang.
BAB II Dasar Pelaksanaan
Menggambarkan secara yuridis formal atau dasar hukum dari kegaiatan tersebut. Diuraikan secara tegas point per point, dengan urutan paling atas adalah dasar hukum yang bersifat umum, seperti UUD 1945 dan Pancasila, setelah itu makin kebawah makin khusus, misalkan program kerja OSIS atau program kerja Paskibra Kota Bandung.
BAB III Maksud dan Tujuan
Menguraikan secara singkat dan tegas point demi point dari maksud dan tujuan kegiatan tersebut. Biasanya berbentuk abstrak dengan point yang urutannya makin kebawah makin menyempit.
Maksud dan tujuan ini dapat kita pisahkan, dapat pula digabungkan, tetapi lazimnya suatu proposal memisahkan point dari maksud dan point dari tujuan ini, karena maksud dan tujuan pengertiannya berbeda.
BAB IV Tema Kegiatan
Merupakan pencerminan dari seluruh aktivitas yang akan dilakukan. Tema kegiatan ini lazimnya ditulis dengan huruf kapital dan diantara tanda kutip(“).
BAB V Sasaran Kegiatan
Fungsi dari sasaran ini adalah sebagai langkah lanjut dari suatu tujuan, untuk suatu wawasan pemikiran dan harapan/ cita-cita yang lebih luas atau biasanya lebih konkrit.
Sasaran ini merupakan target yang ingin dicapai dari kegiatan.
BAB VI Struktur Kerorganisasian/ Kepanitian
Adalah komponen yang bertanggung jawab terhadap persiapan, pelaksanaan samapi dengan evaluasi kegiatan.
Struktur ini dapat dikembangkan dengan urutan biasa atau secara organigram. Komponen yang tertera didalamnya adalah komponen yang diperlukan dalam kegiatan.
BAB VII Peserta
Adalah komponen lain yang terlibat, yang dilengkapi dengan persyaratan-persyaratan peserta, baik itu teknis maupun administratif.
BAB VIII Waktu dan Lokasi Kegiatan
Adalah informasi mengenai dimana lokasi pendaftaran, waktu, berapa lama, dimana lokasi kegiatan akan berlangsung.
BAB IX Perencanaan Biaya
Perencanaan keuangan untuk biaya operasional secara lengkap dengan sumber-sumber pemasukan dan pengeluaran.
BAB X Plan Of Operation
Disebut pula rencana kerja. Untuk sebagian kegiatan yang agak besar diperlukan suatu plan of operation, yaitu tahapan perencanaan kerja mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan kegiatan dengan waktunya dan kerangka dasar yang sama menurut sistematika yang dianut dan dianggap efektif.
Kerangka tersebut adalah struktur yang merata berbagai komponen berdasarkan peranan dan fungsinya.
BAB XI Penutup
Berisi harapan dan doa akan terlaksananya kegiatan yang diusulkan. Juga berisi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang kan terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung.
BAB XII Lampiran
Digunakan sebagai informasi tambahan yang tidak dimasukan kedalam kerangka. Lampiran ini cukup penting karena lampiran ini merupakan pendukung terlaksananya kegiatan tersebut.
Contoh : Surat Rekomendasi dari pihak Dinas Pendidikan,
Surat Ekspedisi (tanda terima), Surat Perjanjian, Struktur Ekonomi.

LAPORAN KEGIATAN
PENDAHULUAN
Sama halnya dengan proposal, Laporan Kegiatan pun harus mengacu pada teknik penyusunan agar efektif dan efisien.
Pada dasarnya penyusunan laporan kegiatan hampir sama dengan penyusunan proposal. Hanya berbeda dibeberapa bagian. Laporan Kegiatan ini sangat penting artinya bagi orang yang terlibat didalamnya.
FUNGSI LAPORAN KEGIATAN
Seperti halnya Proposal, fungsi dari laporan kegiatan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang terkait, tetapi isinya adalah laporan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan, yaitu gambaran tentang apa yang telah terjadi, dimana, kapan, dan mengapa hal itu terjadi serta siapa yang bertanggung jawab terhadap kejadian-kejadian tersebut.
JENIS LAPORAN
Laporan Administrasi
Disebut pula Laporan Ketatalaksanaan
Adalah suatu alat penyampaian informasi dari seorang petugas/ pejabat kepada pejabat lainnya dalam suatu sistem administrasi.
Tujuan dari Laporan administrasi ini adalah sebagai suatu pertanggungjawaban dari seorang pejabat kepada atasannya sesuai dengan fungsi dan tugas yang dibebankannya.
Sedangkan fungsi dari laporan administrasi ini adalah sebagai pengawasan dari tugas yang dibebankan oleh atas kepada bawahannya.
Dari laporan adminstrasi ini pihak atasan akan menilai tentang pelaksanaan fungsi dan tugas oleh suatu petugas yang bersangkutan. Oleh karena itu, laporan ini haruslah mengandung informasi yang benar, tepat, serta dapat dipertanggungjawabkan oleh pejabat yang ada dalam lingkungan tanggung jawabnya.
Karena itu dalam organisasi yang besar, pimpinan organisasi tidak dapat melakukan pengawasan secara langsung dan terus-menerus terhadap satuan organisasi atau pejabat yang menjadi bawahannya.
Laporan Penilaian
Adalah laporan yang berisikan penilaian baik penilaian terhadap kemajuan, ataupun untuk memperbaiki suatu kegiatan.
Laporan Penelitian
Adalah Laporan yang berisikan hasil penelitian yang dilakukan. Isi dari laporan ini mungkin merupakan penemuan baru tentang suatu hal, cara memperbaiki sesuatu, atau kadang-kadang hanya merupakan gambaran tentang suatu hal atau keadaan atau masalah yang diteliti.

SYARAT LAPORAN YANG BERKUALITAS
Laporan harus memuat informasi yang benar dan objektif.
Objek laporan mungkin saja berbeda-beda, namun bagaimanapun bentuknya, faktor laporan sangat penting. Agar laporan memenuhi fungsinya, maka laporan harus memuat data dan informasi yang benar dan objektif.
Ini berarti bahan data yang dituangkan dalam laporan harus erat hubungannya dengan masalah yang dikemukakan.
Laporan harus cermat dan jelas
Data yang telah dikumpulkan untuk bahan penyusunan laporan mungkin banyak sekali. Untuk itu perlu kemampuan dan ketelitian membuat laporan dalam menentukan mana data yang harus dimasukan untuk bahan penyusunan laporan, dan mana data yang tidak perlu, karena apabila semua dimasukan tanpa diselidiki terlebih dahulu, akan membuat laporan tersebut menjadi kabur.
Laporan harus langsung mengenai sasaran
Perlu diketahui, bahwa penyimpangan laporan dimaksudkan untuk memberi penjelasan tentang hal-hal kegiatan yang telah dan sedang dilakukan. Oleh sebab itu, penyampaian harus tepat, jelas dan benar, sehingga mudah dimengerti.
Oleh karena itu, laporan jangan diuraikan terlalu panjang dan menggunakan kata-kata kiasan yang hanya sekedar untuk memberi kesan bahwa laporan itu hebat.
LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN LAPORAN
Untuk menyusun suatu laporan yang baik, perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
Pengumpulan data
Laporan baik harus didukung oleh adanya data/ keterangan yang kuat dan selaras dengan masalah yang dilaporkan.
Sumber data yang digunakan
Data yang dikumpulkan harus dari sumber yang betul-betul memiliki data.
Alat pengumpul data/ pengolah data
Alat pegumpul data yang digunakan untuk tujuan tersebut hendaknya dipersiapkan secara cermat, sehingga orang yang membuat laporan dapat mempergunakan alat tersebut secara efektif dan efisien. Pengumpulan data harus disesuaikan dengan pengumpulan bukti data tersebut.
Pengolahan data
Data yang diperoleh tidak akan bermanfaat bila tidak diolah. Dalam pengolahan data, pelaporan harus dapat melakukannya secara sederhana maupun secara metode ilmiah bahkan dapat menggunakan komputer.
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Seperti dikatakan diatas, pada dasarnya laporan dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa yang telah terjadi, dimana, kapan, dan mengapa hal itu terjadi serta siap bertanggung jawab terhadap kejadian-kejadian tersebut. Oleh karena itu, secara garis besar (global), laporan harus meliputi :
Pendahuluan
Pendahuluan yang pada umumnya merupakan bab permulaan sebuah laporan yang memuat antara lain :
¨ Perumusan tentang sebuah laporan
¨ Masalah yang diuraikan
¨ Dan bahkan tidak jarang pada sebuah pendahuluan memuat penjelasan tentang istilah yang diperkirakan tidak mudah dipahami oleh pembaca laporan.
Batang Tubuh Laporan
Batang tubuh laporan merupakan isi pokok suatu laporan yang mengandung uraian tentang pelaksanaan suatu kegaiatan.


BAB I Dasar Pemikiran
Isi dari latar belakang dibuatnya laporan kegiatn tersebut.
BAB II Dasar Pelaksanaan
Menguraikan secara tegas point demi point dari yuridis formal, atau dasar hukum yang melandasi kegiatan tersebut, denga urutan makin kebawah makin khusus
BAB III Maksud dan Tujuan
Menguraikan secara singkat dan tegas point demi point dari maksud dan tujuan dari pembuatan laporan tersebut.
BAB IV Tema Kegiatan
Tema kegiatan yang telah dilakukan.
BAB V Sasaran Kegiatan
Sasaran apa yang ingin/ telah dicapai dari kegiatan tersebut.
BAB VI Struktur Kerorganisasian/ Kepanitian
komponen yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.
BAB VII Peserta
Adalah komponen lain yang terlibat, yang dilengkapi dengan persyaratan-persyaratan peserta, baik itu teknis maupun administratif, dilengkapi dengan berapa jumlah peserta yang mengikuti kegiatan, dari mana asalnya dsb.
BAB VIII Waktu dan Lokasi Kegiatan
Adalah informasi mengenai dimana lokasi pendaftaran, waktu, berapa lama, dimana lokasi kegiatan yang telah dilaksanakan berlangsung.
BAB IX Pemenang, Hadiah dan Juri
Isi bagian ini adalah rincian pemenang, hadiah yang didapat juri yang menilai. Bagian ini dapat diadakan bila diperlukan.
BAB X Anggaran Biaya
Dapat pula disebut anggaran keuangan, rincian keuangan atau laporan keungan.
Adanya sejumlah biaya operasional secara lengkap dengan sumber-sumber pemasukan dan pengeluaran, yang harus disertai dengan bukti-bukti konkrit
BAB XI Evolution Of Operation
Disebut pula evaluasi kerja.
Berguna untuk sebagian kegiatan yang agak besar.
BAB XII Penutup
Berisi harapan dan doa serta ucapan terima kasih agar pembuatan laporan kegiatan ini berguna bagi panitia khususnya dan bagi semua pada umumnya.
BAB XIII Lampiran
Fungsinya sama dengan proposal.
Contoh : Surat Rekomendasi dari pihak Dinas Pendidikan,
Surat Ekspedisi (tanda terima), Surat Perjanjian,
Daftar nilai pemenang beserta hadiah yang didapat
Curiculum Vitae dari juru, dsb.

KESEKRETARIATAN DAN BENDAHARA

KESEKRETARIATAN
Korespondensi/ Surat-menyurat
Sifatnya sebagai duta dari organisasi, karena dari surat tercermin mentalitas dan kondisi intern organisasi
Karena itu hati-hati dan teliti dalam membuat surat
Surat-menyurat dibagi :
· Surat-menyurat ekstern : Surat-menyurat organisasi dengan pihak luar.
Periksalah surat yang dibuat berulang-ulang sesuai dengan tata car pembuatan surat.
· Surat-menyurat intern : Komunikasi secara tertulis antara unit dalam organisasi
Tujuan surat intern
· Meminta informasi
· Memberikan informasi
· Memberikan petunjuk baru
· Memberikan petunjuk lama
· Memberikan informasi ke atasan
· Memberi penjelasan
· Memberi undangan pertemuan
Azas surat intern
Korespondensi intern yang berlebihan harus dicegah untuk menghindari penghamburan :
· Biaya · Waktu
· Tenaga · Alat perbekalan




Teknik Surat
Tiap organisasi harus mempunyai teknik surat sendiri
· Bentuk · Jenis kertas
· Letak alamat · Ukuran
· Warna kertas · Letak nomor
· Bunyi kepala surat
Redaksi surat, bersyarat
Singkat, tepat dan tidak kasar
Sopan, Corect tetapi tetap ramah
Tegas dan jelas namun sopan
Mottonya adalah EMERSON = Hidup kita memang singkat akan tetapi buatlah waktu untuk kesopanan.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia/ asing yang baik dan sopan.
Jenis Surat
Bentuk Block Style
Ciri-ciri :
Penulisan dimulai dari pasak garis pinggir kiri.
Kecuali tanggal, hormat kami dimulai dari garis skala
Elite = 50
Pica = 45
Amplop ditulis daalm spasi 1½ pas ditengah amplop, jika lebih dari 3 baris ditulis dalam 1 spasi.
Bentuk Full Block Style/ America Style
Ciri-ciri
Penulisan dimulai dari pasak garis pinggir kiri.
Penutup (hormat kami) disebelah kiri, termasuk tanggal, saalm penutup, nama pengirim dan surat ditujukan kepada ….
Amplop ditulis daalm spasi 1½ atau 2 pas ditengah-tengah amplop, jika lebih dari 3 baris ditulis dalam 1 spasi.
Bentuk Indented Style
Ciri-ciri :
Penulisan dimulai dari pasak garis pinggir kiri.
Tempat dan tanggal, hormat kami dimulai dari garis skala
Elite = 50 dan Pica = 45
Untuk alamat masuk 5 ketukan dari pasak kiri
Untuk kota/ tempat tujuan masuk 10 ketukan dari garis pasak kiri.
Setiap alinea masuk 5 ketukan dan jarak tetap 1 atau 2 spasi untuk pergantian alinea.
Amplop ditulis daalm spasi 1½ atau 2 pas ditengah-tengah amplop, jika lebih dari 3 baris ditulis dalam 1 spasi.
Bentuk Resmi/ Official Style
Jarak spasi 1 ½ atau 2
Dari pasak kiri :
Elite = 50 dan Pica = 45
Amplop pad titik tengahnya bentuknya seperti amplop surat bentuk full block style, hanya tujuan tempat 5 ketukan.
Cara Penulisan nomor surat

No.
Surat
Keluar Fungsi
Surat Nama
Kegiatan Nama
Organisasi Bulan dalam Angka Romawi Tahun Surat dikeluarkan
Misal : 01/E/LPBB 96/PKB/1996
Kearsipan
Disebut pula Dokumentasi
Adalah kumpulan dari warkat-warkat yang dikumpulkan secara sistematis, karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali dalam mencari surat.
Warkat = Kumpulan dari stofmap-stofmap yang dikelompokan dalam suatu box warkat dan setiap warkat diberi identitas, index dan penjelasan.
Contoh : Warkat A : Laporan Keuangan
Warkat B : Laporan Pertanggungjawaban

SEKRETARIS
Definisi
Dari bahasa Belanda : Secretaris
Inggris : Sekretary
Latin : Secretrum = rahasia
Secara singkat = orang yang dapat menyimpan rahasia.
Saat ini : - Sekretaris (pria)
- Sekretaresse (perempuan)
Jenis Sekretaris
Jenis sekretaris secara umum adalah :
Sekretaris organisasi/ Bussiness secretary
Orang kedua sesudah ketua/ pejabat kunci dan sentral
Sekretaris pribadi/ Private secretary
Khusus melayani bos/ ketua
Staff Kesekretariatan
Syarat Sekretaris
Menurut Prof. Dr. Pajudi Atmosudrjo
Kepribadian
· Ramah/ Blater · Jujur
· Berintunisi cukup luas ·Tanggap terhadap sesuatu
· Suka bekerja sama · Sopan tapi tegas
· Dapat menyesuaikan diri · Simpatik
· Corrective/ dapat mengkoreksi
· Bersikap psikologi terhadap orang lain
Syarat pengetahuan umum
Syarat pengetahuan khusus
· Ilmu Keorganisasian dan management
· Ilmu kepemimpinan
· Ilmu pertemuan dan diskusi
Syarat-syarat skill dan teknik kesekretariatan
· Mengetik · Organisasi dan Metoda
· Dasar tata buku · Korespodensi dan kearsipan
Syarat Praktek
Tugas Sekretaris
Menerima dikte
Menyelenggarakan arsip
Membaca dan menyortir surat
Membuat daftar perjanjian/ atsprak
Menggunakan mesin hitung
Mengatur korespodensi
Mengolah bahan-bahan data dan menyusun laporan
Menyelenggarakan daftar-daftar dan statistik terbatas
Mengatur organisasi
Menerima tamu organisasi
Mempersiapkan bahan untuk publikasi/ penerangan
Mengatur pembelian barang keperluan kantor
Perantara antara pemimpin dan bawahan
Menyusun teks pidato pimpinan
Menatur rapat (agenda) dan membuat notulen rapat

KEBENDAHARAAN
Tugas Bendahara/ kebendaharaan
· Mengadakan pembukuan uang masuk dan keluar
· Membuat jurnal pembukuan
· Mendata anggota organisasi
· Bertanggung jawab kepada ketua
Seorang bendahara, harus :
· Jujur, teliti, korektif, dan hati-hati
· Dapat menggunakan alat bantu hitung
· Mengetahui ilmu organisasi dan kepemimpinan
· Tanggap akan keuangan organisasi
· Bertanggung jawab sepenuhnya atas keuangan anggota atau organisasi
· Membuat rancangan keuangan
Pembukuan suatu perkumpulan terdiri dari ;
Daftar anggota
Pembukuan uang pangkal
Pembukuan iuran anggota
Pembukuan keuangan
Pembukuan perbelanjaan
Pembukuan invetaris.

Daftar Anggota
Nama perkumpulan : …………………………..
Nama Buku : ………………………….

No. Nama Alamat Umur Pekerjaan Tgl
masuk Tgl
Keluar Tanda tangan
Pembukuan Uang Pangkal
Nama perkumpulan : …………………………..
Nama Buku : ………………………….

Tgl Nama Alamat Umur Pekerjaan Besarnya




Pembukuan Iuran Anggota
Nama perkumpulan : …………………………..
Nama Buku : ………………………….

Keterangan
IT = Iuaran tetap yaitu iuran yang harus dibayar yang harus dibayar anggota setiap bulannya.
II = Iuaran isedential yaitu aturan yang dipungut sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan organisasi
Misal : Sumbangan pembangunan sekreatriat, dsb.
Pembukuan keuangan
Buku kas/ keuangan berbentuk scronto/ sebelah menyebelah yang terdiri atas :
Sebelah debet/ kiri, untuk mencatat
· Saldo periode atau
· Semua penerimaan
Sebelah kredit/ kanan, untuk mencatat
· saldo periode yang bersangkutan
· semua pengeluaran


























RETORIKA (TEKNIK PIDATO)

PENDAHULUAN
Pengertian
Retorika dalam arti bahasa Indonesia sama dengan pidato, sedangkan oarang yang melakukan pekerjaan tersebut disebut retor atau orator.
Dalam ilmu komunikasi penulisan sebuah teks pidato merupakan retorika, sehingga kita dapat simpulkan bahwa pidato atau retorika mempunyai dua arti yaitu :
Arti sempit = Retorika adalan seni berbicara didepan umum atau berkomunikasi.
Arti luas = Tidak hanya merupakan seni berbicara tetapi juga seni menulis.
Sejarah
Retorika dipelajari pada abad ke 5 sebelum masehi, teaptnya ketika muncul guru retoriks yang pertama, yaitu Georgias ( 480-730 SM) yang berkebangsaan Yunani dari kaum Sofis sehingga yang daiajarkan disebutkan aliran Sofisme.
Selain bagian dari ilmu komunikasi, retorika juga merupakan bagian dari ilmu jiwa yang disebut dengan Scientific Rethorics.
BERBICARA DALAM PIDATO
Vokal
Vokal disini tidak boleh suara yang pecah namun merupakan suatu bunyi vokal yang bulat vokal yang diucapkan harus jelas dan keras dan tidak mengguman.
Teknis Bicara
Melaukan pidato menggunakan teks naskah ataupun tidak (disebut Ad. Lib/ Ad. Libitum atau Impromptu)
Adapun cara mana yang dipakai tergantung pada :
situasi
sifat pertemuan
pesan yang disampaikan
hadirin yang dihadapi
Keempat faktor ini saling berkaitan kuat dan tidak dapat dipisahkan
Perhatian Keppada jumlah Audien
Audien yang jumlahnya banyak mempunyai sifat emosional, artinya bila satu orang terpengaruh oleh retor maka yang lainnya pun segera terpengaruh dengan cepat.
Audien yang jumlahnya sedikit mempunyai sifat yang rasional, artinya lebih mementingkan isi materi.
Hal-hal yang harus diperhatikan sewaktu berbicara :
Lakukan dengan gaya originil
Lakukan sifat yang sederajat dan tidak menggurui
Lakukan dengan nada naik turun (tidak monoton)
Lakukan dengan mengatur tempo bicara
Lakukan dengan memberi tekanan pada kalimat-kalimat tertentu
Tetap memelihara kontak pribadi dengan audien dengan kedua belah pihak saling menatap
Lakukan pidato dengan wajah yang cerah
SIKAP PADA SAAT PIDATO
Sikap berdiri
Sikap berdiri yang kurang baik, adalah :
Berdiri dengan kaki sebelah
Berdiri dengan kaki yang terlalu rapat
Berdiri dengan kaki yang terlalu terbuka
Berdiri loyo ataupun kaku
Berdiri dengan kurang seimbang
Bersandar pada mimbar
Menggoyang-goyangkan badan yang tidak perlu
Berdiri dengan tidak tenang
Berdiri dengan terlalu santai atau rileks.
Mimik Wajah
Mimik wajah yang kuarng baik adalah :
Tertawa yang dibuat-buat
Dahi yang selalu berkerut
Tersenyum terus-menerus
Tersenyum tetapi tidak ada yang lucu
Muka selalu masam
Sikap gugup
Gerakan badan/ anggota badan
Gerak yang kurang baik adalah :
Selalu menggerakan bagian-bagian tertentu
Gerakan yang canggung
Kaku dan gerakan mekanis berdiri terpaku
Menggaruk-garuk telinga
Merogoh-rogoh saku
Memainkan pensil atau pulpen
Berbicara dengan melihat catatan terus-menerus
Terlalu banyak melangkah atau berjalan
PENAMPILAN
Persiapan sebelum pidato
bercakap-cakap dengan orang sekitar untuk menghilangkan rasa gugup
Pusatkan pikiran pada tata cara pidato
Sebelum Pidato
Memperhatikan pakaian
Sikap simpatik
Sikap tenang
Sikap hormat
Saat pidato
Percaya pada diri sendiri
Sikap tenang
Menghirup nafas panjang sebelum mulai berpidatotetapi tidak boleh terlihat oleh audien
Tataplah audien pada bagian atas matanya
Sesudah Pidato
Mengucapkan salam akhir
Turun dari mimbar dengansikap tenang dan tertib
Wajah cerah dengan sunggingan senyum
Memberi hormat
MEMBERI PIDATO
Dalam pidato materi adalah bagian yang sangat penting, oleh karena itu dalam penyusunan pidato harus benar-benar memperhatikan dengan seksama, karena akan mempengaruhi orator dalam membawakan pidatonya.
Didalam menyusun materi harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Pendahuluan/ Exoredium
Yang ditampilkan agar materi menarik
kemukakan kutipan atau pendapat seorang tokoh
Ajukan pertanyaan yang menggugah audien
Sajikan ilustrasi spesifik/ khusus
Memberikan fakta yang mengejutkan
Sajikan hal yang menyangkut rasa manusiawi
Jangan awali pidato dengan
· Kata Maaf
· Lelucon
Fungsi dari bagian ini adalah :
· Menyiapkan mental orator (mental Preapration)
· Untuk membangkitkan perhatian (Attention-Arosing)
Pokok Pembahasan/ Protesis
Bahaslah materi yaitu latar belakang masalah
Bahaslah semenarik mungkin
Bahaslah sekomunikatif mungkin
Pergunakanlah bahasa yang jelas dan dapat dimengerti
Bagian Perut “Argument” Alasan
Pada pokoknya isi dari bagian ini adalah mendukung hal-hal yang diuraikan pada bagian protesis.
Fungsinya adalah untuk menetralisir/ menjernihkan pendapat yang menentang pendapat orator.
Bagian Ekor “Conclusio” kesimpulan
Kesimpulan merupakan
Bagian akhir dari materi pidato.
Bukan mrupakan rangkuman ikhtisar dan bagian protesis dan argumentasi teatpi merupakan bagian penegasan.
Bagian untuk membenarkan sesuatu hal menurut orator.
Syarat dari bagian ini adalah
Haruslah singkat dan sederhana
Merupakan kesan yang mengesankan
Yang harus dihindarkan dari pembahasan bagian ini
Jangan mengemukakan fakta-fakta baru.
Jangan menggunakan kata-kata mubajir, tidak fungsional.
Jangan mengemukan hal yang dapat menimbulkan antiklimaks pada materi orator sendiri.
Sebuah materi yang termasuk menarik adalah bila :
Menyangkut kepentingan audiens/komunikan
Masalah yang masih hangat dibicarakan orang atau masalah yang telah begitu lama namun masih menarik, untuk diangkat kepermukaan atau disajikan kembali.














TEKNIK RAPAT DAN TEKNIK PERSIDANGAN

PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial, dan hal ini sudah kita pahami bersama dan dalam hal ini terjadi suatu proses yang disebut interaksi sosial.
Syarat interksi sosial
Adanya Kontak sosial (Social contact)
Kontak sosial ini dapat berbentuk :
Cooperation/ kerjasama
Competition/ persaingan
Conflict/ pertentangan, pertikaian
Hal ini terjadi oleh karena manusia mempunyai cita-cita (harapan, kemauan, kehendak) yang berbeda satu sama lainnya.
Yang bila terkendalikan akan terjadi competition dan selebihnya akan menjadi conflict, walupun begitu ada manusia yang mempunyai cita-cita, harapan, kemauan yang sama, akan bersatu membentuk cooperation.
Adanya Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses interaksi sosial, yaitu proses pertukaran penyampaian gagasan, ide, pikiran, dsb atar manusia lewat suatu sistem lambang yang dimengerti bersama.
Komunikasi mempunyai komponen :
komunikator, sourch communication
Manusia yang memberikan ide, gagasan, pikiran, dsb.
Komunikan, audien, penerima, comunicator recive
Manusia yang memberi ide, gagasan, pikiran, dsb.
Misi, pesan, ide, pikiran,dsb
Ide, gagasan, pikiran yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan/ penerima.


Channel, media transmitter, wahana, media.
Perlengkapan untuk terjadi komunikasi/pendukung komunikasi.
Misal : Bahasa, papan tulis, OHV.
Jenis komunikasi terdiri dari
Komunikasi dua arah
Ialah apabila terjadi komunikasi antar komunikator dengan komunikan timbal balik (misal : diskusi dll).
Komunikasi dua arah
Komunikasi yang terjadi hanya secara satu arah antar komunikator dengan komunikan.
Biasanya komunikator menyampaikan ide, gagasan, pendapat kepada komunikan.
Komunikasi dapat dibagi menjadi
komunikasi positif, yaitu :
Komunikasi yang dapat tanggapan baik oleh komunikator/ komunikan akan misi, pikiran, ide yang disampaikan.
Komunikasi negatif, yaitu :
Komunikasi yang tidak mendapatkan kata sepakat antara komunikator dan komunikan akan misi yang disampaikan. Misal ditentang, dikritik dsb.
Komunikasi pasif, yaitu :
Suatu komunikasi dimana sama sekali tidak ada tantangan atau berdiam diri atau tidak memberikan respon akan misi yang dibawa atau disampaikan komunikator.
Komunikasi aktif, yaitu :
Suatu komunikasi yang mendapatkan respon, terlebih-lebih bila berlangsung secara dua arah, maka akan keluar hasil keputusan/ sikap bersama yang disetujui bersama yang disebut Masage Comunique (kesempatan, pesan, amanat, pernyataan)
Jadi dengan komunikasi yang baik diharapkan dapat mencegah persaingan yang tidak sehat dan konflik. Komunikasi sangat berperan dalam proses diskusi, rapat, persidangan, disamping teknik-teknik diskusi, persidangan/ rapat itu sendiri.
JENIS PERTEMUAN
Kita mengenal jenis pertemuan untuk menyatukan berbagai pendapat atau ide, pikiran antara lain :
Diskusi
Buzz Group
· Pertemuan yang membahas masalah yang mudah atau yang sudah diketahui oleh peserta.
· Jumlah peserta kecil 2-3 orang
· Waktu terbatas, pembicaraan tidak bergiliran
· Tidak ada ketua dan notulis
Diskusi Kelompok
· Masalah agak lebih sukar dari Buzz Group
· Jumlah peserta agak besar 8-10 orang
· Waktu terbatas
· Tidak ada Ketua dan notulis
Role Playing
· Suatu usaha untuk mengetahui watak seseorang dan mengetahui permasalahan yang dihadapi.
· Tidak melakukan latihan
· Peserta ditunjuk seketika dengan diberi penjelasan seperlunya.
· Metode latihan untuk mengenali watak seseorang
· Penonton menilai watak pemain dan kesimpulan dari permasalahan.


Dramatisasi
· Peserta dipilih dan dipersiapkan terlebih dahulu
· Berfungsi untuk mengetahui permasalahan
· Metode praktiknya untuk memerankan watak seseorang dari seseorang.
Kedua jenis pertemuan Role Playing dan Darmatisasi merupakan permainan yang membahayakan, bila si pemain tidak pandai mengendalikan emosinya, oleh karenanya peserta diharapkan cukup dewasa untuk mengendalikan emosinya.
Diskusi Planel

Seminar
Pembahasan mengenai sesuatu yang bersifat ilmiah dengan titik permasalahannya dipusatkan lain pad topik-topik yang lain.
Simposium

Loka karya

Konferensi

Rapat

Komponen Rapat, Diskusi, Persidangan
Ketua Umum, Ketua I, Ketua II, Ketua Rapat
Tugasnya, antara lain
Sampaikan pembukaan/ pengantar dalam pembukaan tentang persoalan yang akan dibahas pada peserta.
Mempersiapkan anggota membahas persoalan.
Mengenal tipe-tipe manusia dari peserta pertemuan agar lebih bijaksana dalam pemimpin pertemuan.
Memperhatikan waktu denga n baik.
Memperhatikan dengan seksama dan bijaksana dari pembicaraan, pertanyaan, komentar agar tetap mengarah pada pokok pembicaraan, tidak simpang siur.
Dapat memindahkan pertanyaan, komentar lain kepada peserta sehingga terjadi penyatuan arah berpikir.
Menjelaskan pertanyaan berbelit-belit dan abstrak.
Menghindarkan pembicaraan secara serentak dan kontak langsung antar peserta tanpa koordinasi pimpinan.
Ratakan pendapat
Berusaha mengerti kata-kata dibalik pembicaraan.
Menumbuhkan keakraban diantara peserta.
Jangan memaksakan kehendak sendiri, jangan bicara berlebihan, tidak membuat masalah menjadi rumit, jangan memberi saran jika tidak diperlukan.
Memimpin jalannya pertemuan.
Mengumpulkan dan menyimpulkan hasil rapat.
Bakat dan sifat kepribadian Pemimpin (ketua)
Mempunyai persiapan mental yang teguh.
Mempunyai perasaan yang cepat tanggap
Kelancaran dalam menggunakan bahasa
Mempunyai sifat keadilan.
Bijaksana
Tenang dan pandai menhan diri, sabar
Ramah dan sopan, bersifat humor
Mempunyai perhatian tinggi, bersifat terbuka
Juru bicara/ Pelapor komisi
Mempunyai bakat dan sifat memimpin
Mengetahui benar masalah yang dibicarakan
Dapat menjelaskan sejelas-jelasnya
Berbicara dengan memperhatikan
Teknik pidato yang baik dan benar
Pemimpin sidang
Ketua dan anggota komisi
Siap menjawab secara diplomatis setiap pertanyaan atau sanggahan
Menguasai ilmu pidato yang baik dan benar
CARA MEMIMPIN SIDANG

Mengapa harus dipelajari ?
Memimpin sidang dapat diperumpamakan seperti seseorang yang dipercaya memegang kemudi dengan membawa penumpang yang belum dapat dipastikan mempunyai kemauan yang sama.
Mengahdapi anggota-anggota yang berbeda-beda kemauan dan pendapatnya, pemimpin sidang harus dapat bertindak bijaksana dan daapt mengambil langkah-langkah sistematis, terarah dengan cara yang cukup yang memikat dan praktis sehingga dapat diterima oleh semua pihak.
Berhasil atau tidaknya seseorang memimpin sidang buka hanya tergantung pada nasib semata-mata, tetapi dapat dipelajari karena kemampuan memimpin sidang merupakan keterampilan tersendiri.
Pemimpin Sidang
Adalah seseorang yang secara formal diserahi tugas untuk mengatur, mengarahkan, membimbing, serta menjaga kelanacaran jalannya sidang.
Adalah penaggungjawab utama berhasil atau tidaknya persidangan tersebut.
Tugas Pokok Pemimpin Sidang
Menjaga kelancaran jalannya persidangan
Mengarahkan jalannya persidangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menampung dan menyalurkan kemauan dan pendapat peserta sidang.
Membuat kesimpulan-kesimpulan sementara ataupun resume hasil pembiacaraan dan memuat perumusan-perumusan yang dapt diterima oleh semua pihak.




Langkah-langkah memimpin sidang
Berhasilnya seseorang memimpin sidang akan ditentukan oleh persiapan-persiapan yang dilakukan sebelumnya.
Yang dimaksud dengan persiapan dalam hali ini meliputi :
Persiapan pribadi sebagai pemimpin sidang
Siap dengan bahan-bahan untuk mengantarkan pembicaraan ataupun pengarahan.
Mempunyai gambaran yang jelas mengenai sasaran atau out put yang akan dicapai.
Sipa menghadapi kemungkinan-kemungkinan perbedaan dan alternatif-alternatif pemecahan.
Persiapan menghadapi audienco
Komunikasi yang baik dengan peserta merupakan salah satu kunci berhasilnya seseorang pemimpin sidang. Sehubungan denga hal itu sangat perlu seseorang yang memimpin sidang mengenal pribadi-pribadi peserta sidang sebelum dimulainya persidangan, akan lebih baik lagi apabila dapat diciptakan hubungan yang relaks dan akrab sebelum dimulainya persidangan.
Cara-cara memimpin sidang
Beberapa hal ini perlu diperhatikan agar lebih terjamin akan berhasilnya memimpin sidang, yaitu :
Pemimpin sidang perlu memperhatikan tata cara sopan santun protokoler yang berlaku didaerah tersebut.
Pengantar kata atau pengarahan (kalau diperlukan) hendaknya disampaikan secara singkat tapi cukup jelas.
Perlu diciptakan sikap objektif dan sikap terbuka terhadap orang .lain.
Harus dapat meredakan ketegangan-ketegangan yang mungkin timbul dengan cara persuasif, serta dapat diterima oleh semua pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar